Konten dari Pengguna

Fase Siklus Menstruasi Wanita, Ternyata Begini Tahapannya!

Hello Ladies
Kumpulan berita dan informasi terkini seputar wanita, gaya hidup, kecantikan, dan karier.
4 Juni 2021 11:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hello Ladies tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi fase siklus menstruasi. (Dok. Pexels/Olya Kobruseva)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fase siklus menstruasi. (Dok. Pexels/Olya Kobruseva)
ADVERTISEMENT
Apa itu fase siklus menstruasi? Bagaimana tahap-tahap dari fase siklus menstruasi? Sudahkah kamu mengetahuinya, ladies?
ADVERTISEMENT
Sebelum membahas fase siklus menstruasi, kamu mesti memahami dulu soal siklus menstruasi. Sebenarnya, apa sih siklus menstruasi itu?
Mengacu pada buku #Si Tamu Bulanan: Fakta, Mitos, dan Tip Menstruasi (2020) karya Maria Angela, siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi bulan sebelumnya dengan hari pertama menstruasi bulan ini.
Nah, rata-rata wanita memiliki siklus menstruasi sekitar 28 sampai 30 hari. Akan tetapi, rentang waktunya akan berbeda, tergantung pada kondisi individu masing-masing. Pada remaja misalnya, rentang waktunya akan sedikit berbeda karena hormon mereka masih belum stabil.

Fase Siklus Menstruasi, Begini Tahapannya!

Ladies, apa kamu sudah tahu bagaimana tahapan dalam fase siklus menstruasi? Sebagai informasi, fase siklus menstruasi terdiri dari empat tahap yang terus berlangsung selama sistem reproduksi masih aktif.
ADVERTISEMENT
Mengacu pada artikel Menstrual Cycle keluaran Better Health Channel Departemen Kesehatan Australia, berikut ini fase siklus menstruasi yang terjadi pada tubuh wanita:
1. Fase Menstruasi
Terjadi pada: hari ke-1 sampai hari ke-7 pada siklus menstruasi
Ilustrasi fase menstruasi. (Dok. Pexels/cottonbro)
Fase yang pertama dalam fase siklus menstruasi adalah fase menstruasi itu sendiri. Inilah yang kamu sebut haid, yang pada umumnya terjadi selama tiga sampai tujuh hari.
Pertanyaannya, kok bisa ya terjadi fase menstruasi?
Kalau menurut penjelasan Angela dalam bukunya, fase tersebut terjadi karena dinding rahim yang luruh sehingga ada darah yang mengalir lewat alat reproduksi wanita.
Lebih lanjut, peluruhan dinding rahim itu dapat terjadi karena enggak ada pembuahan pada sel telur, ladies. Sebaliknya, kalau ada sperma yang membuahi sel telur, maka terdapat potensi terjadinya kehamilan.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika sel telur tak dibuahi, produksi hormon estrogen dan progesteron pun berhenti. Bersamaan dengan itu, dinding rahim terus menebal dan mengakibatkan lepasnya sel telur. Nah, karena itulah terjadi yang namanya menstruasi.
2. Fase Folikuler
Terjadi pada: hari ke-7 sampai hari ke-13
Saat fase menstruasi selesai, terjadilah fase siklus menstruasi kedua, yakni: fase folikuler alias fase sebelum ovulasi. Pada fase ini, serviks bakal mengeluarkan lendir basa. Kok bisa?
Asal tahu saja, hipotalamus alias kelenjar pituitari melepaskan hormon perangsang folikel (FSH) yang akhirnya memicu munculnya puluhan folikel (kista kecil) di dinding rahim.
Nah, terdapat sel telur yang belum matang di tiap-tiap folikel tersebut. Oleh karena itu, lapisan rahim wanita pun akan menebal. Seiring dengan bertumbuhnya folikel-folikel itu, konsentrasi estrogen ikut naik sehingga memicu munculnya lendir.
Ilustrasi wanita yang sedang menstruasi. (Dok. Pexels/Polina Zimmerman)
3. Fase Ovulasi
ADVERTISEMENT
Terjadi pada: 2 pekan sebelum fase menstruasi
Kenaikan produksi hormon estrogen meningkatkan tingkat kematangan sel telur. Pada dua pekan sebelum fase menstruasi, sel itu bahkan siap lepas dari ovarium.
Setelah lepas, sel telur akan mengarah ke tuba falopi lalu ke rahim. Karena umurnya cuma 24 jam, sperma harus segera membuahi sel telur itu. Jika tidak, maka sel telur akan mati.
4. Fase Luteal
Terjadi pada: 2 pekan setelah fase ovulasi
Fase siklus menstruasi terakhir adalah fase luteal atau fase setelah ovulasi. Pada fase ini, folikel-folikel yang hancur di permukaan ovarium pada fase sebelumnya berubah menjadi struktur korpus luteum. Struktur itu mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen, walau jumlahnya kecil.
Nah, terjadilah penebalan dinding rahim bersamaan dengan munculnya dua hormon itu. Jika sel telur yang sudah dibuahi kembali menempel ke rahim, maka akan terjadi kehamilan.
ADVERTISEMENT
Namun, jika tak ada pembuahan sel telur, maka korpus luteum bakal mati akibat turunnya hormon progesteron. Biasanya, hal itu terjadi di hari ke-22 pada siklus 28 hari.
Nah, saat korpus luteum mati, maka lapisan rahim akan luruh kembali sehingga terjadi lagi fase menstruasi. Hal itulah yang terjadi pada sistem reproduksi wanita setiap bulannya.
(TDI)