Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Pendidikan Karakter Sebagai Bingkai Program Merdeka Belajar
30 September 2021 10:28 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Hayumuti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengulik Implementasi Pendidikan Karakter dalam Program Merdeka Belajar
![Pendidikan karakter sebagai bingkai program Merdeka BelajarSumber: PhotobyJerry WangonUnsplash (https://unsplash.com/photos/jfnUC7s3iuw)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1632930761/o2qrx8jhluusc7wbtjzb.png)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada kenyataannya, potensi besar yang dihadapi negeri ini sejalan dengan tantangan besar yang dihadapi pula. Jika hal ini tidak disikapi dengan bijaksana, maka tidak mungkin akan menjadi bumerang tersendiri bagi Indonesia. Tantangan itu semakin tampak nyata ketika sebagian peserta didik merayakan kebebasan individual yang melanggar norma dan susila, layaknya pergaulan dan seks bebas, narkoba, pelecehan seksual , dan sederet peristiwa memilukan lainnya. Belum lagi, skandal-skandal institusional tanpa sungkan terus-menerus merusak. Pejabat-pejabat publik dengan seringnya terpampang di media dipajang sebagai tersangka korupsi, penyuapan, penggelapan dana, dan pencucian uang, bukti moralitas telah jauh dari para pemburu nafsu duniawi.
Dihadapkan dari berbagai problematika kelam ini, Indonesia harus kembali menoleh pada pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai moral dan membangun karakter yang paripurna, tak lain adalah pendidikan karakter. Pendidikan karakter ini merupakan formulasi dari nilai-nilai yang bersifat universal dan nilai-nilai yang bersifat lokal, di antaranya berupa sikap jujur, disiplin, kreatif, mandiri, bekerja keras, dan bertangung jawab. Sikap-sikap tersebut juga merupakan nilai kebaikan individu yang ada di tengah-tengah masyarakat dan berkembang dalam ajaran agama. Nilai-nilai tersebut diharapkan tertanam dalam diri peserta didik sehingga mampu menjadi acuan sikap dan perilaku sehingga mampu membentuk karakter yang baik.
ADVERTISEMENT
Di lain pihak, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makariem, dalam pidatonya ketika memperingati Hari Guru Nasional, menjelaskan bahwa ia berjanji akan mengubah pandangan dan praktik yang mengekang kemajuan pendidikan nasional, layaknya birokrasi yang memberatkan, tugas yang memberatkan, manajemen sekolah yang jumud, menjadi ekosistem pendidikan yang menyenangkan, terbuka, kolaboratif, dan menyesuaikan konteks zaman. Konsep pendidikan itu adalah Merdeka Belajar .
Merdeka Belajar merupakan program pendidikan yang memberikan kebebasan berpikir dan kebebasan berinovasi. Merdeka Belajar fokus pada kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif. Merdeka Belajar akan mengubah paradigma lama terhadap pendidik sebagai penyampai informasi semata, menjadi pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar. Dengan demikian, pendidik memegang kendali akan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di ruang kelasnya masing-masing. Pendidik diharapkan menjadi penggerak dalam mengambil tindakan yang muaranya memberikan hal yang terbaik untuk peserta didik.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh lagi, Merdeka Belajar akan meninggalkan pendekatan standardisasi menuju pendekatan heterogen yang lebih paripurna guna mendorong pendidik dan peserta didik untuk menjelajahi khasanah pengetahuan yang terus berkembang. Pembelajaran akan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik serta didukung oleh teknologi yang memberikan pendekatan personal bagi progresivitas belajar setiap peserta didik. Dengan model seperti ini, kurikulum yang terbentuk dari program Merdeka Belajar akan lebih fleksibel, berdasarkan kompetensi, fokus pada pengembangan karakter, dan akomodatif terhadap kebutuhan dunia kerja.
Pendidikan karakter hadir sebagai bingkai dalam implementasi program Merdeka Belajar. Pendidikan karakter di setiap satuan pendidikan juga merupakan investasi jangka panjang masyarakat untuk melaksanakan bonus demografi. Dengan pendidikan karakter, diharapkan peserta didik nantinya tidak hanya menjadi produktif, melainkan mempunyai kepribadian yang baik, sehingga dapat menjadi masyarakat Indonesia yang bekerja keras, kreatif, inovatif, jujur, tangguh, mandiri, dan bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Dalam program Merdeka Belajar, langkah-langkah penanaman karakter merupakan hal yang sangat krusial. Seluruh kegiatan yang mendukung pendidikan karakter harus ikut berpartisipasi dan turun tangan. Imbasnya, semua langkah yang dikerjakan akan membuat pembentukan karakter lebih holistik dan saling berkaitan satu sama lain. Implementasi dari penanaman pendidikan karakter ini dapat dilaksanakan melalui pendekatan pendidik dan peserta didik secara langsung melalui kegiatan-kegiatan sekolah, yaitu intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler pada setiap jenjang pendidikan.
Dalam hal intrakurikuler, penguatan nilai-nilai karakter dapat dilakukan melalui kegiatan penguatan materi pembelajaran serta metode pembelajaran yang sesuai dengan muatan kurikulum. Sementara itu, kokurikuler dapat dilakukan melalui penguatan nilai-nilai karakter guna pendalaman maupun pengayaan kegiatan intrakurikuler sesuai muatan kurikulum. Di sisi lain, langkah ini juga dapat dilakukan melalui kerja sama antarsatuan pendidikan formal, kerja sama dengan satuan pendidikan nonformal, dan kerja sama dengan lembaga keagamaan atau lembaga lain yang berkaitan, seperti lembaga kursus dan pelatihan, organisasi kemasyarakatan, atau dunia usaha/dunia industri.
ADVERTISEMENT
Pendidikan karakter dalam program Merdeka Belajar juga dapat dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler, yang berarti menguatkan nilai-nilai karakter dalam rangka perluasan profesi, bakat minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal. Hal ini dapat diimplementasikan melalui kegiatan krida, karya ilmiah, latihan olah bakat, dan berbagai kegiatan keagamaan seperti pesantren kilat, ceramah keagamaan, atau baca tulis Alquran dan kitab suci lainnya.
Pada akhirnya, pendidikan karakter merupakan salah satu upaya dalam mengembangkan kontrol diri seseorang termasuk peserta didik. Jika kontrol diri seseorang dapat dikembangkan, maka akan melahirkan pula generasi yang mandiri, disiplin, kreatif, bertanggung jawab dan tangguh dalam menghadapi tantangan. Jika memperhatikan skema pendidikan karakter dalam program Merdeka Belajar, maka keberhasilan akan implementasinya akan sangat ditentukan oleh kepiawaian pendidik untuk menjadi inspirasi dan teladan bagi peserta didiknya. Berbagai pola implementasi dari pendidikan karakter juga sangat relevan diterapkan sebagai bingkai program Merdeka Belajar di Indonesia. Implementasi pendidikan karakter di setiap satuan pendidikan tentu akan membentuk masyarakat yang tidak hanya produktif, tetapi juga pekerja keras, kreatif, inovatif, tangguh, mandiri, dan bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Oleh: Hayumuti (Dosen FAI Universitas Muhammadiyah Surabaya)