Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Dampak Abusive Supervision
9 Desember 2022 10:18 WIB
Tulisan dari Hebby Lutfionin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Apa sih sebenarnya abusive supervision itu? apakah berdampak positif atau negatif? yuk kita simak!
ADVERTISEMENT
Organisasi adalah sebuah strategi komplek yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama (Heryana, 2020). Keberhasilan suatu organisasi tidak terlepas dari keterlibatan antara pemimpin, karyawan dibawahnya dan kinerja tim didalamnya. Peran utama dari seorang pemimpin yaitu memimpin secara kolektif seperti dalam tim, unit, dan organisasi untuk mencapai tujuan (Van Knippenberg & Stam, 2014; Yukl, 2002; Fan et al., 2020). Namun seiring berjalannya waktu terdapat permasalahan-permasalah yang muncul dalam sistem organisasi, baik permasalahan yang muncul dari sisi pemimpin maupun karyawan. Banyak teori yang membuktikan bahwa terdapat kepemimpinan destruktif pada tempat kerja (Aasland et al., 2010; Hoel et al., 2010; Rafferty & Restubog, 2011). Seorang pemimpin destruktif memiliki ciri-ciri sebagai individu yang melanggar kepentingan yang sah pada organisasi dengan menyabotase serta merusak tujuan, sumber daya perusahaan, tugas, motivasi, kesejahteraan atau efektivitas dari karyawan atau pengikutnya (Einarsen, Aasland dan Skogstad, 2007, hal. 208; Rafferty & Restubog, 2011). Apakah anda pernah merasakannya? Perilaku tersebut dikenal dengan Abusive Supervision. Jadi apa sih Abusive supervision itu?
ADVERTISEMENT
Abusive Supervision adalah persepsi karyawan mengenai sejauh mana supervisor menunjukkan perilaku berseteru baik secara verbal atau nonverbal tanpa kontak fisik (Tepper, 2000). Bentuk Abusive Supervision bermacam-macam diantaranya ketika seorang supervisor yang secara konsisten menghina serta mempermalukan karyawannya dengan memberikan silent treatment, mengingkari janji kepada karyawannya, mempermalukan serta menyerang privasi mereka, dan mengingatkan mereka atas kesalahan dan kegagalan yang diperbuat secara kasar di depan umum (Tepper, 2000). Tentunya perilaku abusive supervision ini memiliki dampak khususnya pada karyawan. Kira-kira apa saja dampaknya? Yuk coba kita bahas lebih lanjut.
Berbagai negara telah melakukan penelitian mengenai dampak abusive supervision pada karyawan dari berbagai bidang. Berikut penelitian mengenai abusive supervision. Pada penelitian yang dilakukan kepada 192 karyawan frontliner di Uni Emirat Arab. Hasil yang didapatkan adalah Abusive supervision berhubungan positif dengan emotional exhaustion. Grendey (dalam Al-Hawari dkk, 2020) menjelaskan bahwa emotional exhaustion sendiri disebabkan oleh stressor interpersonal baik di dalam maupun di luar diri. Selain itu lain hal nya dengan penelitian yang dilakukan kepada karyawan manufaktur dan ritel di India. Hasil yang didapatkan adalah abusive supervision memiliki hubungan positif dengan turnover intention dan fear-based silence. Pada penelitian ini ditemukan juga bahwa Emotional Intelligence mampu mengendalikan fear-based silence dan turnover intention yang disebabkan oleh abusive supervision. Kemudian terdapat penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Kanada. Hasil penelitian tersebut yaitu individu yang mengalami abusive supervision lebih mungkin mengalami rasa malu dan rasa malu tersebut dapat membuat karyawan menjadi teladan terhadap atasan maupun peraturan organisasi.
ADVERTISEMENT
Itu dia beberapa penelitian mengenai abusive supervision. Maka dapat disimpulkan bahwa Abusive supervision memiliki dampak negatif yang cukup signifikan ya terhadap karyawan, diantaranya yaitu emotional exhaustion, employee job performance yang menurun, turnover intention dan fear-based silence, serta meningkatkan rasa malu karyawan. Apakah dampak tersebut juga dirasakan oleh anda? dan biasanya apa yang anda lakukan Ketika merasa dampak diatas?
Abusive supervision kerap kali di temukan di berbagai perusahaan. Namun kebanyakan diantara karyawan hanya memendam dan bahkan mungkin dilampiaskan ke hal lain. Pada pemaparan di atas, bahwasanya abusive supervision ini sebenarnya bukan hal yang wajar dan akibat dari dampak negatif yang dirasakan oleh karyawan, hal tersebut dapat berdampak negatif juga pada perusahaan. Hal tersebut dikarenakan pilar dari suatu perusahaan bukan hanya leader, tapi juga karyawan-karyawan di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Menurut anda, apakah abusive supervision ini wajar?
SUMBER :
Fan, X. L., Wang, Q. Q., Liu, J., Liu, C., & Cai, T. (2020). Why do supervisors abuse subordinates? Effects of team performance, regulatory focus, and emotional exhaustion. Journal of Occupational and Organizational Psychology, 93(3), 605–628. https://doi.org/10.1111/joop.12307
Heryana, A. (2020). Pengertian Organisasi dan Teori Organisasi (Ade Heryana, Ed.). Ade Heryana. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.14347.11041
Rafferty, A. E., & Restubog, S. L. D. (2011). The influence of abusive supervisors on followers’ organizational citizenship behaviours: The hidden costs of abusive supervision. British Journal of Management, 22(2), 270–285. https://doi.org/10.1111/j.1467-8551.2010.00732.x
Tepper, B. (2000). Consequences of abusive supervision. Academy of Management Journal, 43, 178–190.
Al-Hawari, M. A., Bani-Melhem, S., & Quratulain, S. (2020). Do Frontline Employees Cope Effectively with Abusive Supervision and Customer Incivility? Testing the Effect of Employee Resilience. Journal of Business and Psychology, 35(2), 223–240. https://doi.org/10.1007/s10869-019-09621-2
ADVERTISEMENT
Jain, A. K., Srivastava, S., & Cooper, C. (2021). A study on the relationship of abusive supervision and fear based silence in India the mediating role of dimensions of emotional intelligence. Current Psychology. https://doi.org/10.1007/s12144-021-01912-3
Kim, J. K., Holtz, B. C., & Hu, B. (2020). Rising above: Investigating employee exemplification as a response to the experience of shame induced by abusive supervision. Journal of Occupational and Organizational Psychology, 93(4), 861–886. https://doi.org/10.1111/joop.12327