Konten dari Pengguna

Dua Faktor di Balik Tumbuhnya Rasa Nasionalisme

Diego
Dosen Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Andalas
7 Maret 2024 10:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diego tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi nasionalisme pudar. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nasionalisme pudar. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Nasionalisme merupakan suatu sikap atau ideologi yang bermakna sebagai adanya rasa kepentingan dan tanggung jawab terhadap identitas nasional, yang ditunjukkan dengan rasa cinta, bangga, serta loyalitas terhadap negara.
ADVERTISEMENT
Sikap nasionalisme berkaitan dengan elemen seperti bahasa, budaya, sejarah, wilayah, agama, dan sebagainya. Sikap nasionalisme tidak muncul dengan sendirinya. Adanya pengaruh internal dan ekternal memberikan dampak besar terhadap penanaman nilai nasionalisme dalam suatu bangsa.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Utama Andri (2019), bahwa ada faktor-faktor yang dapat mendorong munculnya rasa nasionalisme terhadap negara, yaitu faktor internal dan juga faktor eksternal. Faktor internal yang mendorong munculnya sikap nasionalisme di antaranya adalah: pertama, kenangan kejayaan masa lalu.
Ketika seseorang merenungkan dan mengingat perjuangan, keberhasilan yang pernah diraih oleh para pejuang terdahulu untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Hal ini akan memperkuat dan memicu semangat nasionalisme serta berusaha untuk melampaui prestasi perjuangan tersebut di masa depan, demi Indonesia yang lebih maju dan berjaya lagi.
ADVERTISEMENT
Kedua, perilaku Belanda yang menyengsarakan rakyat. Eksploitasi ekonomi, penindasan budaya dan identitas, kekerasan, kesenjangan sosial, serta rasisme yang dilakukan oleh Belanda dahulu, menjadi semangat serta acuan dalam pembentukan semangat nasionalisme di tengah masyarakat.
Masa kelam yang pernah dialami bangsa Indonesia, menjadi pukulan bagi rakyat Indonesia sekaligus, menjadikan rakyat Indonesia semakin semangat untuk terus menanamkan sikap nasionalisme.
Ketiga, munculnya golongan pertengahan dan kaum terpelajar. Saat ini, semakin banyak masyarakat yang memiliki akses yang lebih besar terhadap pendidikan formal serta pengetahuan politik. Dengan adanya pendidikan yang lebih baik, akan memunculkan kecenderungan pemahaman yang lebih mendalam terkait sejarah serta budaya nasional.
Terlebih lagi kaum terpelajar cenderung memiliki akses yang lebih besar terhadap media, literatur, serta informasi secara umum. Mereka akan menggunakan media yang ada sebagai wadah untuk menyebarkan ide-ide nasionalisme, membangkitkan kesadaran terhadap perjuangan nasional. Sehingga golongan pertengahan dan kaum terpelajar memiliki peran penting dalam menggerakkan penanaman nilai nasionalisme.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, selain faktor internal yang dapat mempengaruhi penanaman nilai nasionalisme, faktor eksternal juga memiliki peran penting dalam penanaman nilai nasionalisme, di antaranya: Pertama, adanya paham modern dari Eropa seperti liberalisme, humanisme, nasionalisme serta komunisme. Seperti paham nasionalisme yang lahir pada abad ke-19, yang mencetuskan gagasan tentang persatuan bangsa sebagai suatu entitas politik dan budaya yang terpisah dengan kekuasaan kolonial.
Pemahaman ini memainkan peran penting dalam pembentukan kesadaran nasional di Indonesia. Paham liberalisme yang menekankan pada Hak Asasi Manusia, kebebasan individu, serta pemisahan kekuasaan juga memiliki pengaruh terhadap terciptanya sikap nasionalisme bangsa Indonesia. Paham modern yang dilahirkan bangsa Eropa ini memberikan kerangka pemikiran, gagasan, serta ideologi untuk mempertahankan serta memperjuangkan kedaulatan nasional.
ADVERTISEMENT
Kedua, Munculnya paham Aufklarung (pencaharian) dan kosmopolitanisme. Paham yang berkembang di Eropa pada abad ke-17 dan 18 ini memiliki pemahaman bahwa akal budi, pengetahuan, serta rasionalitas menjadi sarana dalam memahami dan mengatasi masalah manusia.
Meskipun paham ini tidak secara langsung memberikan pengaruh dalam menciptakan sikap nasionalisme, namun secara tidak langsung dapat memberikan kontribusi dalam membentuk pemikiran dan nilai yang mendukung kesadaran terhadap hak-hak dan kepentingan nasional bagi Indonesia.
Ketiga, terjadinya revolusi Perancis. Sama halnya dengan paham Aufklarung, meskipun tidak berpengaruh secara langsung terhadap munculnya rasa nasionalisme di Indonesia. Namun karena dampaknya yang luas terhadap ideologi dan perkembangan politik di seluruh dunia, sehingga dapat memberikan pengaruh dalam pembentukkan semangat nasionalisme antara para pemikir dan aktivis nasional.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya penanaman sikap nasionalisme yang dibangun dalam suatu negara, serta adanya pengaruh yang cukup besar secara internal dan eksternal, akan semakin memperkuat pertahanan, keamanan, serta ketengan di Indonesia. Pentingnya dalam suatu negara memiliki sikap nasionalisme ditujukan untuk: pertama, penguat identitas kebangsaan.
Adanya sikap nasionalisme dalam diri suatu individu ditujukan sebagai penguat identitas sebagai suatu bangsa. Kedua, sebagai pendorong kesatuan dan solidaritas. Hal ini ditujukan untuk melindungi kepentingan yang ada dalam bangsa.
Ketiga, memelihara kedaulatan dan kemandirian. Dengan adanya sikap nasionalisme dapat menjadi tameng serta senjata dalam mempertahankan kedaulatan negara serta kemandirian dalam politik, ekonomi, dan budaya.
Hal ini sekaligus dapat mengurangi ketergantungan pada negara-negara lain. Hanya saja, Indonesia yang masih menjadi negara berkembang dan sedang bergerak menjadi negara yang maju, masih tetap membutuhkan dukungan dari negara lain.
ADVERTISEMENT
Keempat, stabilitas politik dan sosial. Sikap nasionalisme dapat meningkatkan stabilitas politik dan sosial dengan memperkuat identitas dan loyalitas terhadap negara serta institusinya.
Kelima, Pembangunan Ekonomi. Sikap nasionalisme terhadap Indonesia, dapat menjadi pendukung dalam pembangunan ekonomi dengan cara mendorong investasi industri dalam negeri, mendukung serta menduniakan produk lokal menggunakan media yang ada, serta melindungi pasar lokal dari persaingan pasar asing.
Meskipun sikap nasionalisme kita saat ini belum sempurna, namun perlu diingat bahwa jika kita cinta dengan Indonesia, serta ingin Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi. Maka diperlukan kekuatan bersama untuk terus menyuarakan sikap nasionalisme pada seluruh masyarakat. Memberikan pembekalan sedari dini bagi anak-anak mengenai pentingnya sikap nasionalisme juga akan sangat membantu agar sikap nasionalisme bangsa Indonesia menjadi lebih baik lagi.
ADVERTISEMENT