Konten dari Pengguna

Kemendikbudristek : Perspektif Dosen terkait Program Unggulan Praktisi Mengajar

Diego
Dosen Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Andalas
18 Agustus 2024 15:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diego tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Kemendikbudristek dengan Program Unggulan Praktisi Mengajar

Sumber: Pexels.com (Program Unggulan Praktisi Mengajar dari Kemendikbudristek)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pexels.com (Program Unggulan Praktisi Mengajar dari Kemendikbudristek)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kemendikbudristek melalui program - program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah membawa banyak perubahan yang cukup signifikan di dalam dunia pendidikan Indonesia, salah satunya yaitu Praktisi Mengajar. Praktisi Mengajar adalah salah satu program unggulan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenbudristek) yang dirancang untuk menjembatani dunia akademik dengan industri.Program ini mendorong kolaborasi aktif praktisi ahli dengan dosen agar tercipta pertukaran ilmu serta keahlian yang mendalam dan bermakna antar sivitas akademika di perguruan tinggi dan profesional di dunia kerja. Kolaborasi tersebut dilakukan dalam mata kuliah yang disampaikan di ruang kelas baik itu secara luring maupun daring.
ADVERTISEMENT
Program Praktisi Mengajar yang diprakarsai oleh Kemendikbudristek ini memiliki tiga tujuan :
1. Menutup kesenjangan kompetensi lulusan baru dengan kebutuhan dunia kerja.
2. Mendorong kolaborasi perguruan tinggi dan industri dalam menyelenggarakan pembelajaran praktis dan aplikatif.
3. Meningkatkan relevansi skill lulusan perguruan tinggi Indonesia dengan kebutuhan dunia kerja dan industri.
Dalam program ini, saya sebagai dosen pengampu mata kuliah mengajak praktisi yang berpengalaman untuk mata kuliah editing. Praktisi yang diajak untuk berkolaborasi berasal dari TVRI yang telah berpengalaman. Praktisi ikut serta dalam kelas praktek dengan mengajarkan langsung kepada mahasiswa bagaimana proses editing yang baik dan layak tayang.
Selama berjalannya program Praktisi Mengajar ini, mata kuliah editing ini memanfaatkan ketersediaan laboratorium TV dan Film yang memang sudah dimiliki oleh Departemen tempat saya bekerja sejak beberapa tahun lalu. Setiap pertemuan, saya bertugas mendampingi praktisi ini di dalam laboratorium untuk memastikan perkuliahan berjalan lancar dan tidak melenceng dari Rencana Pembelajaran Semester (RPS).
ADVERTISEMENT
Di awal pertemuan, praktisi akan mengajarkan mengenai dasar - dasar editing menggunakan software tertentu. Dan pada pertemuan - pertemuan berikutnya, mahasiswa mulai praktek langsung sampai dengan sebuah materi tertentu dinyatakan layak untuk tayang. Menurut saya, kendala yang ditemui tentunya tingginya spesifikasi komputer agar proses editing bisa berjalan dengan lancar. Output dari perkuliahan ini adalah berupa video liputan yang di unggah di laman Youtube.
Dengan adanya praktisi yang masuk ke kelas untuk mengajar, secara profesional saya merasa sangat terbantu untuk bisa memahami seperti apa tuntutan yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi yang memenuhi standar dunia kerja. Dunia kerja di Indonesia secara umum tidak hanya membutuhkan seorang fresh graduate yang memiliki kecerdasan dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi saja. Lebih dari itu, lulusan perguruan tinggi juga dituntut untuk memiliki kompetensi tambahan seperti kemampuan berorganisasi, public speaking maupun kemampuan - kemampuan teknis seperti editing dan fotografi.
ADVERTISEMENT
Sebagai dosen, saya merasa tuntutan dunia kerja di Indonesia terhadap kompetensi yang dimiliki lulusan perguruan tinggi adalah cukup tinggi. Jika dahulu di awal tahun 2000-an prinsip learning by doing ketika masuk ke dunia kerja masih berlaku, maka pada saat sekarang ini prinsip tersebut tentu saja tidak berlaku lagi. Mahasiswa dituntut untuk memiliki keahlian tambahan disamping IPK yang tinggi. Dengan adanya program Praktisi Mengajar ini, jarak yang memisahkan antara perguruan tinggi dengan dunia kerja dicoba untuk dijembatani dengan baik. Praktisi dunia kerja sebagai user lulusan perguruan tinggi mulai untuk dilibatkan di dalam proses belajar mengajar agar mereka bisa mendidik langsung calon lulusan yang mereka butuhkan di dunia kerja kelak.
Berdasarkan hasil diskusi saya dengan mahasiswa yang diajar oleh praktisi, mereka menjadi paham seperti apa ritme dunia kerja yang ada. Praktisi tidak hanya mengajarkan bagaimana teknis editing yang benar namun juga mengajarkan seperti apa dunia kerja yang real berjalan. Mahasiswa merasa dibimbing oleh tangan profesional di bidangnya sehingga mereka menjadi paham bahwa ada keselarasan yang terjadi di dunia perguruan tinggi dan dunia kerja. Semua ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan akan diimplementasikan di dunia kerja dalam bentuk bekerja secara profesional.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya program Praktisi Mengajar ini, saya sebagai dosen pengampu juga dapat belajar dari praktisi yang saya ajak berkolaborasi tersebut. Poin yang dapat saya ambil adalah dunia kerja benar - benar membutuhkan seorang lulusan yang siap pakai. Ritme kerja yang sangat tinggi tidak memiliki waktu lebih untuk mengajarkan seorang lulusan yang tidak memiliki kompetensi tambahan. Dengan adanya program ini, sedikit banyaknya akan menyadarkan kami para pendidik untuk menambah porsi praktikum di dalam kurikulum yang dipakai agar lulusan yang dihasilkan menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan kompetitornya dari perguruan tinggi lain.