Konten dari Pengguna

Menjaga Keberagaman Umat Beragama

Mara Ongku Hsb
Dosen Studi Islam di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Guru Pancasila di SMP Widya Graha Pekanbaru
21 Desember 2024 15:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mara Ongku Hsb tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Acara Bedah Buku bersama Kyai Kikin ( Pengasuh Pesantren Tebuireng) / Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto Acara Bedah Buku bersama Kyai Kikin ( Pengasuh Pesantren Tebuireng) / Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Agama biasa disebut dengan din, religi berasal dari bahasa Eropa sedangkan dalam bahasa sanskerta agama adalah gabungan dari kata a dan gama, a artinya ‘tidak’ dan ‘gama’ artinya kacau, maka bila digabungkan artinya adalah tidak kacau, dengan demikian orang yang beragama kemudian menghayati ajaran agamanya maka hidupnya bisa dipastikan akan baik-baik saja akan jauh dari kekacauan, kesengsaraan dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Orang yang mendalami dan menghayati agamanya masing-masing secara otomatis kehidupan umat beragama berjalan dengan baik dan sesuai prosedural, karena setiap agama pasti mengajarkan kebaikan dan pedoman-pedoman hidup, perpecahan datang bisa saja karena tidak mengamalkan dan memedomani kitab suci yang terdapat dalam agamanya, agama itu sendiri juga disebut kitab suci.
Dalam Islam menjaga keberagaman agama adalah bukan barang baru tetapi merupakan ajaran yang sudah ada bersamaan dengan adanya Islam itu sendiri, misalnya Islam itu sendiri juga berasal dari bahasa al-Salm (damai) Islam itu sangat damai dan cinta dengan kedamaian dan tidak berteman dengan kebencian, pertangkaran, permusuhan, dalam peperangan pun Islam tidak boleh menyerang dahulu sebelum mereka diserang oleh musuh. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam al-Qur’an surah al-Hajj [22]: 39, sebagai berikut :
ADVERTISEMENT
اُذِنَ لِلَّذِيْنَ يُقَاتَلُوْنَ بِاَنَّهُمْ ظُلِمُوْاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى نَصْرِهِمْ لَقَدِيْرٌۙ
Diizinkan (berperang) kepada orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizalimi. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa membela mereka.(Q.S. al-Hajj [22]: 39)
Santunnya sikap orang Islam dalam hal ini menunjukkan Islam sangat memperhatikan dan menjaga keberagaman, hal tersebut memang tidak bisa dihindari tetapi kita harus merawatnya karena bangsa kita terlahir dari keberagaman tersebut, hidup berdampingan dalam keberagaman termasuk suku, agama, ras, dan antargolongan, dan ini merupakan hasil kesepakatan dari para pendahulu kita para founding father kita.
Terutama dalam hal agama, hal ini juga sudah jelas tertuang dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 2, sebagai berikut :
“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.”
ADVERTISEMENT
Untuk memperkokoh dan memperkuat keberagaman kita dalam kehidupan, ada upaya-upaya konstruktif diantaranya adalah :
Pertama, bersikap toleran berarti bersikap terbuka, saling menghormati perbedaan, Islam itu sendiri sangat menganjurkan pemeluknya agar toleran, namun tetap memperhatikan prinsip-prinsipnya jangan sampai mencampuradukkan antara yang hak dan batil.
Toleransi juga diartikan dengan menghargai kesetaraan maksudnya adalah bersedia bekerjasama, misalnya dalam hal muamalah dalam aktifitas sosial, dan bersedia hidup bersama hidup berdampingan antara warga satu dengan warga lainnya tetap akur dan saling bahu membahu. Toleransi juga diartikan dengan menghargai perbedaan, hal ini menjadi sebuah anugerah bahwa perbedaan itu adalah kekayaan keragaman agama kekayaan, kekayaan budaya kekayaan, kekayaan suku, kekayaan bahasa semuanya harus berpikir seperti itu, kalau tidak disitulah munculnya pertikaian sehingga tidak bisa hidup dalam perbedaan. Dalam Islam saja perbedaan itu adalah rahmat sedangkan perpecahan adalah azab.
ADVERTISEMENT
kedua, memperkuat persaudaraan, kembali memperat persaudaraan yang terbagi kedalam tiga komponen yaitu persaudaraan sesama manusia (ukhuwah basyariyah), kalau dia tidak saudaramu dalam seiman berarti ia saudaramu dalam kemanusiaan maka bahu membahu sikap yang tepat seperti adanya bencana kebakaran, banjir, disitu tidak penting lagi identitas misalnya mengatakan ini muslim atau tidak, hal itu membuat picik yang hampir tenggelam jadi tenggelam. Hampir terbakar menjadi terbakar gara-gara mempersoalkan identitas tersebut.
Selanjutnya, disebut juga persaudaraan seiman, islamiah (ukhuwah islamiyah) persaudaraan seiman tidak lagi melihat dan memakai bahasa daerah misalnya dalam shalat ketika takbiratul ikhram semua wajib mengucakan kalimat Allahu Akbar bukan bahasa daerah hal itu menjadi lain artinya dan tidak sah, inilah Islam dapat mempersatukan berbagai suku agama, ras dan antar golongan. Selanjutnya persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyah) dalam konsep ini tidak melihat latar belakang atau background seseorang apakah agamanya apakah sukunya tetapi semua berada dalam Bhinneka tunggal ika berbeda-beda tetapi satu, bersaudara sama-sama mendukung dan membangun bangsa untuk maju dan mewujudkan kesejahteraan.
ADVERTISEMENT
Ketiga, mempererat tali silaturrahim merupakan jalan terbaik untuk menjaga keberagamaan umat beragama, menghilangkan miskomunikasi. Yang beku akan tercairkan sehingga semua perselisihan menjadi terselesaikan, saling menyayangi antara sesama, tidak ada gunanya berselisih paham dengan sesama dengan seringnya kita menjalin tali silaturrahim kerukunan dalam kehidupan masyarakat menjadi akur terus selamanya. []