Konten dari Pengguna

Pemikiran Filsafat Al-Kindi mengenai Ketuhanan

HAYA FARRASSYIFA QURRATUZAHRA
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
19 Juni 2024 12:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari HAYA FARRASSYIFA QURRATUZAHRA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Shutterstock
ADVERTISEMENT
Al-Kindi memiliki pengaruh yang luas dalam dunia akademik dan pemikiran Islam, dengan sumbangan karyanya yang meliputi berbagai aspek filsafat, matematika, kedokteran, dan astronomi. Karya-karyanya telah mempengaruhi banyak pemikir dan terus menjadi sumber inspirasi dalam pengembangan pemikiran keislaman hingga saat ini. Salah satu pemikiran Al-Kindi yang terkenal adalah tentang konsep ketuhanan. Dalam pemikirannya tentang konsep ketuhanan, Al-Kindi membahas bagaimana keberadaan Tuhan, keesaan-Nya, dan sifat-sifat-Nya yang membawa kita pada pemahaman yang lebih luas terhadap konsep ketuhanan. Untuk memahami lebih lanjut bagaimana konsep ketuhanan menurut Al-Kindi, mari kita telusuri terus bacaan artikel ini!
ADVERTISEMENT

Biografi Al-Kindi

Al-Kindi merupakan seorang tokoh filsuf Muslim pertama. Al-Kindi sendiri memiliki nama lengkap Abu Yusuf Ya’qub Ibn Ishaq Ibn al-Shabbah Ibn ‘Imran Ibn Muhammad Ibn al-Asy’as Ibn Qais al-Kindi. Al-Kindi dilahirkan di Kufah pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid dari dinasti Abbasiyah. Ayahnya telah meninggal dunia saat ia masih di usia kanak-kanak.
Al-Kindi pindah dari Kufah ke Basrah untuk menempuh pendidikannya di bidang bahasa dan ilmu teologi Islam. Kemudian ia menetap di Baghdad, yang pada saat itu merupakan ibukota sekaligus pusat intelektual dan peradaban Islam. Pada awalnya, Al-Kindi hanya menguasai bahasa Syria, namun untuk bisa lebih memperdalam ilmunya mengenai filsafat Yunani, ia kemudian mempelajari bahasa Yunani. Dengan demikian, ia berhasil merevisi beberapa terjemahan Yunani ke dalam bahasa Arab yang telah dilakukan oleh intelektual sebelumnya. Dengan kemampuannya yang luar biasa tersebut, Al-Kindi diajak untuk bergabung dengan cendekiawan lainnya dalam penerjemahan karya-karya Yunani, di mana pada saat itu jarang sekali orang Arab yang bisa bahasa Yunani atau Syria.
ADVERTISEMENT
Al-Kindi hidup selama masa pemerintahan Daulah Abbasiyah. Ia mendirikan sebuah pusat pengajaran dan penerjemahan yang termasyhur dalam sejarah Arab sebagai Rumah Kearifan (Baitul Hikmah). Ia juga mengirimkan utusan-utusan ke seluruh Kerajaan Byzantium untuk mencari buku-buku Yunani tentang berbagai subjek.
Selama masa pemerintahan Daulah Abbasiyah tersebut, Al-Kindi begitu banyak berkembang. Ia hampir menyelesaikan penerjemahan karya-karya filsafat Yunani. Ia juga telah banyak mengarang buku tentang filsafat, logika, ilmu hitung, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, optik, musik, matematika, dan sebagainya.

Konsep Ketuhanan Al-kindi

Salah satu konsep utama dalam pemikiran Al-kindi tentang Tuhan adalah keesaan Tuhan (Tauhid). Menurut Al-kindi, Tuhan adalah satu-satunya Keberadaan Mutlak yang tiada batasnya, tidak terjangkau oleh pemikiran manusia, dan maha kuasa atas segala sesuatu. Dalam pandangan Al-kindi, Tuhan menciptakan alam semesta dan menjadikan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. kitab suci Al-Qur'an dan karya-karya filosofis Yunani klasik seperti Plato dan Aristoteles dijadikan referensi yang digunakan sebagai dasar pemikiran Al-Kindi tentang Tuhan. Al-kindi menyatukan konsep-konsep filosofi Yunani dengan ajaran-ajaran agama Islam untuk membentuk landasan awal pemikirannya tentang Tuhan. Selain itu, Alkindi juga mengamati fenomena alam semesta dan mencoba menjelaskannya melalui akal dan logika. Menurut Al-Kindi, alam semesta adalah ciptaan Tuhan yang sempurna dan harmonis, menunjukkan keberadaan Tuhan yang Maha Bijaksana dan Maha Pencipta.
ADVERTISEMENT
Dalam pemikirannya, Al-Kindi meyakini bahwa Tuhan adalah entitas yang wajib ada (wajib al-wujud). Bagi Al-Kindi, keberadaan Tuhan tidak tergantung pada apapun dan merupakan sumber dari segala sesuatu yang ada. Ia percaya bahwa keberadaan Tuhan itu mutlak dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Al-Kindi juga menjelaskan bahwa keberadaan Tuhan dapat dipahami melalui akal dan rasionalitas manusia. Menurutnya, tanda-tanda keberadaan Tuhan dapat ditemukan dalam keharmonisan alam semesta dan kedamaian yang ada di dalamnya. Dengan demikian, Al-Kindi menekankan akan pentingnya menggunakan akal untuk memahami keberadaan Tuhan.

Sifat Tuhan menurut Al-kindi

Al-Kindi mensifati Tuhan dengan istilah-istilah baru. Menurut Al-Kindi, Tuhan adalah yang benar. Ia tinggi dan dapat disifati hanya dengan sebutan-sebutan negatif seperti Ia bukan materi, tak terbentuk, tak berjumlah , tak berkualitas, tak berhubungan. Ia tak berjenis, tak terbagi, dan tak berkejadian dan Ia abadi. Oleh karena itu Tuhan Maha Esa (wahdah).
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Mariyanti, N., & Burhanuddin, N. (2023). Pemikiran Al-Kindi tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya terhadap Pendidikan Islam Kontemporer. JIP: Jurnal Ilmu Pendidikan, 1(7), 1066-1078.
Habibah, S. (2020). Filsafat Ketuhanan al-kindi. Dar el-Ilmi: jurnal studi keagamaan, pendidikan dan humaniora, 7(1), 19-34.
Islam, N. (2023). Pemikiran Al-Kindi (Rasional-Religius) Tentang Pendidikan Islam Dan Relevansinya Terhadap Pendidikan Islam Kontemporer. Madania: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 13(1), 62-73.