Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Mahasiswa KKN Undip Olah Sampah Anorganik Menjadi Paving Block
12 Februari 2025 17:49 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Hasyir Hasim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Hasyir Hasim (Kiri) setelah melakukan penyuluhan pembuatan paving block dari limbah sampah anorganik di Aula Desa Tegalsari, Kandeman, Kabupaten Batang pada Jum'at, 24 Januari 2025 (Dokumentasi TIM I KKN UNDIP 2024/2025).](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkwayz2x6e1jtefh370wrark.jpg)
ADVERTISEMENT
Batang, 24 Januari 2025] – Sampah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari seorang manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwasannya seorang individu per harinya dapat menghasilkan berkilogram sampah. Sampah-sampah tersebut tentunya akan menjadi permasalahan baru apabila tidak ditangani dengan baik dan benar. Salah satu contohnya adalah Desa Tegalsari, yang mana saat ini sedang mengalami tantangan berupa kelebihan kapasitas (overcapacity) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randukuning. Sampah-sampah tersebut didominasi oleh adanya sampah anorganik, khususnya sampah plastik yang sulit terurai. Melihat kondisi tersebut, Hasyir Hasim sebagai mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim I Universitas Diponegoro (Undip) dari jurusan Teknik Mesin menginisiasi program pembuatan paving block dari sampah anorganik di Desa Tegalsari, Kabupaten Batang. Pembuatam paving block ini bertujuan untuk memberikan solusi terhadap pengelolaan limbah plastik dan sampah non-biodegradable yang sulit terurai.
ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswa Teknik Mesin, Hasyir Hasim menerapkan teknologi sederhana untuk mengolah sampah anorganik menjadi paving block yang kuat dan ramah lingkungan. Proses pembuatannya melibatkan pencacahan sampah plastik, pencampuran dengan bahan tambahan seperti pasir dan semen, serta pencetakan menggunakan cetakan khusus. Metode ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi juga menghasilkan produk bermanfaat bagi infrastruktur desa.
Daryono, Kepala Desa Tegalsari, menyambut baik inisiatif ini dan berharap metode pembuatan paving block dari sampah anorganik dapat diterapkan secara luas. "Kami sangat mendukung program ini karena dapat mengurangi limbah plastik sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi warga. Jika dikembangkan lebih lanjut, paving block ini bisa menjadi sumber pendapatan baru," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain pembuatan paving block, Hasyir Hasim juga mengadakan sosialisasi kepada warga mengenai pentingnya daur ulang sampah beserta tata cara pembuatannya. Warga yang hadir tampak antusias dan mulai memahami bahwa sampah anorganik bisa memiliki nilai ekonomis jika diolah dengan baik. Beberapa warga bahkan tertarik untuk mencoba membuat paving block sendiri guna memperbaiki jalan atau halaman rumah mereka.
Program ini mendapatkan respons positif dari berbagai pihak, termasuk perangkat desa dan kelompok pemuda setempat. Selain membantu mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik, paving block hasil daur ulang ini juga lebih ekonomis dibandingkan paving block konvensional. Melalui paving block ini, Desa Tegalsari diharapkan dapat menjadi contoh desa yang menerapkan pengelolaan sampah secara kreatif dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Hasyir, sebagaimana akrab disapa, berharap agar konsep daur ulang sampah anorganik menjadi paving block dapat terus dikembangkan dan diterapkan di berbagai daerah. "Saya berharap program ini bisa menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah. Dengan sedikit kreativitas, sampah yang selama ini dianggap masalah bisa menjadi solusi bagi pembangunan desa," ujarnya. Jika diterapkan secara luas, inovasi ini berpotensi membantu mengatasi permasalahan sampah anorganik di banyak daerah lain.