Konten dari Pengguna

Terbelenggu Adat, Terbunuh Cinta: Resensi Novel Azab dan Sengsara

Haura Zahra
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
29 Oktober 2024 21:20 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haura Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Identitas Buku
Judul: Azab dan Sengsara
Penulis: Merari Siregar
Penerbit: PT. Balai Pustaka (Persero)
ADVERTISEMENT
Tahun Terbit: 1936
Jumlah Halaman: 202
ISBN: 979-407-169-4
Sinopsis
"Azab dan Sengsara" karya Merari Siregar adalah novel yang secara mendalam mengisahkan perjalanan hidup seorang gadis bernama Mariamin dalam lingkungan masyarakat Batak pada masa kolonial. Sebagai seorang perempuan yang sederhana namun penuh impian, Mariamin harus berhadapan dengan kerasnya realitas hidup di tengah-tengah masyarakat yang diatur oleh adat ketat dan nilai-nilai tradisional yang sangat mengikat. Melalui cerita ini, Merari Siregar dengan tajam memaparkan perjuangan Mariamin, serta ironi dan kegetiran yang dihadapi perempuan kala itu.
Kisah bermula dengan kisah cinta tulus antara Mariamin dan Amir, seorang pemuda yang berasal dari keluarga terpandang. Mariamin dan Amir saling mencintai dengan hati yang murni, tanpa memperhitungkan perbedaan status ekonomi di antara mereka. Namun, cinta mereka harus berhadapan dengan berbagai rintangan. Amir, yang terlahir dari keluarga berada, memahami sepenuhnya bahwa masyarakat, terutama keluarganya, tidak akan menyetujui hubungannya dengan Mariamin, seorang gadis dari kalangan yang lebih rendah secara ekonomi. Walaupun demikian, Amir berjanji akan memperjuangkan cintanya dan bertekad menikahi Mariamin. Ia yakin bahwa cinta sejati mereka dapat mengatasi segala perbedaan, meskipun realitas adat dan tekanan sosial mulai menghantui langkah mereka.
ADVERTISEMENT
Perlahan, keadaan mulai berubah. Orang tua Amir, yang sangat mementingkan status sosial dan kedudukan ekonomi, mengatur pernikahan Amir dengan seorang gadis dari keluarga terpandang dan kaya raya. Meskipun Amir dan Mariamin tetap berusaha mempertahankan cinta mereka, keduanya menyadari bahwa mereka akan sulit melawan arus besar adat yang mengekang kebebasan pribadi. Pada akhirnya, mereka menyerah kepada kenyataan pahit bahwa cinta mereka harus diputuskan demi menjaga kehormatan keluarga dan memenuhi tuntutan adat. Mariamin harus rela merelakan Amir, orang yang dicintainya, kepada takdir yang diatur oleh keluarganya. Pengkhianatan ini menjadi luka yang dalam bagi Mariamin, terlebih ketika ia mengetahui bahwa Amir benar-benar menikah dengan gadis lain, meninggalkannya dalam kesendirian dan kehancuran hati.
Kisah getir ini berlanjut ketika Mariamin, yang telah kehilangan harapan untuk bisa bersama Amir, terpaksa menikah dengan seorang pria yang tidak dicintainya. Pernikahan ini, bukannya menjadi pelipur lara, justru membawa penderitaan baru bagi Mariamin. Pria yang menjadi suaminya memperlakukannya dengan kejam, penuh dengan kekerasan dan penghinaan. Kehidupan pernikahan yang penuh derita ini semakin menekan Mariamin, baik secara fisik maupun mental. Perlahan-lahan, tubuhnya melemah akibat derita yang tak berkesudahan, hingga akhirnya Mariamin jatuh sakit. Di tengah penderitaannya, Mariamin harus menerima kenyataan bahwa hidupnya telah terperangkap dalam lingkaran kesengsaraan yang tak kunjung berakhir.
ADVERTISEMENT
Novel ini mencapai klimaks yang pilu dan memilukan ketika Mariamin meninggal dunia setelah hidup dalam penindasan, kehilangan, dan penderitaan. Lewat akhir cerita yang tragis ini, "Azab dan Sengsara" menjadi sebuah simbol kuat dari perlawanan terhadap ketidakadilan yang kerap diterima perempuan dalam masyarakat adat yang patriarkal. Merari Siregar dengan cerdas menggambarkan bagaimana perempuan sering kali dikorbankan atas nama kehormatan keluarga dan adat, tanpa memedulikan perasaan dan kehidupan pribadi mereka. Melalui sosok Mariamin, novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan betapa adat yang diterapkan secara kaku bisa menyisakan luka yang dalam bagi mereka yang terperangkap di dalamnya.
Kelebihan:
ADVERTISEMENT
Kekurangan:
ADVERTISEMENT