Konten dari Pengguna

Gawat Generasi Muda Terjebak dalam Layar

Hawwadinzahra Weningwilanten
Mahasiswa UIN Gusdur Pekalongan
20 Oktober 2024 12:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hawwadinzahra Weningwilanten tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gambar bermain media sosial. foto: Hawwadinzahra Weningwilanten
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gambar bermain media sosial. foto: Hawwadinzahra Weningwilanten
ADVERTISEMENT
Generasi kita benar-benar sudah terjebak dalam layar, bagaimana tidak dalam sehari berapa kali mereka menggunakan media sosial. Bahkan beberapa dari mereka tak mengenal tempat dan waktu yang tepat untuk bermain media sosial sehingga tidak jarang pula kita temukan siswa yang menonton video atau mengirim pesan kepada seseorang saat guru tengah menerangkan materi. Ketergantungan terhadap media sosial menjadi masalah serius bagi generasi muda, waktu luang lebih banyak dihabiskan untuk sekedar berselancar di media sosial tanpa batas waktu. Sehari tanpa media sosial bagaikan hidup dizaman kuno, tidak ada hiburan untuk menghilangkan rasa bosan dan penat setelah beraktivitas.
ADVERTISEMENT
Memiliki akun media sosial menjadi hal lumrah di Indonesia, bukan hanya remaja melainkan anak kecil dibawah umur pun sudah memiliki akun media sosial sendiri layaknya orang dewasa. Akun media sosial yang mereka biasanya juga lebih dari satu dengan berbagai macam platform seperti yang saat ini tengah digandrungi yaitu Tiktok, Instagram, Twitter, Telegram, dan YouTube. Uang jajan generasi muda kita juga lebih banyak dihabisakan untuk membeli kuota internet. Jika dilihat lebih detail, penggunaan media sosial di Indonsia sepertinya didominasi oleh generasi muda yang lebih dikenal dengan sebutan gen Z dan gen Alpha.
Dilansir dari Radio Republik Indonesia oleh Andreas Daniel Panggabean, dinyatakan bahwa “pengguna media sosial didominasi oleh usia 18-34 tahun (54,1%), dengan jenis kelamin perempuan (51,3%) sementara laki-laki (48,7%). Frekuensi penggunaan masyarakat indonesia rata-rata menghabiskan 3 jam 14 menit per hari dan 81% mengaksesnya setiap hari.’’
ADVERTISEMENT
Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa UIN Gusdur Pekalongan mereka menyatakan bahwa mereka menggunakan media sosial setiap hari. Penulis sempat bertanya kepada salah satu mahasiswa bernama Ani Nadhiifah mengenai berapa kali dalam sehari mengunakan media sosial. “Gak kehitung berapa kali saking banyaknya,” ungkap Ani dalam wawancara yang dilakukan pada hari Selasa 15/10/2024.
Mengenal media sosial memberikan banyak pengaruh pada generasi muda khususnya bagi pelajar. Siapa sangka media sosial dapat mempengaruhi pola pikir mereka. Pernahkah kalian melihat unggahan video di sosial media anak sekolah dasar yang bersikap selayaknya orang dewasa, mereka dengan percaya diri mengikuti apa yang dilakukan orang dewasa. Bukan masalah serius apabila anak-anak menggunakan media sosial asal diawasi oleh orang tua akan tetapi akan menjadi masalah besar jika mereka tidak diberi pengawasan ketat dalam bermedia sosial. Kecanduan sosial media akan sangat berdampak pada proses belajar mereka.
ADVERTISEMENT
Keasyikan berselancar dimedia sosial dapat membuat mereka lalai akan tugas dan tanggung jawabnya, membuang waktu tanpa menghasilkan apapun. Menunda pekerjaan karena tergoda dengan nontifikasi dan logo media sosial dismartphone mereka. Dimedia sosial semua orang bisa dengan mudah membuat, menyebar, dan menerima berita apapun akan tetapi terkadang ada beberapa oknum yang dengan sengaja membuat berita palsu atau yang disebut dengan hoaks. Kini literasi di Indonesia semakin menurun jadilah dalam membaca informasi terkadang mereka kurang memperhatikan dengan detail. Pada akhirnya mereka pun termakan hoaks ataupun salah memahami informasi.
Semua orang berhak mengutarakan pendapatnya dan mengunggah apapun di akun media sosialnya akan tetapi tidak semua yang diunggah adalah hal baik. Pembulian diera modern seperti sekarang ini semakin merajalela, hanya dengan bermodalkan media sosial seseorang dapat melukai mental orang lain terlebih remaja yang masih sangat labil. Bukan hanya itu melalui media sosial generasi muda yang gaul dan banyak gaya menjadi bersikap konsumtif membeli banyak barang yang belum tentu berguna. Kemudahan berbelanja melalaui media sosial seperti TikTok Shop yang memberikan harga murah membuat generasi muda kita mudah tergiur untuk berbelanja.
ADVERTISEMENT
Dibalik kekurangannya terdapat juga kelebihan dari adanya media sosial. Remaja sangatlah cepat merasa bosan dan diusianya ini mereka sedang senang-senangnya berkreasi serta mengekspresikan diri. Maka melalui media sosial mereka menghilangkan kebosanan, membuat kreativitas yang menakjubkan, dan mengekspresikan diri dengan mudah. Berkreativitas dimedia sosial ternyata bermanfaat lho salah satunya yaitu bisa jadi sumber scuan. Media sosial juga memudahkan bagi para remaja yang senang mengikuti informasi terkini, mereka bisa mendapatkan banyak informasi dari dalam maupun luar negeri. Contohnya informasi mengenai perang yang saat ini terjadi di Palestina ataupun informasi terkait idol Kpop mereka dari Korea Selatan.