Konten dari Pengguna

Blockchain dan Cryptocurrency: Revolusi Keuangan yang Tak Terelakkan

Hasdi Putra
Dosen Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas, Anggota Dewan Pakar Smart City
27 September 2024 15:28 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hasdi Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cryptocurrency. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cryptocurrency. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Dalam dekade terakhir, dunia keuangan telah mengalami transformasi besar-besaran berkat kemajuan teknologi. Salah satu inovasi paling revolusioner adalah kehadiran blockchain dan cryptocurrency. Blockchain, yang pada awalnya muncul sebagai teknologi dasar di balik Bitcoin, kini telah berkembang menjadi fenomena global yang memengaruhi berbagai sektor, dari keuangan hingga logistik, kesehatan, dan pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, cryptocurrency telah menjadi salah satu topik paling hangat dalam diskusi tentang masa depan uang. Namun, sejauh mana kita memahami dampak sebenarnya dari revolusi ini terhadap sistem keuangan global?

Apa itu Blockchain?

Blockchain adalah teknologi desentralisasi yang mencatat setiap transaksi di jaringan yang terbuka dan aman. Setiap blok transaksi yang tercatat di dalamnya terhubung dengan blok lainnya, membentuk rantai data yang transparan dan tahan terhadap modifikasi. Salah satu keuntungan utama blockchain adalah keamanannya, karena teknologi ini didesain sedemikian rupa sehingga hampir mustahil bagi pihak ketiga untuk memanipulasi data tanpa sepengetahuan jaringan.
Penggunaan blockchain tidak hanya terbatas pada cryptocurrency. Berbagai sektor mulai memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi. Misalnya, di Indonesia, blockchain telah diimplementasikan dalam sistem logistik untuk melacak rantai pasokan, serta dalam industri kesehatan untuk mengelola data pasien secara aman. Sebagai contoh, pada tahun 2023, sektor logistik di Indonesia memanfaatkan blockchain untuk mengurangi waktu pengiriman barang sebesar 20%, sebagaimana dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dengan efisiensi yang lebih baik, industri ini mampu memangkas biaya operasional hingga miliaran rupiah.
Ilustrasi grafik pasar saham kripto. Foto: Shutterstock

Cryptocurrency: Uang Digital yang Mengguncang Dunia

Cryptocurrency, yang dipopulerkan oleh Bitcoin, adalah mata uang digital yang menggunakan teknologi blockchain untuk memfasilitasi transaksi yang aman dan tanpa perlu perantara, seperti bank. Bitcoin pertama kali muncul pada tahun 2009, dan sejak saat itu, ribuan jenis cryptocurrency baru telah bermunculan, termasuk Ethereum, Ripple, dan Litecoin.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, kapitalisasi pasar cryptocurrency terus meningkat. Pada tahun 2021, kapitalisasi pasar global cryptocurrency mencapai lebih dari 2 triliun dolar AS. Namun, volatilitas cryptocurrency menjadi tantangan besar. Misalnya, harga Bitcoin yang pada akhir tahun 2021 sempat menembus 60.000 dolar AS per koin, mengalami penurunan tajam hingga 30.000 dolar AS hanya dalam hitungan bulan pada pertengahan 2022. Fluktuasi harga yang ekstrem ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak pemerintah dan bank sentral merasa ragu untuk sepenuhnya mengadopsi cryptocurrency sebagai alat tukar resmi.
Di Indonesia sendiri, penggunaan cryptocurrency masih dalam tahap awal. Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan peringatan mengenai risiko penggunaan cryptocurrency, terutama karena volatilitasnya yang tinggi. Namun, meskipun ada berbagai peringatan, jumlah pengguna cryptocurrency di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2023, terdapat sekitar 16 juta pengguna cryptocurrency di Indonesia, meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2020, menurut data dari CoinGecko.
ADVERTISEMENT

Tantangan dan Peluang

Salah satu tantangan terbesar dalam mengadopsi cryptocurrency secara lebih luas adalah regulasi. Karena cryptocurrency bersifat desentralisasi dan tidak diatur oleh otoritas pusat, banyak negara merasa khawatir bahwa mata uang digital ini dapat digunakan untuk aktivitas ilegal, seperti pencucian uang dan pendanaan terorisme. Di Indonesia, pemerintah telah melarang penggunaan cryptocurrency sebagai alat pembayaran resmi, meskipun diperbolehkan sebagai aset investasi.
Namun, di balik tantangan ini, terdapat peluang besar bagi negara-negara yang ingin mengadopsi blockchain dan cryptocurrency. Di sektor keuangan, teknologi ini dapat mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan inklusi keuangan. Di Indonesia, di mana lebih dari 40% populasi belum memiliki akses ke layanan perbankan formal, cryptocurrency bisa menjadi alternatif untuk menyediakan akses ke layanan keuangan bagi masyarakat yang tidak terjangkau oleh bank tradisional.
ADVERTISEMENT
Selain itu, blockchain juga menawarkan transparansi yang lebih besar dalam hal pelacakan transaksi, yang dapat mengurangi potensi korupsi dan penyalahgunaan dana. Dalam konteks global, negara-negara seperti El Salvador bahkan telah menjadikan Bitcoin sebagai mata uang resmi. Meskipun langkah ini dianggap kontroversial oleh banyak pihak, itu menunjukkan potensi besar cryptocurrency dalam merubah sistem keuangan tradisional.

Masa Depan Blockchain dan Cryptocurrency

Tidak dapat disangkal bahwa blockchain dan cryptocurrency telah membuka jalan bagi masa depan yang berbeda dalam dunia keuangan. Teknologi ini menawarkan alternatif yang lebih efisien, aman, dan transparan dibandingkan sistem tradisional. Namun, untuk sepenuhnya merasakan manfaatnya, dibutuhkan kerja sama antara sektor publik dan swasta untuk membentuk regulasi yang tepat tanpa menghambat inovasi.
Menurut laporan World Economic Forum (2022), sekitar 10% dari produk domestik bruto (PDB) dunia diharapkan akan disimpan di blockchain pada tahun 2027. Selain itu, teknologi ini diperkirakan akan menciptakan peluang ekonomi baru senilai lebih dari 1 triliun dolar AS dalam dekade mendatang.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, pemerintah mulai melihat potensi blockchain di berbagai sektor, terutama dalam hal efisiensi dan transparansi. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah melakukan kajian terkait keamanan dan penggunaan blockchain dalam berbagai sistem pemerintahan, termasuk untuk mengurangi birokrasi dalam pengelolaan data.

Kesimpulan

Revolusi blockchain dan cryptocurrency tidak bisa diabaikan. Meskipun tantangan regulasi dan volatilitas masih menjadi hambatan utama, potensi keduanya untuk merombak sistem keuangan dan ekonomi dunia sangat besar. Di Indonesia, adopsi teknologi ini perlu didukung dengan kerangka regulasi yang tepat, sambil tetap mendorong inovasi yang dapat menguntungkan masyarakat luas.
Dengan segala peluang dan tantangannya, blockchain dan cryptocurrency telah membuktikan diri sebagai bagian tak terelakkan dari masa depan keuangan global. Dalam beberapa tahun ke depan, kita mungkin akan melihat semakin banyak negara dan institusi yang beralih ke teknologi ini untuk membangun sistem yang lebih efisien, aman, dan inklusif.
ADVERTISEMENT