Konten dari Pengguna

Pendidikan Tidak Merata Masih Jadi Persoalan Besar di Indonesia

Diego
Dosen Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Andalas
6 Maret 2024 16:35 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diego tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dalam upaya untuk menciptakan SDM unggul yang pintar, kreatif, jujur, dan bisa bersaing dalam mencapai visi Indonesia Emas tahun 2045, pemerintah telah menetapkan anggaran pendidikan senilai Rp 660,8 triliun. Foto: Dok. Kemenkeu
zoom-in-whitePerbesar
Dalam upaya untuk menciptakan SDM unggul yang pintar, kreatif, jujur, dan bisa bersaing dalam mencapai visi Indonesia Emas tahun 2045, pemerintah telah menetapkan anggaran pendidikan senilai Rp 660,8 triliun. Foto: Dok. Kemenkeu

Ketimpangan Pendidikan

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di Indonesia, namun hal ini masih menjadi masalah besar yang masih dihadapi oleh pemerintah. Pada dasarnya, pendidikan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang harus terus dibenahi dan diperhatikan dari waktu ke waktu.
ADVERTISEMENT
Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan bentuk geografi yang luas, menyebabkan timbulnya ketidakmerataan pendidikan. Beberapa faktor yang menjadi penyebab ketidakmerataan pendidikan di Indonesia secara umum yaitu:
Pertama, Aksesibilitas. seperti yang disebutkan di atas, faktor geografis mempengaruhi kesenjangan dalam dunia pendidikan. Hal ini karena masih banyak daerah-daerah terpencil di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh fasilitas pendidikan formal yang layak.
Infrastruktur yang kurang baik, serta kurangnya tenaga pendidik, merupakan persoalan pertama dalam menyediakan pendidikan berkualitas di daerah-daerah.
Kedua, kualitas pengajaran. Meskipun sekolah sudah tersedia di berbagai daerah di Indonesia, akan tetapi kualitas pengajaran tidak selalu konsisten. Sering kali terjadi di daerah terpencil kekurangan guru, serta kurikulum yang digunakan tidak relevan dengan kurikulum yang sudah ditetapkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, keterbatasan dalam mengakses daerah tersebut menyebabkan penyaluran sarana pendukung seperti buku dan fasilitas belajar lainnya menjadi terhambat. Bahkan tak jarang fasilitas yang hendak diberikan tidak sampai ke daerah tersebut.
Ketiga, kesetaraan gender. Tidak meratanya pendidikan di Indonesia hingga saat ini, sedikit banyaknya masih dipengaruhi oleh pengaruh gender. Hal ini terlihat dari adanya kesenjangan antara jumlah anak laki-laki dan perempuan yang memiliki akses dan mampu menyelesaikan pendidikan formal dengan baik.
Namun saat ini, Berdasarkan data BPS pada tahun 2021 menunjukkan bahwa persentase perempuan berusia 5 tahun ke atas yang masih bersekolah mencapai 23,65%. Sementara itu laki-laki lebih unggul sedikit sebesar 23,95%.
Angka ini tiap tahunnya tentu saja mengalami perubahan. Sehingga seiring perkembangan waktu, kesadaran akan pentingnya pendidikan semakin dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Keempat, adanya ketimpangan ekonomi. Indonesia saat ini masih tergolong sebagai negara yang berkembang. Hal ini dapat dirasakan ketika lapangan pekerjaan yang sulit dicari, jumlah pengangguran yang meningkat setiap tahunnya, sekolah yang masih berbayar, serta banyak masyarakat yang hidup di bawah standar perekonomian.
Akibatnya muncul ketimpangan ekonomi yang berdampak terhadap pendidikan. Anak-anak yang berasal dari keluarga miskin sering kali kesulitan dalam mengakses pendidikan yang berkualitas karena kendala dalam perekonomian.
Meskipun pemerintah telah menyediakan berbagai program seperti sekolah gratis, beasiswa, dan sebagainya, ketimpangan pendidikan masih saja terjadi karena belum meratanya bantuan yang diberikan. Bahkan bantuan yang diberikan pemerintah, tak jarang mengalami pemotongan berkala hingga akhirnya sampai kepada yang bersangkutan tidak sesuai dengan jumlah yang diberikan sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Kelima, kualitas sekolah. persoalan geografis masih menjadi poin penting akibat dari ketidakmerataan pendidikan. Hal ini terlihat dari perbedaan kualitas sekolah antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Sekolah di perkotaan cenderung lebih banyak mendapatkan fasilitas belajar serta kualitas pengajaran yang lebih baik dibandingkan dengan sekolah yang ada di pedesaan. Meskipun pemerintah berusaha melakukan pemerataan fasilitas di seluruh wilayah, namun kendala yang sering dihadapi adalah tersendak atau macetnya fasilitas pendidikan yang diberikan untuk daerah pedesaan.
Masih besarnya tingkat ketimpangan pendidikan di Indonesia saat ini, perlu disadari oleh semua pihak. Diperlukannya upaya bersama-sama antara pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya (LSM), serta pihak swasta untuk terus berusaha menciptakan kemerataan pendidikan di Indonesia. Beberapa langkah yang dapat dilakukan agar bisa membenahi masalah ini yaitu:
ADVERTISEMENT
Pertama, menyediakan akses pendidikan yang merata. Ketidakmerataan pendidikan yang masih terjadi hingga saat ini, bisa saja karena kurangnya dukungan satu sama lain antar sektor. Sehingga kerja sama hendaknya terbangun antar sektor dalam meningkatkan pendidikan di seluruh wilayah, terutama daerah terpencil.
Hal ini bisa dilakukan dengan membangun lebih banyak sekolah, mengoptimalkan transportasi publik, hingga menyediakan akses internet di desa-desa untuk menunjang sistem pendidikan yang lebih baik. Kecenderungan masyarakat di desa yang tidak peduli dengan pendidikan juga menjadi penyebab semakin tingginya ketidakmerataan pendidikan. Sehingga pemerintah harus terus berusaha memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan.
Kedua, meningkatkan kualitas pengajaran. Perbaikan dalam kualitas pengajaran menjadi kunci dalam menghasilkan siswa yang berkualitas. Pemerintah harus terus bekerja sama dengan segala sektor agar dapat menginvestasikan lebih banyak sumber daya pendidik, pengembangan kurikulum yang relevan, serta penyediaan fasilitas yang memadai. Tapi perlu diingat, pemerintah juga harus memperhatikan kesejahteraan pengajar. Hal ini sangat berdampak terhadap kualitas pengajaran yang diberikan nantinya.
ADVERTISEMENT
Ketiga, program subsidi dan bantuan keuangan. Meskipun pemerintah sudah menyediakan banyak program subsidi serta bantuan keuangan, namun masih saja ada salah sasaran dalam penerimaannya. Sering kali mereka yang mampu mendapatkan bantuan pemerintah, sementara mereka yang benar-benar susah tidak mendapatkan bantuan tersebut.
Sekali lagi, penting bagi pemerintah untuk bekerja sama dengan segala sektor untuk mendapatkan data yang akurat terkait siswa yang memang pantas mendapatkan bantuan tersebut. Sehingga setiap program subsidi dan bantuan keuangan yang diberikan tepat sasaran dan dapat diterima bagi mereka yang benar-benar membutuhkan.
Keempat, monitoring serta evaluasi. Setiap program yang sudah dijalankan, penting untuk dilakukan monitoring serta evaluasi yang efektif. Hal ini ditujukan untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan, serta mengidentifikasi masalah agar bisa mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakmerataan pendidikan. Sehingga langkah-langkah yang dilakukan, disesuaikan dengan kebutuhan yang sudah di tetapkan.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat sekali lagi bahwa, untuk dapat mengatasi ketidakmerataan pendidikan di Indonesia, memerlukan komitmen jangka panjang serta tanggung jawab dan kerja sama antara semua pihak. Hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun juga masyarakat, serta sektor-sektor yang memiliki pengaruh serta dapat membantu mengikis persoalan pendidikan di Indonesia. Pendidikan merupakan pilar yang sangat penting untuk terus memajukan serta membangun Indonesia menjadi lebih baik lagi.