Mahasiswa UMMA Belajar Manajemen Isu dan Krisis di UMJ

Hasdiana S
Dosen Universitas Muslim Maros
Konten dari Pengguna
3 Februari 2023 15:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hasdiana S tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Muhammad Rafli saat menceritakan pegalamannya saat mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (Doc. Prodi Manajemen UMMA)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Rafli saat menceritakan pegalamannya saat mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (Doc. Prodi Manajemen UMMA)
ADVERTISEMENT
Muhammad Rafli, mahasiswa Universitas Muslim Maros (UMMA) menjadi salah satu peraih program Pertukaran Mahasiswa Merdeka yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang berasal dari Sulawesi Selatan. Mahasiswa program studi manajemen ini telah merampungkan masa pertukaran mahasiswa selama satu semester di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
ADVERTISEMENT
Selain memperoleh pengalaman kuliah di dua kampus berbeda, Rafli mengaku perjuangan untuk lolos program pertukaran mahasiswa tidak mudah. “Saya harus melewati serangkaian tes dan kelengkapan dokumen agar bisa lolos. Dari total 35.107 yang mendaftar secara nasional, yang dinyatakan lulus hanya 12.722 saja,” ungkap Rafli.
Program unggulan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim ini, sebagai salah satu wujud implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), menurut Rafli memberikan pengalaman pembelajaran yang luar biasa. “Di UMMA saya mengambil jurusan Manajemen, sementara di UMJ saya belajar Ilmu Komunikasi. Dan yang menarik, saya mengkolaborasikan dua disiplin ilmu dan fokus membedah kajian manajemen isu dan krisis berbasis digital,” terangnya.
Rafli mengatakan, selama masa pertukaran mahasiswa dirinya mendapat ilmu dari dosen UMJ sekaligus dari praktisi-praktisi yang sudah berpengalaman dan bersentuhan langsung dengan dunia public relations (PR). Pengajar praktisi kata Rafli berasal dari Industri besar di Jakarta seperti IKEA dan MNC Media.
ADVERTISEMENT
“Kalau kata dosen praktisi, ilmu manajemen isu dan krisis sedang berkembang dan banyak dipelajari oleh para praktisi yang ingin mengembangkan kompetensi. Dan dari pengalaman belajar itu saya akhirnya bisa melakukan identifikasi risiko, melakukan analisa, skala prioritas dengan mengandalkan teknologi seperti artificial intelligence dan big data,” jelasnya.
Untuk masa depan, Rafli mengaku punya kompetensi yang bisa diandalkan dalam persaingan dunia kerja. “Untuk saat ini saya cukup percaya diri menghadapi ketatnya seleksi dunia industri dengan ilmu kompetensi yang saya peroleh di UMMA dan UMJ. Saya juga yakin bisa mendorong industri baru dan menjadi entrepreneur,” kuncinya.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, perguruan tinggi wajib memberikan konversi dan pengakuan sistem kredit semester (SKS) sebanyak 20 SKS bagi mahasiswa yang mengikuti program ini. Program ini dapat diikuti oleh mahasiswa dari semester tiga hingga semester delapan. Selain memberikan kesempatan belajar di kampus lain bagi mahasiswa, dalam program ini mahasiswa akan mengeksplorasi keragaman kebudayaan Indonesia melalui pembelajaran modul nusantara.
ADVERTISEMENT