Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Karakter kyai dan Karismatiknya
2 September 2024 17:52 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Hasby Cholili tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Stigma masyarakat bahwa seorang kyai adalah seorang yang memiliki ilmu yang luas telah menjadi sebuah kesimpulan yang keliru di tengah masyarakat. Bahkan, beberapa orang tua mempercayakan Pendidikan anaknya berpegangan dengan stigma tersebut. Padahal, kalau kita cermati, apakah seorang kyai terlibat dengan sistem pembelajaran pada suatu pesantren? Apakah kyai turun secara langsung pada semua kegiatan pembelajaran yang ada?
ADVERTISEMENT
Dr. Hiroko Horikoshi, Peneliti Antropologi asal jepang, dalam bukunya “Kyai dan Perubahan Sosial” keheranan ketika meneliti suatu pesantren di desa cipari. Ia mengaku keheranan ketika menjumpai bahwa dalam praktik pesantren bukan seorang kyai yang memiliki kuantitas waktu pembelajaran terbanyak, melainkan itu adalah seorang ustad. Aneh rasanya jika membayangkan seorang kyai yang memiliki ilmu yang luas nan dalam, bukan menjadi sumber utama santri dalam proses penyerapan ilmunya.
Perbedaan kyai dan ustad
Fakta fakta itu dapat menjadi petunjuk bahwa ada perbedaan besar antara istilah kyai dan ustad. Pada awalnya, istilah ustad lebih sering digunakan sebagai istilah guru agama ataupun guru yang mengajar di suatu pesantren. Namun, seiring dengan berjalannya zaman, istilah itu mengalami pelebaran makna dan digunakan sebagai seorang penceramah perihal keagamaan. Acapkali istilah ustad digunakan ditunjukkan kepada orang yang dekat dengan orang bergelar ustad, seperti asistennya. Sedangkan, istilah Kyai lebih memiliki pendekatan makna yang unik. Seorang bisa bergelar Kyai apabila telah memiliki kapabilitas ilmu dan charisma yang dirasa cukup sehingga diakui oleh masyarakat. Maka tak peduli betapa pintar dan baik akhlak seseorang, jika tak diakui dan diberikan masyarakat, maka dia belum bisa menjadi seorang Kyai.
ADVERTISEMENT
Dengan syarat itu, kerapkali para santri yang memiliki impian menjadi Kyai kebingungan tentang apa yang harus Ia lakukan agar diakui oleh masyarakat. Dinamika Sosial yang berbeda beda di setiap daerah Indonesia benar benar menjadi medan tempur yang sangat asing dan rancu. Lalu, ketika mereka lulus dari jenjang pesantren dan mulai menapaki dunia kampus, mereka tercengang dan terkejut melihat betapa pragmatisnya sistem perkuliahan di zaman sekarang. Dengan demikian, Semua hambatan itu sukses membuat para santri membuang impiannya.
Karakter kyai
Faktor seorang Kyai diakui dalam suatu tatanan masyarakat itu ternyata bermula dari sikap dan karakter. Tugas Kyai dalam tatanan sosial bukan lagi sebatas permasalahan agama, tetapi termasuk pula segala keluhan sosial dan permasalahan pribadi masyarakat. Kyai diharapkan bisa memberikan jawaban serta nasihat untuk menjawab kegelisahan yang ada dalam hati masyarakat. Kematangan Kyai dalam menyikapi adalah kunci yang harus bisa diselesaikan jika seseorang yang ingin menjadi Kyai. Mau bagaimanapun, sangat tidak mungkin seseorang yang menerima keluhan tapi memiliki karakter menye menye dan kekanak – kanakan.
ADVERTISEMENT
Mempunyai ilmu yang luas nan dalam agaknya dapat dibilang keliru setelah pembahasan diatas. Tanggung jawab yang besar dalam menjawab permasalahan yang diiringi dengan kesabaran itulah yang dapat membuat seseorang dapat menjadi Kyai. Jika nasihat Kyai dapat diterima dan dijalankan setulus hati oleh masyarakat, maka itu yang menjadi penilaian individu masyarakat untuk mengakui bahwa seseorang itu Kyai. Berangkat dari konklusi itu, bisa kita tahu bahwa karakterlah yang lebih mempengaruhi seseorang dapat disebut Kyai. Pengaruh yang besar di hadapan masyarakat itu bukan berasal dari seberapa besar kontribusi Kyai, tetapi itu bermula dari sikap.
Sifat Karismatik kyai
Dari sekian banyak orang yang memiliki akhlak terpuji dan karismatik, mengapa seorang Kyai yang terpilih dihadapan masyarakat? Dr. Hiroko Horikoshi berpendapat bahwa karakter yang menjadi ciri khas seorang Kyai adalah sifatnya yang dapat mengungguli individu lain dan membuat masyarakat mengikuti pengaruhnya. Maka ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu kemampuan Kyai untuk menjadi unggul dan masyarakat yang terima atas pengaruh dari sifat unggul Kyai. Beliau juga berpendapat bahwa memahami yang dirasakan masyarakat adalah Langkah lanjutan bagi seorang Kyai dalam menjaga eksistensinya.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, penulis memiliki pendapat yang sedikit berbeda. Memahami dan memberikan jawaban kepada masyarakat terkadang belum tentu membuat seseorang mengakui “keunggulan seorang Kyai”. Maka penulis lebih setuju jika seorang Kyai harus bisa mengubah persepsi masyarakat atas apa yang selama ini mereka percaya. Bahkan, dalam hal kecil dan remeh sekalipun.
Di jawa barat, ada sebuah pesantren yang telah berdiri lama di tengah masyarakat. Setiap malam minggu, pesantren itu selalu menyanyikan bait solawat burdah Bersama Kyai menggunakan sebuah gitar. Bahkan, dalam acara itu, para santri diperbolehkan untuk menyanyi selepas pembacaan solawat burdah. Hal ini sukses mengubah persepsi keliru masyarakat atas alat musik dan musik itu sendiri. Kini mereka percaya bahwa musik bukanlah suatu hal yang bisa menghancurkan ibadah seseorang, tetapi Ia bisa menjadi pendukung dalam menjalankannya.
ADVERTISEMENT
Sifat karismatik Kyai itu bukan lagi tentang betapa banyak yang telah ia miliki. Namun, lebih banyak berbicara tentang apa yang Ia beri dan bagaimana Ia dapat menyampaikan itu dengan semudah mungkin. Betapa banyak orang yang memiliki ilmu yang luas, tapi mereka tidak bisa membagikannya karena tidak terbiasa dalam mengajar. Maka poin utama seorang Kyai adalah rasa tentram dan nyaman karena penyampaiannya selalu dibungkus dengan tata bahasa yang mudah dan dapat dipahami. Menjadi Kyai bukan perkara ilmu yang tinggi, tetapi semua bermula dari cara menghargai.