Konten dari Pengguna

Ketidakmerataan dan Bobroknya Sistem Pendidikan di Indonesia

Hayatin Nufus
Saya merupakan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hobi saya adalah menulis seputar dunia pendidikan khususnya di Indonesia.
29 Mei 2024 7:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hayatin Nufus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Sumber: Pexels/@Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Sumber: Pexels/@Pixabay.
ADVERTISEMENT
Sistem pendidikan di Indonesia telah menjadi sorotan selama bertahun-tahun karena berbagai masalah yang menghambat kualitas dan pemerataan pendidikan. Meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan untuk memperbaikinya, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ketidakmerataan masih ada di mana-mana. Tulisan saya ini akan membahas beberapa aspek yang menunjukkan bobroknya sistem pendidikan di Indonesia serta dampaknya terhadap masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ketidakmerataan akses pendidikan di Indonesia sangat mencolok antara daerah perkotaan dan pedesaan. Di kota-kota besar, fasilitas pendidikan biasanya lebih lengkap dan modern.
Sementara itu, di daerah pedesaan, banyak sekolah yang masih kekurangan fasilitas dasar seperti ruang kelas yang layak, buku pelajaran, dan alat peraga. Hal ini menyebabkan kualitas pendidikan di pedesaan jauh tertinggal dibandingkan dengan di perkotaan.
Kurangnya Tenaga Pengajar
Selain itu, masalah distribusi tenaga pengajar yang tidak merata juga menjadi sorotan. Banyak guru yang lebih memilih mengajar di kota-kota besar karena berbagai alasan, seperti fasilitas yang lebih baik dan kesempatan karier yang lebih menjanjikan.
Akibatnya, banyak sekolah di daerah terpencil yang kekurangan guru yang kompeten. Bahkan, ada sekolah yang harus ditutup karena tidak ada guru yang bersedia mengajar di sana.
ADVERTISEMENT
Ketidakmerataan ini juga terlihat pada kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa. Di sekolah-sekolah unggulan di kota, siswa mendapatkan pendidikan yang lebih baik dengan kurikulum yang lengkap dan bimbingan intensif.
Sebaliknya, di sekolah-sekolah di daerah terpencil, kurikulum sering kali tidak diterapkan dengan baik karena kurangnya sarana dan prasarana. Akibatnya, kualitas lulusan dari daerah terpencil jauh tertinggal dibandingkan dengan lulusan dari sekolah-sekolah unggulan di kota.
Biaya Pendidikan Tinggi
Lebih lanjut, biaya pendidikan yang tinggi juga menjadi hambatan besar bagi banyak anak di Indonesia. Meskipun pendidikan dasar dijanjikan gratis oleh pemerintah, kenyataannya banyak sekolah yang masih membebankan biaya tambahan kepada siswa.
Biaya ini meliputi uang buku, seragam, dan kegiatan ekstrakurikuler. Bagi keluarga dengan ekonomi lemah, biaya-biaya ini sangat memberatkan dan sering kali menyebabkan anak-anak mereka harus putus sekolah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kita bisa melihat contoh nyata dengan jelas bagaimana beberapa waktu yang lalu mahasiswa dibuat resah oleh kebijakan meningkatnya Uang Kuliah Tunggal (UKT), hal ini menjadi bukti kongkret bahwa salah satu yang menghapus impian anak bangsa adalah biaya pendidikan yang tinggi.
Sistem pendidikan yang birokratis dan kurang fleksibel juga berkontribusi pada bobroknya pendidikan di Indonesia. Banyak kebijakan pendidikan yang tidak efektif dan sulit diimplementasikan di lapangan. Selain itu, kurikulum yang sering berubah-ubah membuat guru dan siswa kesulitan untuk menyesuaikan diri. Akibatnya, proses belajar-mengajar menjadi tidak optimal dan tidak sesuai dengan kebutuhan zaman.
Korupsi di Lembaga Pendidikan
Korupsi di sektor pendidikan juga memperparah keadaan. Dana yang seharusnya digunakan untuk memperbaiki fasilitas sekolah dan meningkatkan kesejahteraan guru sering kali disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Akibatnya, program-program perbaikan pendidikan tidak berjalan dengan semestinya dan kualitas pendidikan tetap rendah.
ADVERTISEMENT
Ketidakmerataan pendidikan juga berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak akan kesulitan bersaing di dunia kerja. Hal ini berujung pada tingginya angka pengangguran dan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Padahal, pendidikan yang baik seharusnya dapat meningkatkan kualitas hidup dan membuka peluang untuk masa depan yang lebih baik.
Untuk mengatasi masalah-masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Pemerintah perlu memastikan bahwa anggaran pendidikan digunakan dengan efektif dan tepat sasaran.
Selain itu, peningkatan kesejahteraan guru dan pemerataan distribusi tenaga pengajar juga harus menjadi prioritas. Di sisi lain, masyarakat dan sektor swasta dapat berperan dengan memberikan dukungan melalui program-program beasiswa dan pembangunan fasilitas pendidikan.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup, sistem pendidikan di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan yang menghambat pemerataan dan kualitas pendidikan. Ketidakmerataan akses, distribusi tenaga pengajar, biaya pendidikan yang tinggi, birokrasi, dan korupsi adalah beberapa masalah utama yang perlu segera diatasi.
Dengan kerjasama dan komitmen dari semua pihak, diharapkan sistem pendidikan di Indonesia dapat mengalami perbaikan signifikan sehingga semua anak dapat mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas.