Konten dari Pengguna

Mahar Pernikahan: Definisi, Jenis, dan Syaratnya dalam Islam

Hello Ladies
Kumpulan berita dan informasi terkini seputar wanita, gaya hidup, kecantikan, dan karier.
27 Juni 2021 23:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 14 Juli 2022 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hello Ladies tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mahar pernikahan. (Dok. Pexels/Caleb Oquendo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mahar pernikahan. (Dok. Pexels/Caleb Oquendo)
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang wajib ada ketika menyunting seorang wanita adalah mahar pernikahan. Hal itu merupakan kewajiban pertama suami terhadap istri.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu didukung oleh surat An-Nisa ayat 4 dalam kitab suci Al-Qur'an. Berikut ini arti dari ayat tersebut.

Apa Itu Mahar Pernikahan?

Ilustrasi cincin sebagai mahar pernikahan. (Dok. Pexels/Pixabay)
Menurut Salih bin Ghanim Al-Sadlan dalam buku Seputar Pernikahan, Terjemahan Abu Ahmad Zaenal Abidin Syamsuddin (2002: 4), mahar adalah suatu kepemilikan yang khusus diberikan kepada wanita sebagai ungkapan untuk menghargainya, dan sebagai simbol untuk memuliakan serta membahagiakannya.
Selain itu, berdasarkan informasi dari Abu Zahrah dalam buku Membangun Masyarakat Islami, Terjemahan Shadiq Nur Rahmat, mahar juga merupakan tanda dan simbol tingkat keseriusan pria saat ingin menikahi seorang wanita sekaligus berfungsi sebagai hadiah dalam mempersiapkan rumah tangga yang mandiri.
ADVERTISEMENT
Merujuk pada buku Mahar Services dalam Pernikahan Islam oleh Karim dan Nurhadi, mahar juga menjadi topik bahasan di agama lain, yakni kristen, hindu, budha, dan lainnya

Jenis Mahar Pernikahan

Menurut ulama fiqih, terdapat dua jenis mahar, yakni: mahar mitsil dan mahar musamma. Apakah itu?
1. Mahar Mitsil
Apa itu mahar mitsil? Jenis mahar itu telah disesuaikan berdasarkan total dan bentuk yang biasanya disetujui oleh keluarga mempelai wanita, karena tidak ditentukan saat akad nikah.
Menurut jurnal "Konsep Mahar dalam Perspektif Fikih dan Perundang-undangan" dari Komisi Yudisial, mahar mitsil disamakan dengan mahar perempuan setingkat di lingkungan keluarga, seperti kakak dan adiknya.
2. Mahar Musamma
Kebalikan dari mahar mitsil, mahar musamma sudah ditentukan dengan jelas ketika akad. Maka itu berarti, nilai dan kadarnya telah disetujui oleh pihak mempelai pria dan wanita.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pernikahan. (Dok. Pexels/Emma Bauso)

Syarat-Syarat Mahar Pernikahan

Para pria tak boleh mahar sembarangan kepada calon istrinya, sebab dalam Islam ada syarat-syarat tertentu yang mesti dipenuhi. Mengutip Al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah oleh Abdurrahman Al-Jaziri, berikut ini syarat dari mahar pernikahan.
1. Barangnya suci serta berguna
Dengan syarat pertama ini, maka itu artinya kamu tak bisa menjadikan khamr, daging babi, serta makanan atau benda haram lain sebagai mahar.
Sebagai contoh, kamu dapat menyertakan seperangkat alat salat sebagai salah satu mahar untuk calon istri.
2. Harus harta berharga
Kamu tidak bisa menjadikan barang tidak berharga sebagai mahar. Sebab memberikan harga berharga juga termasuk syarat mahar dalam pernikahan.
ADVERTISEMENT
Jika mahar kamu sedikit tetapi memiliki nilai, maka barang itu masih tetap sah untuk dijadikan sebagai mahar ketika mempersunting pujaan hati. Yang penting, itu termasuk harta berharga.
3. Bukan barang tidak jelas
Apabila kamu memilih barang yang keadaannya tidak jelas, maka itu artinya mahar itu enggak sah. Jadi, kamu harus mengetahui pasti bagaimana bentuk dan jenis barang tersebut.
4. Bukan barang -barang ghasab
Apa itu ghasab? Ghasab ialah mengambil barang punya orang lain tanpa persetujuannya, tetapi tak bermaksud memilikinya dan berniat mengembalikannya di masa yang akan datang.
Jika kamu menjadikan barang ghasab sebagai mahar, maka mahar kamu tidak sah. Akan tetapi, akad nikahnya tetap sah.
Nah, itu dia informasi tentang mahar yang bisa Hello Ladies sampaikan. Semoga dapat menjawab rasa penasaran kamu ya!
ADVERTISEMENT
(TDI)