Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Media Sosial dan Waktu
30 Januari 2022 19:15 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Hastra Aminoto Laia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Ada WiFi gak? Ada colokan gak?"
Ini pertanyaan yang sering kita dengar tiap kali mengunjungi kafe ataupun restoran. 2 (dua) pertanyaan yang mungkin bermunculan sebelum memesan makanan.
ADVERTISEMENT
Ya, wajar sih. Ini selalu menjadi 2 pertanyaan wajib. Karena di era digital saat ini mayoritas dari milenial saat ini mampu mengkonsumsi internet 4-6 jam setiap harinya.
Jadi, penggunaan media sosial yang terlalu sering dapat membuat efek kepada si pengguna. Di lain sisi kecanduan media sosial
sangat tidak baik bagi kesehatan, ini terutama bagi anak remaja yang sering menggunakan media sosial berlebihan, terkadang hingga larut malam.
Dampak dari media sosial ini satunya merasa candu dan malas melakukan kegiatan. Misalkan seperti mengerjakan pekerjaan kantor atau pekerjaan rumah.
Perkembangan pada bidang teknologi yang cukup pesat di era digital ini membuat semua orang menjadi mudah bersosialisasi dengan orang lain.
Kemudahan ini menjadikan media sosial seperti suatu kebutuhan yang harus di lengkapi dalam kehidupan setiap orang di mana pun berada, secara tidak langsung kebiasaan inilah yang mengakibatkan seseorang mengalami masalah kecanduan
ADVERTISEMENT
***
Beberapa bulan terakhir ini saya memiliki sebuah peristiwa yang membuat saya begitu terkesan.
Ini berkaitan dengan media sosial membuat saya kecanduan yang membuat saya lebih banyak buang waktu menggunakan media sosial.
Duduk, buka Hp, cek Facebook, WhatsApp, instagram. Kemudian tutup Hp lagi kalau tak ada notif dari Doi hehe, terlalu jujur.
Aktivitas ini yang saya lakukan tiap hari. Lama-lama saya sadar kok sering banget ya saya cek Hp dan medsos. Dengan sejenak merenung.
Memang kita akui perkembangan internet dan smartphone yang cukup pesat disertai dengan minat yang besar dari kita dapat memberikan dampak positif maupun negatif, tergantung dari aktivitas online kita.
Kebanyakan dari kita juga berprinsip tak ada internet, hidup jadi nelangsa. Hal buruk juga bisa terjadi, misalnya ketika berada di situasi yang tidak ada internet dan WiFi, pasti perasaan cemas dan gelisah akan menggeluti karena merasa tidak mampu melihat aktivitas dan status dari teman-teman maupun keluarga.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, ketergantungan media sosial rasa bukan cuma saya bahkan teman-teman semua menghabiskan waktu juga di internet yang akan terus mengurangi waktu yang kita miliki untuk kegiatan lain seperti, bekerja ataupun belajar.
Bicara buang waktu, saya jadi ke ingat kegiatan menulis setelah sekian lama tak menulis karena terlena oleh waktu rasanya seperti kehabisan energi. Karena harus mengulang dari nol lagi.
Kegiatan ini rutin menulis ini saya lakukan, semata-mata hanya buang waktu saja. Karena sepengalaman saya mengirim tulisan ke banyak media jumlah tulisan yang ditolak redaktur jauh lebih banyak ketimbang yang diterima.
Meskipun itu hal yang wajar dialami setiap penulis pemula, tetapi sama saja buang waktu. Atau penulis yang memang jelek, upss bukan penulisnya tetapi tulisannya.
ADVERTISEMENT
Haha, akui saja, kamu juga pernah buang waktu ngirim tulisan ke redaktur tapi ditolak. Tetapi suatu hal yang perlu di ketahui tidak semua orang tumbuh besar dengan kemampuan menulis yang makin membaik.
Down memang ketika tulisan banyak di tolak oleh redaktur. Jadi, tidak tertutup kemungkinan tulisan-tulisan tersebut di perbaiki lagi demi mendapat hasil yang memuaskan.
Jadi, intinya belajarlah memanfaatkan waktu. Serta mengelola waktu dengan sebaik mungkin.
Hufff... Saya lega ketika bisa menyelesaikan tulisan ini dengan sedikit lancar untuk ditulis dan dirangkai meskipun masih belepotan. Hahaha, setidaknya saya puas curhat di sini.