Konten dari Pengguna

Tradisi Pasar Prepegan di Kalibening, Pasar Menjelang Lebaran

Heigin Nokia Utami
Mahasiswi Tadris Bahasa Inggris, UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan
14 April 2025 13:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Heigin Nokia Utami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pasar Kalibening, tiga hari menjelang lebaran. Sumber : dok.pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Pasar Kalibening, tiga hari menjelang lebaran. Sumber : dok.pribadi.
ADVERTISEMENT
Pasar Prepegan merupakan tradisi khas menjelang Hari Raya Idul Fitri, terutama pada masyarakat Jawa. Masyarakat beramai-ramai pergi ke pasar dengan tujuan untuk membeli kebutuhan untuk merayakan hari raya, seperti belanja kebutuhan sandang, pangan, ataupun kebutuhan lainya. Suasana pasar tentu saja sangat ramai yang menciptakan suasana yang hangat dan gembira serta menciptakan momen kebersamaan dan kebahagiaan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
Kata "prepegan" dalam bahasa jawa memiliki arti mendesak yang tertuju pada aktivitas belanja yang mendadak. Tradisi ini tentunya sudah ada sejak lama yang tersebar di daerah sekitar Jawa. Salah satu daerah yang juga melakukan tradisi ini adalah Pasar Kalibening. Pasar Kalibening berada di Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara yang juga merupakan kecamatan ujung yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pekalongan.
Di Pasar Kalibening ini, prepegan biasanya terjadi saat hari-hari terakhir sebelum lebaran merupakan hari Kliwon atau Pahing di minggu terakhir sebelum hari raya. Suasana prepegan di Pasar Kalibening ini sangat ramai, dengan banyaknya masyarakat yang datang ke pasar untuk membeli bahan bahan pokok, pakaian, ataupun yang hanya sekedar jalan-jalan saja. Ramainya pasar juga di pengaruhi dengan kepulangan para perantau dari luar kota, karena banyaknya masyarakat kalibening yang pulang dari perantauan.
Pasar Kalibening tiga hari menjelang Hari Raya Idul Fitri. Sumber : dokumentasi pribadi.
Di tahun ini sama halnya dengan tahun-tahun yang sebelumnya, Pasar Prepegan Kalibening maih sama. Bertepatan dengan hari Sabtu Pahing atau dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri, pasar terpantau sangat ramai dengan orang-orang yang datang ke pasar. Jalan raya di depan pasar dipenuhi dengan motor dan juga warga yang berjalan menuju ke dalam pasar.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di dalam pasar juga tidak kalah ramai nya dengan jalan raya. Yang pertama di area depan ada area pakaian, yang dimana di area tersebut ramai orang-orang yang melihat-lihat dan membeli, selanjutnya area yang kedua ada area dalam pasar yang tidak kalah ramainya dengan orang-orang yang mencari daging, dan juga lauk pauk lain untuk kebutuhan hari raya. Salah satu ciri yang menandai pasar prepegan ini adalah banyaknya penjual daun ketupat atau yang biasa orang kalibening sebut "urung kupat" atau sarung ketupat. Banyaknya penjual daun ketupat ini dikarenakan orang-orang banyak membeli di hari mendekati hari raya agar daun ketupat masih segar.
Pasar Kalibening, tiga hari menjelang lebaran. Sumber : dok.pribadi.
Selain di dalam pasar, di area sekitar pasar seperti di terminal juga dipadati oleh orang-orang yang datang atau ingin pulang dari pasar. Pengunjung pasar biasanya adalah masyarakat sekitar area Kalibening, seperti daerah Paninggaran, Pandanarum, dan juga Wanayasa. Tak terkecuali juga masyarakat luar yang menjadi pedagang atau pembeli tetap di Pasar Kalibening.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya banyak orang yang mengunjungi pasar, kita juga perlu berhati-hati dengan adanya tindak kriminalitas. Tidak dapat dipumgkiri bahwa banyak oknum yang tidak bertanggung jawab yang melakukan aks kriminal seperti pencopetan dan penjambretan kepada pengunjung pasar. Oleh karena itu, kita juga harus sangat berhati-hati serta jangan gunakan perhiasan yang berlebihan yang dapat menarik perhatian para oknum.
Pasar Prepegan sudah menjadi tradisi tahunan di Bulan Ramadhan. Bukan hanya itu, pasar prepegan ini juga menjadi ladang rejeki bagi para pedagang, dimana semua barang yang dibawa ke pasar akan laku atau laris terjual. Oleh karena itu, tradisi ini harus tetap dijaga dengan cara tetap mengunjungi pasar tradisional, bukan hanya untuk tradisi melainkan juga untuk membantu perekonomian masyarakat tradisional. Namun jangan lupa juga untuk tetap berhati-hati dan jaga barang bawaan dengan baik.
ADVERTISEMENT