Konten dari Pengguna

Social Butterfly, Ini Karakteristik dan Tips Menjalaninya!

Hello Ladies
Kumpulan berita dan informasi terkini seputar wanita, gaya hidup, kecantikan, dan karier.
3 Juni 2021 15:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hello Ladies tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi social butterfly. (Dok. Pixabay/Maike und Bjorn Broskamp)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi social butterfly. (Dok. Pixabay/Maike und Bjorn Broskamp)
ADVERTISEMENT
Apa itu social butterfly? Lalu, apa saja manfaatnya untuk kehidupan sosial? Bagaimana cara untuk menjadi social butterfly?
ADVERTISEMENT
Social butterfly merujuk pada seseorang yang berorientasi sosial, ramah, dan umumnya begitu menawan serta karismatik, berdasarkan informasi yang Hello Ladies himpun dari Mind Body Green.
Sementara itu, Psikolog Anak dan Keluarga Holistik bernama Nicole Beurkens mengatakan, social butterfly sangat memprioritaskan relasi dengan orang lain. Mereka juga aktif dalam percakapan dan punya banyak rencana dengan banyak orang.
Peneliti di Universitas Rochester berjudul In Your 20s It’s Quantity, In Your 30s It’s Quality: The Prognostic Value of Social Activity Across 30 Years of Adulthood (2015) menyebut, kuantitas interaksi sosial pada umur 20 dan kualitas tinggi pada umur 30 berkaitan dengan keadaan sosial dan psikologi yang lebih baik pada umur 50.

Bagaimana Karakteristik Social Butterfly?

Setidaknya ada tiga karakteristik social butterfly yang sudah Hello Ladies himpun. Berikut ini rinciannya:
ADVERTISEMENT
1. Aktif berbicara (talkative)
Karena tak memiliki masalah bertemu orang baru, orang dengan julukan social butterfly cenderung aktif berbicara. Berbicara dengan orang yang baru dikenal, membangun relasi demi kebutuhan profesional, atau menjaga agar diskusi grup berjalan dengan baik adalah hal yang mudah dilakukan oleh social butterfly.
2. Menawan
Pada umumnya, menjadi seorang social butterfly dapat memberi karisma tersendiri. Mereka ramah dan mudah diajak berinteraksi. Apalagi, mereka juga tidak keberatan saat agendanya penuh karena banyak orang yang merasa nyaman pergi dengannya.
Ilustrasi kegiatan social butterfly. (Dok. Pixabay/Gerd Altmann)
3. Ekstrover
Ekstrover mengisi energi dengan interaksi sosial daripada menghabiskan waktu sendirian. Karena itulah, jadwalnya penuh dengan orang-orang yang berbeda.
Mereka tak memiliki masalah ketika menemui orang baru, bahkan memiliki berbagai grup pertemanan.
ADVERTISEMENT

Tips Jadi Social Butterfly

Untuk menjadi social butterfly, kamu dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:
1. Jadilah orang yang benar-benar penasaran
Menunjukkan rasa penasaran menjadi salah satu poin penting untuk menjadi social butterfly, menurut buku How to be a Social Butterfly: The Art of Making Friends (2019) oleh Jonathan Augustin. Apalagi, jika kamu sedang berbicara dengan orang baru yang suka membicarakan dirinya sendiri.
Misalnya, ketika membicarakan soal asal daerah orang tersebut. Hindari pertanyaan yang terkesan menolak cerita orang itu.
2. Hindari topik percakapan kontroversial
Ketika bertemu orang baru, hindarilah percakapan dengan topik kontroversial demi menjaga atmosfer di antara kalian. Apa sih topik percakapan kontroversial?
- Topik politik.
- Topik tentang rasisme.
ADVERTISEMENT
- Topik agama.
- Topik seksual.
Jika berada di lingkungan yang dapat menerima topik-topik itu, maka kamu dapat menggunakan topik itu dalam percakapan. Akan tetapi, bila lingkungan baru itu lebih menyukai topik percakapan yang ringan, hindarilah topik-topik berat dan kontroversial tersebut.
Ilustrasi social butterfly dengan banyak teman. (Dok. Pixabay/Henning Westerkamp)
3. Atur waktu dengan baik
Menurut Beurkens, manajemen waktu merupakan salah satu tantangan bagi seorang social butterfly. Apalagi di lingkungan kerja di mana mereka mau tak mau menghabiskan waktu mengobrol lebih banyak dengan rekan kerja ketimbang menyelesaikan pekerjaan.
Karena itu, untuk jadi social butterfly, kamu perlu memiliki manajemen waktu yang baik sehingga kehidupan sosial ataupun pekerjaanmu dapat tertangani dengan baik.
4. Menetapkan batas
Meskipun kamu ingin jadi social butterfly, menetapkan batas dalam berinteraksi pun tak boleh dilupakan.
ADVERTISEMENT
“Mereka mungkin sering merasa kewalahan oleh kebutuhan dan masalah orang lain,” ujar Beurkens. Untuk itu, tentukanlah batasan dalam interaksi ketika kamu ingin menjadi social butterfly.
(TDI)