Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perluas Kesempatan Investasi Bisnis, Bizhare.id jadi Startup Terbaik, TEMPO Award 2017
10 Januari 2018 13:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari Heinrich Vincent tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sulitnya akses modal bagi usaha kecil dan menengah (UKM) adalah masalah klasik. Bagi lembaga keuangan seperti bank, UKM tidak punya prospek cerah untuk dipinjami modal. Risiko usahanya tinggi dan banyak pengusaha kecil yang tak punya agunan.
ADVERTISEMENT
Ironisnya, skema pendanaan modern, seperti crowdfunding (penggalangan modal) atau peer to peer lending (pinjaman langsung dari lembaga teknologi finansial), kerap meminta jaminan aset yang sulit disanggupi UKM.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, ada 57,9 juta UMKM di Tanah Air. Sebanyak 48 persen dari mereka menghadapi kendala akses modal ke lembaga keuangan. Di satu sisi, hanya 0,4 persen masyarakat yang paham cara meraih dana lewat skema investasi, seperti penawaran saham.
Ada 57,9 juta UMKM di Tanah Air. Sebanyak 48 persen dari mereka menghadapi kendala akses modal ke lembaga keuangan.
Melihat fenomena tersebut, Heinrich Vincent berpikir untuk membentuk skema pendanaan baru yang ia sebut equity crowdsharing. Skema tersebut mengatur penyertaan modal masyarakat sebagai investor ke suatu badan usaha. Pemodal bisa memasukkan dana ke bisnis baru atau yang sudah mendulang untung, untuk kemudian mendapat pembagian laba secara berkala. Dia pun merancang platform bernama Bizhare untuk menggarap skema investasi ini.
ADVERTISEMENT
Menurut Heinrich, equity crowdsharing meminimalkan risiko bagi investor maupun badan usaha. Equity crowdsharing mengutamakan pembagian keuntungan sehingga para investor bisa menerima pendapatan pasif. Profit bisa segera diberikan kepada investor layaknya dividen di pasar modal, sesuai dengan porsi kepemilikan saham. “Cara ini diharapkan membantu UKM di Indonesia untuk bisa ekspansi dengan lebih cepat dan masif,” kata dia.
Heinrich membangun Bizhare bersama software engineering Blanja.com, Giovanni Umboh, Gatot Adhi Wibowo, dan Wahyu Sanjaya, yang pernah menjadi teknisi program di pabrik ban Gajah Tunggal. Bizhare, yang bersiap meluncurkan platform mobile pada Januari 2018, menjajaki kemitraan dengan perusahaan seperti Bakmie Naga dan Apotek K24 sebagai pilihan investasi. “Melalui Bizhare, kami berharap dalam 5-10 tahun ke depan banyak masyarakat Indonesia yang bisa bebas secara finansial dengan berinvestasi di aset bisnis,” ujar Heinrich.
ADVERTISEMENT
Sumber : https://investigasi.tempo.co/start-up-terbaik-indonesia/index.html
Sumber lain : https://www.media.bizhare.id/single-post/2017/12/22/Inilah-16-Start-Up-Terbaik-Pilihan-Koran-Tempo