Konten dari Pengguna

Jauh dari Rumah: Menaklukkan Homesick dan Mengatasinya

Heidemarie Gunarso
Seorang mahasiswi Universitas Brawijaya jurusan Psikologi yang tertarik dalam mempelajari perilaku manusia dan dikorelasikan dalam film
13 Desember 2023 10:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Heidemarie Gunarso tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber foto dari Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto dari Freepik
Kamu pernah merasakan kangen rumah sampai sedih? Nah, hal tersebut namanya Homesick.
ADVERTISEMENT
Hampir setiap individu pernah mengalami homesickness, terutama mahasiswa/mahasiswi yang merantau dari kampung halaman untuk melanjutkan pendidikan. Meskipun melanjutkan pendidikan itu membanggakan dan membuat bahagia, tetapi bisa menimbulkan kecemasan dan rasa terisolasi.
Rasa sendirian, kerinduan akan momen makan bersama keluarga, keinginan untuk pulang dan merasakan kehangatan rumah, kangen pada hewan peliharaan, serta kerinduan pada segala hal yang biasanya telah disediakan oleh orang tua, semuanya menyusun perasaan homesickness. Lirik lagu yang di atas merupakan lirik lagu dari "Jalan Pulang" oleh Yura Yunita, namun banyak juga lagu yang mampu memperkuat rasa kangen tersebut dengan membangkitkan kenangan tentang rumah seperti "bertaut" oleh Nadin Amizah, "Kembali Pulang" oleh Suara Kayu dan Feby Putri.
Terkadang, ada beberapa individu yang mungkin tidak menyadari atau menolak mengakui bahwa mereka sedang mengalami homesickness.
ADVERTISEMENT
Apa sih itu Homesickness?
Homesickness adalah suatu keadaan tekanan emosional yang terkadang dialami seseorang ketika terpisah dari teman atau anggota keluarga yang memberikan dukungan di lingkungan yang asing. Dalam banyak kasus, keadaan ini sebagian besar disebabkan oleh perasaan kesepian yang dikombinasikan dengan rasa tidak nyaman dan keinginan untuk kembali ke lingkungan yang akrab dan mendukung.
Merasakan homesickness adalah hal yang wajar dan normal untuk dialami setiap orang ketika berjauhan dengan keluarga dan teman. Tetapi perlu dicatat bahwa homesickness bersifat sementara sehingga hal ini akan berlalu seiring berjalannya waktu.
Biasanya homesick bisa dirasakan saat kita belum merasa nyaman sama tempat dan lingkungan yang sedang kita tinggali. Rasa homesick itu terkadang datang saat kamu lagi sendirian di kamar dan kamu merasa tidak punya siapa-siapa.
ADVERTISEMENT
Apa Ciri-Ciri Homesick?
Ciri-ciri dari homesick terdapat menjadi 3 aspek, yaitu fisik, kognitif, dan psikologis. Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini tidak berlaku untuk semua orang dengan cara yang sama. Setiap individu dapat mengalami tingkat kesulitan yang berbeda, dan persepsi pribadi mereka terhadap penderitaan juga dapat bervariasi.
Orang yang mengalami homesick bisa mengalami masalah kesehatan seperti kesulitan tidur dan nafsu makan, risiko lebih tinggi terkena penyakit, dan gangguan perut.
Berkenaan dengan hal ini, telah disinggung mengenai tidur dan makan. Tidur dan makan adalah aspek yang penting dalam kehidupan kita. Kita tidak bisa menjalani kehidupan sehari-hari kita, tanpa tidur, makan, dan minum. Tidur sangat penting bagi tubuh manusia untuk jaringan otak dan fungsi organ-organ tubuh manusia karena dapat memulihkan tenaga dan berpengaruh terhadap metabolisme tubuh, karena gangguan tidur sering menjadi gejala awal baik penyakit fisik maupun jiwa. Begitu pula dengan makan, nutrisi dari makanan tertentu dapat mempengaruhi pelepasan neurotransmitter (neurotransmitter adalah senyawa kimia dalam tubuh yang berfungsi untuk membawa dan mengirimkan pesan antar neuron atau dari neuron ke berbagai jaringan tubuh) seperti dopamin, yang dapat memainkan peran dalam suasana hati dan emosi.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri kognitif dari homesick bisa muncul dalam bentuk pikiran yang mendalam tentang kerinduan dan keinginan untuk pulang, serta pandangan yang pesimistis tentang lingkungan baru.
Bentuk pikiran yang mendalam artinya adalah memori-memori mengenai rumah dan suasananya. Lokasi, objek, atau aroma tertentu di lingkungan rumah yang ada di dalam memori kita dapat menjadi pemicu homesick. Terutama, kenangan akan makanan rumah sering kali tersimpan dalam memori kita hingga kita dewasa, sehingga ketika kita tinggal di tempat dengan citarasa makanan yang berbeda, kita cenderung merasakan homesickness. Perbandingan mengenai memori masa lalu dengan kondisi masa sekarang sering sekali menjadi pemicu untuk mengalami homesick.
Emosional dan gangguan psikologis diwakili melalui depresi suasana hati, kesepian, dan kecemasan banyak ditemukan pada penderitanya homesick. Tentunya dengan merasa homesick, terkadang kita merasa kesepian dan kecemasan sehingga kita akan merasa canggung di lingkungan sosial.
Sumber foto dari freepik
Bagaimana Caranya untuk Mengatasi Homesick?
ADVERTISEMENT
Berikut cara-cara mudah untuk mengatasi homesick:
1. Menyibukkan Diri
Menyibukkan diri bukan hanya solusi yang efektif, tetapi juga merupakan strategi yang memiliki dampak positif yang sangat signifikan. Ini tidak hanya merupakan bentuk pengalihan perhatian, melainkan juga sebuah solusi yang memberikan keuntungan berlipat ganda atau win-win solution. Dalam konteks ini, kegiatan yang melibatkan kepanitiaan, kepengurusan, atau kegiatan sukarela/volunteer. Manfaat dari menyibukkan diri ialah mempunyai teman atau relasi baru dan mendapatkan pengalaman baru.
Dengan demikian, menyibukkan diri bukan hanya sebuah langkah untuk menghindari kesepian, tetapi juga merupakan cara untuk memperkaya pengalaman hidup, mengembangkan keterampilan sosial, dan membangun fondasi yang kokoh untuk mengatasi homesickness dengan lebih baik.
2. Menghubungi keluarga.
Tentunya, menyibukkan diri sendiri merupakan salah satu cara yang baik akan tetapi alangkah baiknya, kita tidak juga melupakan keluarga. Dalam kehidupan yang begitu sibuk dan terkoneksi secara global, teknologi modern dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat untuk menjembatani jarak dan merawat ikatan keluarga. Platform seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook memungkinkan kita untuk tetap terhubung secara real-time, membagikan momen sehari-hari, dan merasa lebih dekat dengan kehidupan keluarga meskipun jarak yang memisahkan.
ADVERTISEMENT
3. Cari teman bicara
Menghadapi perasaan homesick adalah tantangan yang sulit ketika harus dihadapi sendirian. Oleh karena itu, penting untuk memiliki teman bicara yang dapat mendengarkan dan memberikan dukungan selama periode sulit ini. Berbicara mengenai homesickness dapat membantu melepaskan beban emosional dan meredakan tekanan yang mungkin dirasakan.
Normal jika merasa ketidaknyamanan dalam berbagi pengalaman homesickness dengan teman sebaya, terutama jika kondisi tersebut dianggap sebagai hal yang pribadi atau rentan. Dalam situasi ini, alternatif yang baik adalah mencari bantuan dari seorang konselor atau profesional kesehatan mental. Konselor dapat memberikan lingkungan yang aman dan tanpa penilaian, di mana individu dapat merinci perasaan homesickness mereka tanpa takut dihakimi.
Bagi yang sekarang sedang merasakan atau mengalami homesickness, semoga rasa rindu dengan rumah bisa terobati dengan hal-hal yang positif! Goodluck!
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Adinda, R. (2021). Homesick: Pahami Hal-Hal ini Saat Sedang Mengalaminya. Gramedia Blog. https://www.gramedia.com/best-seller/homesick/#Cara_Mengatasi_Homesick
Alica, Jeannice Sandra. (2022, October 23). Cara Atasi Homesick. https://osc.medcom.id/community/cara-atasi-homesick-4279
Brocklin, E. V. (2014, July 18). The Science of Homesickness. Duke Magazine. https://alumni.duke.edu/magazine/articles/science-homesickness
Fadila, Ihda. (2022, October 27). Mengenal Neurotransmitter, si Pembawa Pesan untuk Mengontrol Tubuh. Kesehatan Otak dan Saraf. https://hellosehat.com/saraf/neurotransmitter/
Ferrara, Talita. (2020). Understanding Homesickness: A Review of the Literature. Journal for Leadership and Instruction, 19(1), 8–11. https://eric.ed.gov/?id=EJ1255848
Fisher, S. (2017). Homesickness, cognition, and health (1st ed.). New York, NY: Routledge
VanTilburg, M. (1996). Homesickness: A review of the literature. Psychological Medicine, 26(5), 899-912