Konten dari Pengguna

Peran Komunitas Lokal dalam Pembangunan Daerah

Helda Sulistina Manalu
Mahasiswi Hukum UNIKA St Thomas
28 Januari 2025 15:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Helda Sulistina Manalu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Artem Yellow: https://www.pexels.com/id-id/foto/jalan-orang-orang-masyarakat-rakyat-15193738/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Artem Yellow: https://www.pexels.com/id-id/foto/jalan-orang-orang-masyarakat-rakyat-15193738/
ADVERTISEMENT
Selama bertahun-tahun, masyarakat lokal hanya menjadi penonton dalam pembangunan tanpa menikmati hasilnya secara maksimal. Para pengusaha merasa cukup dengan mengantongi berbagai izin dari pemerintah dan tokoh masyarakat, tanpa mempertimbangkan keterlibatan nyata warga setempat. Bahkan, aparat sering dimobilisasi untuk menekan masyarakat agar menerima rencana pembangunan tersebut tanpa memberikan ruang bagi mereka untuk berpartisipasi secara aktif.
ADVERTISEMENT
Saat pembangunan beroperasi, mayoritas masyarakat lokal hanya mendapat pekerjaan sebagai tenaga kasar, sementara posisi strategis diisi oleh tenaga kerja dari luar. Ketimpangan ini sering kali dibenarkan dengan alasan rendahnya kualitas pendidikan dan etos kerja masyarakat setempat. Paradigma ini harus diubah, dari menjadikan rakyat sebagai objek pembangunan menjadi subjek yang turut menentukan kebijakan. Hal ini sejalan dengan Nawa Cita pertama, yaitu menghadirkan kembali negara untuk melindungi dan memberikan rasa aman bagi seluruh warga negara.
Pemberdayaan komunitas lokal menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Inovasi berperan besar dalam proses ini dengan menciptakan solusi kreatif yang dapat meningkatkan kapasitas dan kemandirian warga. Salah satu pendekatan inovatif adalah program pelatihan keterampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar lokal dan global. Dengan pelatihan ini, masyarakat dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik, memulai usaha mandiri, atau berkolaborasi lintas sektor untuk mendukung ekonomi lokal.
ADVERTISEMENT
Selain itu, inovasi juga mencakup pemanfaatan teknologi sederhana yang berdampak besar bagi komunitas. Contohnya adalah aplikasi berbasis lokal untuk akses informasi, platform perdagangan online bagi produk masyarakat, serta teknologi ramah lingkungan yang meningkatkan efisiensi di sektor pertanian dan produksi. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan LSM juga diperlukan untuk menciptakan ekosistem pemberdayaan yang berkelanjutan, sehingga sumber daya dan jaringan dapat dimanfaatkan secara optimal.
Pendekatan berbasis kearifan lokal menjadi model pemberdayaan yang efektif dalam menanggulangi kemiskinan. Nilai-nilai seperti gotong royong, kekerabatan, musyawarah, dan toleransi harus tetap dijaga sebagai bagian dari strategi pembangunan. Apresiasi terhadap inisiatif lokal dalam mengatasi kemiskinan perlu diperkuat dengan kebijakan nasional yang menjadi pedoman dalam kerja sama lintas sektor.
ADVERTISEMENT
Namun, kearifan lokal tidak selamanya lestari karena gaya hidup masyarakat yang semakin pragmatis dan konsumtif. Meskipun upaya pelestarian terus dilakukan, implementasi nilai-nilai tradisional dalam kehidupan sehari-hari semakin berkurang. Setiap daerah memiliki dinamika tersendiri dalam menghadapi perubahan, sehingga penting untuk terus menyesuaikan strategi pemberdayaan agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.