Konten dari Pengguna

Mengenal Diri Sendiri (Part. Mas Boy)

Hasmawati
Pembelajar sepanjang hayat, pengamat manusia.
22 Februari 2021 7:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hasmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Barelang. Foto: Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Barelang. Foto: Pribadi.
ADVERTISEMENT
Frasa ini yang kurasa paling tepat untuk menggambarkan masku yang satu ini. Beliau adalah seorang sahabat namun kurasakan lebih seperti abangku sendiri. Kebaikan dari dalam dirinya memancar terang. Wataknya yang sangat memuliakan perempuan (dan amat banyak mencintai) terasa begitu hangat. Kami sering bergurau mengatakan beliau umpama Nicholas Cage versi nusantara, karena perawakan dan bawaannya yang tenang.
ADVERTISEMENT
Kebaikan dari masboy ternyata tak hanya terbatas di dirinya saja, tetapi juga dari pasangannya. Teteh. Berkunjunglah ke rumahnya, kau akan merasakan oase kasih sayang yang mampu menyelimuti hati lelahmu untuk sesaat. Ada cerita dari dua sejoli ini. Cerita yang meyakinkanku untuk tidak berputus asa dengan kebaikan.
Kisahnya bersumber dari kakek masboy dan teteh. Kala itu kakek (aku lupa kakeknya masboy atau kakeknya teteh) berprofesi sebagai pedagang barang antik. Kedua kakek mereka bertemu satu sama lain, dan karena terkesan dengan halusnya budi dan kebaikan satu sama lain, entah mengapa tercetuslah dari mulut salah satu mereka. Harapan semoga salah satu dari keturunan mereka dapat menikah sehingga mereka menjadi keluarga.
com-Ilustrasi kebaikan Foto: Shutterstock
Siapa sangka ternyata harapan itu diijabah Sang Maha Daya lewat cucu mereka masing-masing. Masboy mengenal teteh melalui sosial media masa itu. Chatting-chattingan istilahnya. Masboy jatuh hati dengan ketegaran teteh yang telah berani mengambil peran di rumahnya di usianya yang masih belia karena kepergian Ibunda tercintanya. Dan kini mereka telah dianugerahi tiga orang cahaya mata. Mbak Naswa, Mas Afif, dan Dek Arul.
ADVERTISEMENT
Kebaikan masboy dan Teteh sederhana tapi sangat menyentuh. Bagiku puncak sentuhannya ketika wafatnya Almarhum Bapakku yang begitu mendadak dengan pengkebumiannya yang diselenggarakan dalam waktu singkat, masboy dan Teteh menyempatkan diri datang dan ikut menyolatkan. Meski aku tak sempat berbicara banyak, saat menatap wajah Teteh ketika itu, aku merasa dikuatkan.
Mereka mau bersusah payah datang jauh-jauh ketempatku untuk memberikan kekuatan moral. Kebaikan kecil namun besar artinya. Hal yang kadang aku sendiri pun masih berat melakukan, dengan alasan kesibukan segala macam.
Memang semakin menua, dunia menjadi semakin kompleks. Kejadian demi kejadian menantang kita untuk terus mempertahankan nilai yang kita yakini atau malah melepasnya. 'Dunia akan terus berjalan seperti biasa', betapa sering kalimat ini menjadi pembenaran kita untuk menawar sikap.
ADVERTISEMENT
Kebaikan pun kita batas-batasi, diukur dengan timbal baliknya untuk kita. Masboy dan Teteh menjadi figur yang akan senantiasa kuingat sebagai orang baik yang melakukan kebaikan hanya demi untuk kebaikan itu sendiri. Tanpa ditimbang, tanpa ditawar. Dan semoga aku pun bisa meneladani mereka, sebangsat apa pun keadaannya.