Menjaga Kesehatan Sebagai Bagian Dari Ibadah

kesehatan adalah salah satu nikmat terbesar yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Namun sayangnya banyak manusia yang melalaikan nikmat itu karena sudah terlena dengan tubuh yang sehat secara cuma-cuma. Kondisi itu sudah dijelaskan oleh salah satu Shahih Bukhari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA. Rasulullah SAW bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Artinya: Dua nikmat yang kebanyakan manusia lalai (tertipu) karenanya adalah nikmat sehat dan waktu yang luang. (HR Bukhari)

Dalam islam, menjaga kesehatan tidak hanya semata-mata untuk keperluan fisik, tapi juga sebagai bentuk ibadah kita kepada Allah SWT. Kenapa begitu? Karena dengan kita menjaga jasmani kita itu berarti kita juga mensyukuri nikmat sehat yang telah Allah SWT berikan pada kita.

Selain itu, jika kita makan, minum, dan olahraga lalu kita niatkan semua itu karena Allah, misal agar kita dapat beribadah dengan maksimal karena kita sehat lalu bisa menuntut ilmu dengan baik karena kondisi kita prima, itu juga salah satu bentuk ibadah kita kepada Allah.

Sebenarnya dalam islam banyak sekali ajaran yang mengarahkan kita untuk hidup sehat, contohnya puasa. Puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu rukun islam, tetapi dibalik itu puasa juga memiliki manfaat besar bagi kesehatanpuasa memberikan waktu istirahat bagi sistem pencernaan dan membantu proses detoksifikasi tubuh.

Berbagai studi ilmiah menunjukkan bahwa puasa dapat membantu menurunkan berat badan, menstabilkan kadar gula darah, dan memperbaiki fungsi organ tubuh.

Lalu ada dalam olahraga, Rasulullah SAW menganjurkan olahraga seperti berkuda, berenang dan memanah. Selain untuk perlindungan diri, ketiga olahraga itu juga dapat menyehatkan sistem imun tubuh kita. Meskipun tudak disebutkan secara spesifik olahraga lainnya tapi kita bisa melakukan banyak olahraga simpel untuk tetap menjaga kebugaran tubuh kita.

Selain kesehatan fisik, islam juga menekankan kita untuk dapat menjaga kesehatan mental kita. Rasulullah mengajarkan kita cara berdzikir kepada Allah disaat hati kita gelisah. Kita juga diajarkan untuk memiliki sifat tawadhu, selalu berserah diri kepada Allah atas segala Keputusan dan takdir yang sudah terjadi pada kita. Hal ini penting untuk menjaga ketenangan batin kita dan tetap ber husnudzon kepada Allah.

Selain itu juga, ada beberapa konsep penting dalam islam yang berhubungan langsung dengan kesehatan seperti menjaga kebersihan (thaharah). Dalam islam, kebersihan adalah hal yang sangat ditekankan baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

Bahkan islam sangat memperhatikan detail-detail kecil kebersihan kita seperti berwudhu. Dengan melakukan wudhu membuat intensitas wajah semakin bersih. Karena apabila wajah sering terkena air secara rutin maka akan menurunkan suhu pada wudhu. Berwudhu juga dapat menjaga kebersihan hidung juga menjaga kesehatan mulut dan gigi.

kunci sehat dalam islam itu cenderung mudah sebenarnya. dasarnya apa? kenapa dikatakan mudah? resulullah SAW bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Sumber https://rumaysho.com/3028-jika-hati-baik.html

dari hal terkecil kita bisa ambil contoh yaitu lisan. Jika lisannya kotor atau keluar kata-kata tidak baik, berkata jahat, dia tidak sehat. apa yang tidak sehat? Raga dan jiwa nya tidak sehat.

Segala detail kecil kehidupan kita sangat diperhatikan oleh islam, lalu kenapa kita masih mengeluhkan kalau Segala peraturan yang mengikat kita terlalu merepotkan dan sering kita anggap tidak berguna? Padahal segala hal yang islam ajarkan pada kita mulai dari makan dan minum sambil duduk bahkan tidur menghadap kanan, itu adalah upaya kebaikan untuk kesehatan kita sendiri.

Ditulis oleh: Haura Guthfa Sahla, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia