Konten dari Pengguna

Dari Euforia ke Ketergantungan: Fenomena Adiksi Internet di Dunia K-drama

HELGA AILSHA
Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Semester 2. Fakultas Ilmu Komputer, Program Studi Ilmu Komunikasi S1.
9 Juli 2024 16:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari HELGA AILSHA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Drama Korea Queen of Tears di channel Youtube tvN drama (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Drama Korea Queen of Tears di channel Youtube tvN drama (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketertarikan terhadap drama Korea, atau K-drama, dan musik pop Korea, atau K-pop, telah menghasilkan fenomena global yang menarik dalam masyarakat digital yang semakin canggih. Namun, di balik kegilaan ini, sebuah euforia atau ketergantungan mulai muncul yaitu adanya kecanduan internet di kalangan pengikut K-Drama yang sangat asyik dengan budaya ini. Fenomena Adiksi Internet di Dunia K-Drama akan dibahas dalam artikel ini dan pengaruh psikologis di dunia k-drama, beserta kaitannya dengan teori psikologi komunikasi.
ADVERTISEMENT
Mengenali Kecanduan Internet dalam Konteks Budaya Pop Korea
Istilah "kecanduan internet" atau adiksi internet menggambarkan penggunaan internet yang kompulsif dan berlebihan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Internet berfungsi sebagai pintu gerbang utama bagi penggemar K-drama dan K-pop untuk mengakses konten, berinteraksi dengan komunitas penggemar, dan mendapatkan informasi terbaru. Rasa kebersamaan dan rasa memiliki penggemar didukung oleh platform seperti media sosial, situs web streaming, dan forum penggemar, yang memungkinkan komunikasi dan konsumsi konten secara konstan.
Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Adiksi Internet
Beberapa teori dari psikologi komunikasi memberikan perspektif tentang fenomena adiksi internet di kalangan penggemar K-drama dan K-pop:
1. Kehadiran Signifikansi (Salience)
Penggemar K-drama dan K-pop sering kali sangat menghargai dan memusatkan perhatian pada aktivitas ini. Budaya ini memiliki pengaruh kuat pada emosi, pikiran, dan tindakan mereka sehari-hari. Mereka termotivasi oleh salience untuk terus mencari informasi terkini, pergi ke konser, atau mengikuti forum internet.
ADVERTISEMENT
2. Kapasitas toleransi (Tolerance)
Seiring berjalannya waktu, para penggemar ini menjadi semakin bergantung pada internet. Pada awalnya, mereka mungkin hanya menghabiskan beberapa jam untuk menonton video musik atau menonton drama, namun seiring berjalannya waktu, mereka memerlukan lebih banyak waktu untuk memuaskan hasrat mereka.
3. Penyesuaian Suasana Hati (Mood Adjustment)
Berpartisipasi dalam K-drama dan budaya K-pop dapat menjadi penambah mood bagi banyak penggemar selain memberikan hiburan. Sebagai mekanisme coping, mereka melakukan hobi tersebut untuk menghindari stres dan masalah pribadi lainnya. Hal ini menunjukkan keinginan untuk mengubah emosi yang mendasari penggunaan internet kompulsif.
4. Kehilangan Kontrol (Loss of Control)
Pengguna yang menjadi kecanduan internet mungkin menjadi tidak dapat mengatur berapa banyak waktu dan tenaga yang mereka habiskan untuk aktivitas tersebut. Mereka mungkin secara rutin melakukan aktivitas online yang berbahaya, seperti menonton Drama Korea secara berlebihan atau menghabiskan banyak waktu di media sosial, tanpa memikirkan dampaknya terhadap kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
5. Penarikan Diri (Withdrawal)
Jika para penggemar ini tidak diperbolehkan mengakses internet atau konten K-drama/K-pop yang mereka tonton, mereka mungkin menjadi depresi, gelisah, sulit fokus, atau bahkan mulai bertingkah mencurigakan. Jika mereka tidak dapat berpartisipasi dalam komunitas online atau mengakses konten favoritnya, mereka mungkin merasa tidak nyaman atau disorientasi.
6. Penyembunyian dan Penyangkalan (Denial and Concealment)
Meskipun mereka sadar akan dampak berbahaya dari kecanduan online, para penggemar sering kali berusaha membenarkan atau menyembunyikan masalah yang muncul. Mereka berusaha meyakinkan diri mereka sendiri bahwa kebiasaan-kebiasaan ini tidak mempengaruhi kehidupan mereka secara umum karena mereka percaya bahwa kegiatan ini hanyalah sekedar rekreasi atau kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang budaya Korea.
Memiliki pemahaman menyeluruh tentang dasar psikologis dari kecanduan internet dan dampaknya terhadap penggemar K-drama dan K-pop, sangatlah penting untuk menawarkan bantuan dan strategi komprehensif untuk mengatasi hambatan ini. Membantu orang mendapatkan kembali keseimbangan dalam hidupnya mungkin memerlukan terapi profesional, dorongan dari teman dan keluarga, dan pendidikan tentang penggunaan yang bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT