Rekomendasi Liburan Nuansa Eropa Versi Low Budget di Yogyakarta

Helena Oktavia
Mahasiswi S1 Pariwisata Universitas Gadjah Mada
Konten dari Pengguna
8 Desember 2023 17:51 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Helena Oktavia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar 1. Ikon Agrowisata Bhumi Merapi (Kumparan/Helena Oktavia)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1. Ikon Agrowisata Bhumi Merapi (Kumparan/Helena Oktavia)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Agrowisata Bhumi Merapi merupakan destinasi wisata yang memiliki konsep wisata edukasi dan rekreasi serta memiliki nuansa ala Eropa. Letaknya berada di Jalan Kaliurang KM 20, Sawungan, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Meskipun letaknya jauh dari pusat kota, namun jalan menuju ke Agrowisata Bhumi Merapi sangat accessible.
ADVERTISEMENT
Destinasi tersebut cocok dikunjungi wisatawan yang ingin melakukan liburan atau istilah yang sedang tren saat ini yaitu healing. Kali ini saya akan menceritakan pengalaman perjalanan saya selama berwisata di Agrowisata Bhumi Merapi yang memiliki nuansa unik.
Gambar 2. View Gunung Merapi (Kumparan/Helena Oktavia)
Perjalanan saya menuju ke Agrowisata Bhumi Merapi kurang lebih selama 25 menit dengan jarak tempuh 15km. Apabila ditempuh dari pusat kota Yogyakarta dengan jarak tempuh 21km kira-kira membutuhkan waktu selama 41 menit untuk sampai di Agrowisata Bhumi Merapi.
Saat saya melakukan perjalanan, terik dan panas matahari Jogja tentu selalu mengikuti, namun hal itu tidak terlalu mengganggu. Meskipun jarak yang ditempuh cukup jauh dan cuaca Jogja yang sangat panas, namun selama melakukan perjalanan saya dapat melihat indahnya pemandangan yang memanjakan mata salah satunya yaitu view Gunung Merapi.
ADVERTISEMENT
Saat tiba di destinasi, saya diarahkan untuk parkir dan setelah itu dapat menuju ke loket untuk membeli tiket. Harga tiket masuk Agrowisata Bhumi Merapi yaitu Rp 35.000,00. Dengan harga tersebut saya dapat mengakses seluruh kawasan Agrowisata Bhumi Merapi, termasuk semua spot foto yang ada di dalamnya. Destinasi Agrowisata Bhumi Merapi buka setiap hari mulai pukul 09.00-17.00 WIB dengan harga tiket yang sama, tidak ada perbedaan harga untuk weekdays maupun weekend.
Gambar 3. Burung Kakatua (Kumparan/Helena Oktavia)
Gambar 4. Hewan Musang (Kumparan/Helena Oktavia)
Gambar 5. Berfoto dengan burung (Kumparan/Helena Oktavia)
Terdapat beberapa kawasan di Agrowisata Bhumi Merapi. Kawasan pertama yang saya kunjungi yaitu kawasan mini zoo. Di kawasan ini banyak sekali hewan-hewan menggemaskan yang dapat berinteraksi dengan pengunjung. Saat berkunjung ke Agrowisata Bhumi Merapi, saya mencoba berinteraksi dengan salah satu burung yang ada di sana dan dibantu oleh kakak pemandu.
ADVERTISEMENT
Ketika berada di zona burung, pengunjung dapat berinteraksi hingga berfoto dengan burung. Tak mau ketinggalan moment, akhirnya saya memutuskan untuk berfoto dengan salah satu burung yang ada di sana. Namun, awalnya saya sangat takut untuk memegang burung tersebut.
“Apakah burung yang digunakan untuk foto aman apabila berinteraksi dengan pengunjung, kak?”, tanyaku.
"Burung yang digunakan untuk berfoto merupakan burung yang sudah jinak dalam artian bisa dekat dan bisa digunakan berinteraksi dengan pengunjung sehingga pengunjung tidak perlu khawatir. Kami juga akan selalu mengawasi agar pengunjung merasa aman", ujar sang pemandu.
Saat saya berfoto dengan burung, ternyata banyak pengunjung yang tertarik untuk ikut berfoto juga. Sebenarnya untuk masuk di zona ini tidak dipungut biaya, namun apabila ingin berfoto dengan burung dapat memberikan tip seikhlasnya.
Gambar 6. Hewan Biawak (Kumparan/Helena Oktavia)
Gambar 7. Hewan Ular (Kumparan/Helena Oktavia)
Selain burung, di kawasan satwa ini terdapat hewan lainnya seperti kucing, ular, biawak, kura-kura, domba, kuda, rusa, burung unta, kelinci, dan lain-lain. Ketika berada di zona reptil saya merasa sangat takut dengan hewan-hewan yang ada di sana, terutama ular. Terdapat dua ular dengan ukuran yang sangat besar di zona ini sehingga menimbulkan rasa penasaran bagi saya.
ADVERTISEMENT
“Kak, kenapa ular di Agrowisata Bhumi Merapi ukurannya sangat besar? Ularnya diberi makan apa?”, tanyaku kepada kakak pemandu.
"Biasanya untuk ular tersebut kami beri makan berupa ayam utuh", ujar kakak pemandu.
Setelah mendengar jawaban dari kakak pemandu, saya sudah tidak penasaran lagi dan melanjutkan perjalanan melihat satwa lainnya. Apabila pengunjung ingin berinteraksi lebih dekat dengan hewan, akan lebih menyenangkan apabila berkeliling sambil memberi makan hewan yang ada di sana.
Gambar 8. Memberi makan rusa (Kumparan/Helena Oktavia)
Gambar 9. Memberi makan burung unta (Kumparan/Helena Oktavia)
Saat itu saya tertarik untuk memberi makan rusa sehingga saya membeli kangkung yang dijual dengan harga Rp 5.000,00. Dengan harga tersebut saya mendapatkan 1 ikat kangkung yang lumayan banyak dan ternyata dapat saya gunakan untuk memberi makan burung unta serta domba sekaligus.
ADVERTISEMENT
Ternyata asyik sekali dapat berinteraksi dan memberi makan hewan-hewan yang ada di sana. Pemandu yang ada di Agrowisata Bhumi Merapi juga tidak kalah menyenangkan, mereka menjelaskan kepada pengunjung tentang satwa-satwa yang ada sehingga terdapat interaksi antara wisatawan dengan pemandu.
Gambar 10. Budidaya tanaman dan bunga (Kumparan/Helena Oktavia)
Kawasan kedua yaitu kawasan budi daya tanaman. Terdapat banyak sekali tanaman di zona ini, khususnya bunga. Pengunjung diperbolehkan mengakses zona ini, namun harus tetap menjaga sikap yang mana tidak boleh merusak tanaman yang ada. Selain itu pengunjung juga diperbolehkan apabila ingin mendokumentasikan tanaman tersebut.
Gambar 11. Rumah tradisional Jawa (Kumparan/Helena Oktavia)
Gambar 12. Kawasan nuansa Jawa (Kumparan/Helena Oktavia)
Kawasan ketiga yaitu kawasan yang menghadirkan nuansa Jawa. Pada kawasan ini dilengkapi dengan rumah-rumah tradisional Jawa, becak, dan sepeda onthel yang dapat digunakan sebagai spot foto sehingga pengunjung dapat berfoto menggunakan becak atau sepeda onthel yang disediakan. Kawasan ini juga dapat digunakan sebagai sarana edukasi terkait budaya Jawa, khususnya bagi pengunjung yang berasal dari luar Jawa.
ADVERTISEMENT
Kawasan keempat yaitu kawasan paling instagramable yang didesain dengan nuansa Eropa dan Timur Tengah sebagai daya tarik utamanya. Sebelum masuk kawasan tersebut, pengunjung juga dapat menyewa kostum ala-ala gaya Eropa agar semakin menjiwai saat masuk ke kawasan tersebut. Kostum yang disediakan cukup beragam dengan model gaun serta dress panjang, salah satunya yaitu menyerupai klederdracht. Namun, saat berkunjung, saya tidak sempat mendokumentasikan dan menyewa kostum karena cuaca yang sangat panas dan rasanya saya akan tidak nyaman jika menggunakan kostum tersebut.
Gambar 13. Zona Colorful House Turkey (Kumparan/Helena Oktavia)
Zona instagramable diawali dengan adanya zona Colorful House Turkey, didesain dengan banyaknya spot foto yang dapat diakses oleh pengunjung. Salah satu spot paling ikonik di zona ini yaitu zona gembok cinta. Saat saya memasuki zona gembok cinta, suasananya berbeda dengan spot foto lainnya karena di zona ini didesain dengan nuansa romantis didukung dengan cat berwarna pink serta ornamen-ornamen berbentuk love di dalamnya.
Gambar 14. Zona Alpen House Swiss (Kumparan/Helena Oktavia)
Selanjutnya yaitu terdapat zona Alpen House Swiss yang menyajikan nuansa pedesaan Swiss dengan arsitektur bergaya Eropa. Zona ini sangat direkomendasikan bagi pengunjung yang ingin merasakan nuansa Swiss versi low budget.
Gambar 15. Zona Santorini (Kumparan/Helena Oktavia)
Zona terakhir yaitu zona Santorini dengan gaya arsitektur bangunan Yunani yang didominasi oleh warna putih dan biru. Zona ini sangat cocok bagi pengunjung untuk hunting foto-foto aesthetic.
Gambar 16. Kamala Resto (Kumparan/Helena Oktavia)
Gambar 17. Ice cream dan chocolate banana platter (Kumparan/Helena Oktavia)
Agrowisata Bhumi Merapi juga memiliki restoran instagramable dengan gaya arsitektur Jawa. Restoran tersebut dikenal dengan nama Kamala Resto. Setelah puas berkeliling di semua kawasan, saya mampir ke Kamala Resto untuk memesan ice cream dan chocolate banana platter. Cita rasa yang disajikan sangat enak dan cocok untuk dinikmati pada siang hari dengan suasana yang cukup terik.
ADVERTISEMENT
Bagi wisatawan yang akan mengunjungi Agrowisata Bhumi Merapi harap membawa uang cash karena semua pembayaran di sini menggunakan tunai. Ketika saya mampir ke Kamala Resto, apesnya tidak membawa uang cash sehingga waktu itu saya sempat kebingungan dan panik. Namun, kepanikan saya mereda ketika waiters Kamala Resto menawarkan diri untuk membantu saya. Senang sekali rasanya.
Gambar 18. Toko oleh-oleh (Kumparan/Helena Oktavia)
Agrowisata Bhumi Merapi juga memiliki toko oleh-oleh yang menyediakan merchandise atau produk khas yang merepresentasikan destinasi tersebut. Adapun beberapa merchandise yang ditawarkan sebagai produk oleh-oleh yaitu seperti kaos, boneka, gantungan, kunci, topi, dan lain-lain. Selain menyediakan toko oleh-oleh, Agrowisata Bhumi Merapi juga menyediakan fasilitas lain seperti toilet, musholla, dan gazebo.
Jadi, begitulah keseruan pengalaman saya berwisata di Agrowisata Bhumi Merapi. Melihat keseruan aktivitas wisata yang dapat dilakukan di sana, Agrowisata Bhumi Merapi menjadi salah satu alternatif wisata yang dapat dipilih oleh wisatawan saat berkunjung ke Yogyakarta.
ADVERTISEMENT