Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Bapak Rumah Tangga Perspektif Islam: Konsep Kesetaraan Gender dalam Keluarga
15 November 2024 18:22 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Hazwan Yakub tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Peran gender dalam keluarga menjadi salah satu topik yang semakin banyak dibicarakan di era modern ini. Dalam banyak budaya, ada pembagian tugas yang jelas antara pria dan wanita—laki-laki bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah, sementara perempuan mengelola urusan rumah tangga. Namun, di tengah perubahan zaman dan kesadaran tentang kesetaraan gender, muncul pertanyaan: Bagaimana pandangan Islam mengenai hal ini, khususnya peran "bapak rumah tangga" Apa sebenarnya posisi pria dalam keluarga menurut Islam? Artikel ini akan mengulas peran tersebut dan bagaimana konsep kesetaraan peran dalam keluarga bisa diteguhkan berdasarkan ajaran Islam.
Kesetaraan Gender dalam Islam
ADVERTISEMENT
Kesetaraan gender dalam Islam seringkali dipahami sebagai hak dan kewajiban yang seimbang antara laki-laki dan perempuan. Namun, kesetaraan ini bukan berarti keduanya memiliki peran yang identik. Islam memandang bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan dengan karakteristik yang berbeda, namun keduanya memiliki hak yang sama dalam banyak hal—termasuk dalam keluarga.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT mengingatkan kita bahwa laki-laki dan perempuan masing-masing memiliki hak atas apa yang mereka usahakan. Sebagaimana dalam surah An-Nisa’ (4:32), “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah diberikan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak daripada sebagian yang lain. Untuk laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan untuk perempuan ada bagian dari apa yang mereka usahakan...” Ayat ini menunjukkan bahwa dalam hal usaha dan hasil, laki-laki dan perempuan memiliki hak yang setara.
ADVERTISEMENT
Islam menekankan pentingnya keadilan, dan kesetaraan gender bukan berarti membiarkan pembagian tugas keluarga berjalan kaku. Lebih dari itu, kesetaraan dalam Islam adalah tentang saling melengkapi, saling mendukung, dan berbagi tanggung jawab sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Bapak Rumah Tangga dalam Islam
Dalam banyak budaya, peran “bapak rumah tangga” seringkali dianggap bertentangan dengan konsep tradisional bahwa laki-laki adalah pencari nafkah utama. Namun, dalam Islam, peran pria di rumah bukan hanya sebagai pencari nafkah, tetapi juga sebagai pemimpin keluarga yang harus mendidik dan membimbing anak-anak, serta menjaga keharmonisan rumah tangga.
Rasulullah SAW memberikan teladan yang sangat baik dalam hal ini. Beliau tidak hanya bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga, tetapi juga terlibat dalam aktivitas rumah tangga. Dalam banyak riwayat, Nabi Muhammad SAW sering membantu istrinya di rumah—membersihkan rumah, menyuapi anak-anak, dan mengurus urusan rumah tangga lainnya. Ini menunjukkan bahwa peran bapak rumah tangga dalam Islam tidak terbatas pada pekerjaan di luar rumah, tetapi mencakup keterlibatan langsung dalam pengelolaan rumah dan pendidikan anak-anak.
ADVERTISEMENT
Dalam perspektif Islam, seorang bapak rumah tangga harus memiliki dua peran utama: sebagai pemimpin yang bijaksana dan sebagai pendidik bagi anak-anak. Kepemimpinan dalam keluarga menurut Islam bukan berarti memegang kekuasaan secara otoriter, tetapi lebih kepada kemampuan untuk mengarahkan keluarga menuju kebaikan dan ketaatan kepada Allah. Peran ini juga mencakup menjaga keharmonisan dalam rumah tangga, memastikan bahwa hubungan antara suami dan istri berjalan harmonis, serta mendidik anak-anak dengan penuh kasih sayang dan perhatian.
Kesetaraan Peran dalam Keluarga
Kesetaraan peran dalam keluarga Islam tidak dimaksudkan untuk membuat tugas-tugas rumah tangga dibagi secara kaku antara suami dan istri. Sebaliknya, kesetaraan ini berarti berbagi tanggung jawab secara adil dan saling mendukung satu sama lain. Masing-masing anggota keluarga—baik suami maupun istri—memiliki peran yang tak terpisahkan untuk memastikan kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga.
ADVERTISEMENT
Seorang bapak rumah tangga dalam Islam bukan hanya bertanggung jawab untuk memberi nafkah, tetapi juga berperan sebagai pendidik yang menanamkan nilai-nilai agama, moral, dan etika kepada anak-anaknya. Dalam konteks ini, suami dan istri adalah mitra yang saling melengkapi, dengan masing-masing memiliki peran penting dalam mendidik dan merawat keluarga.
Sebagai contoh, dalam banyak hadis, Nabi Muhammad SAW menyampaikan bahwa suami adalah pemimpin dalam keluarga yang bertugas mengarahkan istrinya dengan baik. Namun, kepemimpinan ini harus didasari oleh prinsip kasih sayang, keadilan, dan kerjasama. Oleh karena itu, kesetaraan peran dalam keluarga tidak berarti suami menguasai semuanya, tetapi lebih pada membangun sinergi antara kedua pihak dalam mengelola rumah tangga.
Tantangan dalam Praktik Kesetaraan Peran
ADVERTISEMENT
Meskipun ajaran Islam mengenai kesetaraan peran sudah jelas, penerapannya dalam kehidupan sehari-hari seringkali menghadapi tantangan. Dalam beberapa masyarakat, tradisi patriarki masih kuat, sehingga peran perempuan di rumah seringkali dianggap terbatas pada urusan domestik, sementara laki-laki diharapkan untuk menjadi pencari nafkah utama.
Untuk itu, penting bagi umat Islam untuk kembali memahami ajaran Islam yang sebenarnya. Pemahaman yang benar tentang peran pria dan wanita dalam keluarga menurut Islam akan membantu mengubah paradigma tersebut, dan menegaskan bahwa peran bapak rumah tangga bukanlah sebuah hal yang merendahkan, melainkan merupakan bagian dari kewajiban sebagai seorang pemimpin yang penuh kasih sayang dan tanggung jawab