Konten dari Pengguna

Perbedaan Retro dan Vintage Style, Jangan Sampai Tertukar

Hello Ladies
Kumpulan berita dan informasi terkini seputar wanita, gaya hidup, kecantikan, dan karier.
6 Oktober 2022 12:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hello Ladies tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perbedaan Retro dan Vintage Style. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perbedaan Retro dan Vintage Style. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Kamu pasti sering banget dengar istilah retro atau vintage, utamanya dalam hal fashion. Katanya, fashion memang selalu berulang, makanya retro dan vintage style sedang digandrungi belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Style retro dan vintage ini bisa dibilang gaya jadul, tapi enggak norak. Sebaliknya, mengenakan gaya ini akan memberi kesan yang klasik, anggun, dan unik secara umum.
Retro dan vintage sendiri punya perbedaan yang signifikan. Kalau kamu sering menganggapnya sama, berarti kamu keliru, jadi yuk baca tuntas perbedaannya di bawah ini.

Perbedaan Retro dan Vintage Style

Perbedaan retro dan vintage style setidaknya bisa diidentifikasi dari tiga poin di bawah ini.

1. Era Lahirnya Tren

Untuk gaya berbusana vintage, pembuatannya didominasi di era 1920-an hingga 1960-an. Artinya, Perang Dunia I tidak lepas pengaruhnya dari style ini.
Style vintage terkesan lebih formal dengan bahan yang biasanya berkualitas tinggi, tahan lama, dan potongan pakaiannya dijahit dengan tangan. Style vintage juga dipengaruhi oleh kemegahan industri film yang menampilkan busana klasik para bintang.
ADVERTISEMENT
Style retro sendiri diadaptasi dari era 1970-an hingga 1990-an. Gaya ini justru berkaitan dengan antusiasme masyarakat setelah lepas dari tekanan Perang Dunia II.
Alih-alih formal, gaya retro mengedepankan kesan glamour dan berani. Artis-artis Hollywood banyak yang menggunakan gaya busana retro turut membantu persebaran style ini. Industri fashion pun semakin kreatif, jadi tren retro makin mendunia.

2. Warna Pakaian

Ilustrasi Perbedaan Retro dan Vintage Style. Foto: Pixabay
Dari segi warna, style vintage mengusung warna-warna yang lebih kalem seperti warna muda yang lembut dan warna pastel. Warna ini menunjukkan kesan semi-formal dan feminin yang menjadi tren waktu itu.
Saat memasuki masa Perang Dunia II, tren warnanya berubah menjadi lebih gelap dan earth tone, sehingga menunjukkan kesan yang suram dari masyarakatnya.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, style retro banyak bermain di warna-waran cerah dan sengaja menumpuk warna dalam satu look. Karena kesan glamor memang lebih dikedepankan, maka warna yang erat dengan nuansa disko banyak diminati pada waktu itu.

3. Potongan dan Motif Pakaian

Potongan pakaian yang tren di era vintage adalah celana high waist dan rok A-line. Mereka memang memilih pakaian yang lebih sederhana. Contohnya, Audrey Hepburn dan Marilyn Monroe sering mengenakan celana high waist yang dipadukan dengan blus tanpa lengan. Pemakaian zipper dan penggunaan bahan nilon juga mulai dikenal di era ini.
Adapun motif dari busana vintage enggak jauh-jauh dari motif polos, bunga, polkadot dan stripes.
Lepas Perang Dunia II, potongan pakaiannya jadi lebih berbeda dan baru. Misalnya, artis Catherine Bach yang hadir dengan celana pendek dan baju kota-kotak. Lalu rok panjang bermotif, bell bottoms, serta gaya glamor dengan sentuhan rock juga menjadi tren di era ini.
ADVERTISEMENT
Gaya pakaian retro sendiri memang lebih identik dengan nuansa disko, seperti celana cutbray, jaket kulit, dan kemeja yang penuh manik-manik. Potongan pakaiannya biasanya ketat dan terbuat dari bahan kulit atau bulu. Sementara, motif yang sering ditemukan dalam pakaian bergaya retro adalah motif simetris dan gemerlap.
Nah, itulah tiga perbedaan gaya retro dan vintage secara signifikan. Kamu lebih suka yang mana, nih, Ladies?
(DEL)