Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Apa Itu Bulimia Nervosa dan Mengapa Banyak Remaja yang Mengalaminya?
5 Desember 2022 9:08 WIB
Tulisan dari Hasna Naila Fauziyyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dunia saat ini berorientasi besar pada media sosial. Hampir semua orang dari berbagai kalangan umur aktif menggunakan setidaknya satu media sosial. Salah satunya adalah remaja. Tingginya tingkat penggunaan media sosial pada remaja memiliki dampak negatif, salah satunya adalah timbulnya rasa tidak percaya diri terhadap kondisi fisik.
ADVERTISEMENT
Di media sosial, penggunanya bisa melihat konten pengguna lain seperti artis atau influencer dengan mudah. Hal ini membuat banyak remaja memiliki ekspektasi tinggi untuk memiliki bentuk tubuh dan berat badan yang ideal. Kebanyakan dari mereka menjalankan program diet yang sayangnya tidak ideal. Program menguruskan badan yang salah, seperti tidak sarapan pagi atau minum obat pelangsing tidak akan menghasilkan tubuh yang bagus. Tubuh justru menjadi gemuk dan berbagai penyakit akan timbul. Bukan hanya penyakit fisik, tetapi juga gangguan-gangguan makan. Salah satunya adalah bulimia.
Bulimia atau bulimia nervosa adalah suatu kondisi gangguan makan dimana seseorang makan dalam jumlah yang banyak (binge eating) dan kemudian mengeluarkan kembali makanan tersebut dengan cara memuntahkannya. Hal ini dilakukan sebagai kompensasi untuk mencegah naiknya berat badan. Selain muntah, penderita bulimia juga ada yang menggunakan obat pencahar. Bulimia umumnya lebih sering terjadi pada wanita dibanding laki-laki, baik wanita dewasa maupun remaja.
ADVERTISEMENT
Dampak dari bulimia pada penderita tidak hanya perubahan mental dan fisik, namun juga organ-organ vital seperti otak. Sebuah studi neurosains meta-analisis pada tahun 2022 mengungkapkan bahwa terdapat perubahan fungsional otak pada penderita bulimia. Disebutkan bahwa fungsi dari prefrontal cortex, insular cortex, dan orbitofrontal cortex (OFC) pada penderita bulimia berbeda jika dibandingkan dengan orang normal. Bagian parietal dan oksipital di otak mereka bekerja secara hiperaktif. Sebaliknya, bagian lobus frontal yang bertugas mengatur dan mengontrol pengambilan keputusan memiliki penurunan kinerja. Hal tersebut menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pada cara kerja otak.
Berikut ini adalah gejala-gejala fisik yang dimiliki penderita bulimia, dilansir dari Verywell Mind:
1. Tenggorokan terasa kering
2. Nyeri di bagian dada
3. Telapak tangan bagian belakang mengalami kapalan
ADVERTISEMENT
4. Dehidrasi dan sering merasa lelah
5. Muncul karang gigi
Selain gejala fisik, penderita bulimia juga mengalami gejala psikologis berupa perubahan kondisi mental, seperti ciri-ciri berikut:
1. Merasa stres atau depresi
2. Mood berubah dengan cepat
3. Merasa tidak bisa mengendalikan diri
4. Keinginan yang kuat untuk diakui orang lain
5. Sering mengkritik diri sendiri
Penyebab utama gangguan makan bulimia masih belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang melatarbelakangi. Faktor-faktor tersebut bisa bersifat biologis (genetik) yang sudah ada sejak lahir maupun faktor sosial seperti trauma atau meniru perilaku orang lain. Standar bentuk tubuh yang tidak realistis juga menjadi salah satu faktor penyebab bulimia.
Nah, kenapa bulimia banyak dialami oleh remaja, khususnya remaja putri? Ada beberapa jawaban. Pertama, remaja masih belum memiliki kondisi emosional yang stabil. Oleh karena itu, mereka cenderung melakukan suatu hal yang berbahaya hanya karena ingin memenuhi keinginan mereka tanpa berpikir panjang. Kondisi lobus frontal dalam otak yang bertugas untuk berpikir rasional dan mempertimbangkan keputusan belum terbentuk sempurna sebelum usia 25 tahun. Kedua, seperti yang dijelaskan sebelumnya, sering menggunakan media sosial juga menjadi salah satu faktor penyebab. Banyaknya orang yang mengunggah foto bentuk tubuh ideal mereka bisa membuat remaja seketika tidak percaya diri terhadap tubuh mereka dan langsung berambisi untuk melakukan diet atau semacamnya.
ADVERTISEMENT
Ketiga, standar bentuk tubuh yang tidak realistis. Mereka merasa harus menjadi langsing atau kurus supaya bisa disukai orang lain. Di usia yang menuju dewasa, mendapat pengakuan atau pujian dari orang lain adalah hal yang penting. Keempat, remaja mudah terpengaruh oleh orang-orang disekitarnya. Pengaruh lingkungan sekitar yang kurang mendukung, seperti melihat teman sebaya yang melakukan diet ekstrem bisa membuat remaja “ikut-ikutan”.
Bagaimana cara mencegahnya? Mengingat bulimia nervosa adalah sebuah gangguan makan yang bisa mengancam nyawa seseorang, belum ada cara pasti untuk mencegahnya. Namun, ada tindakan preventif yang bisa kita lakukan. Salah satunya, kita perlu menanamkan prinsip di dalam diri kita bahwa diet yang sehat adalah diet dengan nutrisi yang seimbang serta banyak berolahraga. Selain itu, faktor dukungan dan motivasi dari orang lain juga mempengaruhi. Maka dari itu, penting untuk menjauhi orang-orang yang sekiranya bisa memberikan pengaruh buruk dalam hidup kita.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka:
Anderson, L., Shaw, J. M., & McCargar, L. (1997). Physiological effects of bulimia nervosa on the gastrointestinal tract. Canadian journal of gastroenterology = Journal canadien de gastroenterologie, 11(5), 451–459. https://doi.org/10.1155/1997/727645
Sun, Y., Ye, Q., Wen, Q., Liu, X. R., Sun, R., & Dai, Y. (2022). Brain functional changes in individuals with bulimia nervosa: a protocol for systematic review and meta-analysis. BMJ open, 12(4), e052881. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2021-052881
Cowden, S. (2020). Bulimia: Definition, Symptoms, Traits, Causes, Treatment. https://www.verywellmind.com/symptoms-and-warning-signs-of-bulimia-nervosa-1138240 (diakses tanggal 30 November 2022)
Gambar ilustrasi: Shutterstock