Mengenal Agenda Setting di dalam Media Massa

Haura Nabila Syafiyya
Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
8 Desember 2022 15:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haura Nabila Syafiyya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dewasa ini komunikasi terjadi dalam berbagai konteks kehidupan. Peristiwa komunikasi dapat berlangsung tidak hanya dalam kehidupan manusia, tetapi juga dalam kehidupan binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari segi arti, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. 
Kebanyakan orang sering menyebut kata ‘teori’ dalam percakapannya, sadar atau tidak kata ini sering diucapkan, namun “mungkin” banyak orang juga tidak atau kurang memahami apa itu ‘teori’, apa yang dimaksud dengan teori itu sendiri? Teori adalah gagasan atau ide bagaimana sesuatu dapat terjadi. Teori membantu memutuskan apa yang penting dan apa yang tidak dan apa yang tidak penting. 
Teori komunikasi merupakan konseptualisasi atau penjelasan logis tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia. Setiap bidang komunikasi memiliki teori yang memperkuatnya masing-masing. Komunikasi massa terdiri dari berbagai macam teori, salah satunya teori pengaturan agenda atau agenda setting yang dicetuskan oleh  Bernard Cohen, Maxwell McCombs, dan juga Donald Shaw.
ADVERTISEMENT
Agenda setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel atau tulisan yang akan disiarkannya. Secara selektif, penyunting redaksi atau wartawan menentukan mana yang pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan.
Setiap kejadian atau isu diberi bobot tertentu dalam penyajian (ruang surat kabar, waktu pada televisi atau radio) dan cara penonjolan (ukuran judul, letak pada surat kabar dan frekuensi pemuatan). Bagaimana media massa dapat menyajikan peristiwa, yang menimbulkan kepercayaan publik. 
Agenda setting menciptakan public awareness (kesadaran masyarakat) dengan menekankan sebuah isu yang dianggap paling penting untuk dilihat, didengar, dibaca, dan dipercaya di media massa. Dari teori ini, media memiliki ruang lingkup sendiri untuk menyiarkan suatu berita yang dianggap benar dengan mengarahkan kesadaran dan perhatian publik pada isu yang dianggap penting oleh media massa. Asumsi teori ini mengatakan bahwa media mampu menentukan apa yang sedang publik pikirkan.
ADVERTISEMENT
Pengaruh dari teori dapat dicontohkan pada saat pemilihan presiden tahun 2019 silam. Agenda setting pada media televisi di antara dua kubu calon presiden sangat jelas, siaran media yang fokus perhatiannya kepada salah satu calon agar mengarahkan fokus dan perhatian publik.
Siaran Metro Tv sebagian besar saat itu menyiarkan berita tentang Presiden Joko Widodo dan siaran TvOne memberitakan tentang Prabowo. Di sanalah peran teori agenda setting di perlukan agar meyakinkan publik dalam menentukan pilihannya. Padahal seharusnya media harus bersikap adil dan tidak memihak kepada siapapun.
Kekuatan dari agenda setting ini sendiri yaitu khalayak tidak hanya belajar tentang isu-isu masyarakat dan hal-hal lain melalui media, mereka juga belajar sejauh mana  pentingnya suatu isu atau topik dari penegasan yang diberikan oleh media massa.
ADVERTISEMENT
Adapun kelemahan teori agenda setting adalah mayoritas berita yang ditayangkan hanya menguntungkan si pemilik modal. Di balik itu semua, sebaiknya masyarakat dapat mengimbangi dengan kemampuan daya pikir untuk menganalisa berita yang ada.
Sangat banyaknya berita di berbagai media yang sudah di-setting sedemikian rupa. Tidak semestinya kita percaya sepenuhnya, bijak dan kritislah dalam menghadapi informasi dalam era digital ini. Diharapkan kita sebagai masyarakat bisa memilih berita yang sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak menerima mentah-mentah berita yang disiarkan. Tetap kritis dan tanggap atas informasi yang dipaparkan media.