Konten dari Pengguna

Ancaman Sosial di Balik Kemajuan Digital

Hasdi Putra
Dosen Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas, Anggota Dewan Pakar Smart City
7 Juli 2024 18:39 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hasdi Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Digitalisasi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi. Sementara teknologi digital menawarkan berbagai manfaat, sisi gelap dari era digital juga mengintai di sekitar kita, bahkan di dalam rumah kita sendiri. Dengan semakin terhubungnya kehidupan kita dengan internet, berbagai bentuk serangan digital seperti judi online, kecanduan game online, pornografi, dan cyberbullying telah menciptakan tantangan sosial yang serius yang perlu diatasi dengan segera.
Ilustrasi Ancaman di Balik Kemajuan Digital. Foto: Freepik

Judi Online: Ancaman Finansial dan Psikologis

ADVERTISEMENT
Judi online telah menjadi masalah yang kian meresahkan. Dengan akses mudah dan anonimitas yang diberikan oleh internet, banyak individu terjebak dalam kebiasaan berjudi yang merusak. Menurut data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus kecanduan judi di Indonesia meningkat sekitar 20% dalam tiga tahun terakhir. Kecanduan judi online tidak hanya berdampak pada kesehatan mental tetapi juga membawa kerugian finansial yang signifikan.
Kehilangan finansial akibat judi online sering kali besar dan dapat menghancurkan kehidupan seseorang. Banyak yang menghabiskan tabungan mereka, mengambil pinjaman besar, dan akhirnya terjebak dalam utang. Pada tahun 2023, kerugian finansial akibat judi online di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 10 triliun. Dampaknya tidak hanya pada individu, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT

Kecanduan Game Online: Dampak pada Generasi Muda

Kecanduan game online merupakan masalah serius yang terutama mempengaruhi anak-anak dan remaja. Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan bahwa sekitar 40% remaja di Indonesia menghabiskan lebih dari tiga jam sehari untuk bermain game online. Kecanduan ini dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk kurang tidur, penurunan prestasi akademik, dan kurangnya aktivitas fisik.
Selain itu, banyak game online mengandung konten kekerasan yang bisa mempengaruhi perilaku anak-anak dan remaja. Studi dari Universitas Indonesia pada tahun 2022 menemukan bahwa remaja yang sering bermain game kekerasan memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menunjukkan perilaku agresif. Ini adalah ancaman serius yang perlu ditangani dengan pendekatan yang komprehensif.

Pornografi: Gangguan Seksual dan Hubungan Sosial

Akses mudah ke konten pornografi menjadi salah satu efek negatif dari digitalisasi. Kecanduan pornografi dapat mengganggu kehidupan seksual dan hubungan romantis seseorang. Menurut data dari Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), 30% dari remaja yang mengakses internet di Indonesia pernah melihat konten pornografi.
ADVERTISEMENT
Pornografi juga bisa merusak hubungan romantis dengan menciptakan harapan yang tidak realistis tentang seks dan hubungan. Ini dapat menyebabkan ketidakpuasan, penurunan intimasi, dan bahkan perpecahan dalam hubungan. Selain itu, produksi dan distribusi konten pornografi sering kali melibatkan eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia, menambah kompleksitas masalah ini.

Cyberbullying: Ancaman Baru di Era Digital

Cyberbullying adalah bentuk baru dari bullying yang muncul seiring dengan berkembangnya teknologi digital. Anonimitas dan jangkauan luas dari internet memungkinkan pelaku bullying untuk melecehkan dan menyakiti orang lain secara online. Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menunjukkan bahwa 25% dari siswa sekolah di Indonesia pernah mengalami cyberbullying. Trauma emosional yang diakibatkan oleh cyberbullying bisa sangat parah dan berdampak jangka panjang pada korban.
ADVERTISEMENT

Penyebaran Berita Palsu: Pengaruh Negatif pada Masyarakat

Digitalisasi juga memfasilitasi penyebaran cepat berita palsu (hoax). Konsumsi informasi yang tidak akurat dapat mempengaruhi persepsi masyarakat, menciptakan kepanikan, dan memecah belah komunitas. Pada tahun 2023, Kementerian Komunikasi dan Informatika melaporkan lebih dari 800 kasus penyebaran berita palsu yang berhasil diidentifikasi. Ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman informasi yang tidak akurat di era digital.

Solusi dan Tindakan Pencegahan

Untuk mengatasi efek negatif digitalisasi, diperlukan pendekatan yang menyeluruh dan terkoordinasi. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
ADVERTISEMENT

Penutup

Meskipun digitalisasi membawa banyak keuntungan, efek negatifnya pada aspek sosial tidak bisa diabaikan. Judi online, kecanduan game online, pornografi, dan cyberbullying adalah beberapa tantangan yang perlu diatasi segera. Dengan pendekatan yang komprehensif dan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kita dapat mengelola dampak negatif digitalisasi dan memastikan bahwa kemajuan teknologi membawa manfaat maksimal bagi semua. Pendidikan, regulasi, dukungan psikologis, dan pengembangan keterampilan interpersonal adalah langkah-langkah kunci yang dapat diambil untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan sehat.
Menanggulangi tantangan ini tidaklah mudah, tetapi dengan upaya bersama, kita dapat membangun dunia digital yang lebih positif dan bermanfaat bagi semua pihak. Mari kita jadikan digitalisasi sebagai alat untuk memajukan kehidupan, bukan sebagai ancaman yang menghancurkan nilai-nilai sosial yang telah kita bangun.
ADVERTISEMENT