Perkembangan Teknologi dan Kultur Masyarakat

Helti Mayada
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia
Konten dari Pengguna
6 Januari 2021 10:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Helti Mayada tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kian hari perkembangan teknologi semakin meroket. Tak tanggung-tanggung, hampir semua aspek kehidupan kini dapat memanfaatkan teknologi. Banyak hal yang perlahan mulai berubah karena kemunculan teknologi, salah satunya adalah kultur masyarakat. Dilihat dari definisinya saja, dalam KBBI teknologi merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Menurut Henslin yang dipaparkan kembali oleh Ahmad Herdiansyah dalam papernya yang berjudul “Menyikapi Dampak Dari Perkembangan Tekonologi”, istilah teknologi mencakup dua hal, pertama teknologi yang merujuk pada peralatan yaitu unsur yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Kedua, teknologi yang merujuk pada keterampilan atau prosedur yang diperlukan untuk membuat dan menggunakan peralatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Teknologi yang semakin berkembang
Kultur masyarakat sendiri maknanya hampir sama dengan budaya. Sederhananya, menurut Selo Soemardjan seorang tokoh pendidikan Indonesia dan Soelaeman Soemardi seorang sosiolog Indonesia, kebudayaan adalah seluruh hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Jadi, semua yang terjadi dimasyarakat dalam bentuk apapun, baik kebiasaan, pola interaksi, karakteristik dan lainnya merupakan sebuah kultur. Berbicara mengenai kultur Indonesia dahulu dan pergeserannya kini, Djoko Suryo seorang guru besar sejarah di Universitas Gadjah Mada sekaligus sejarawan Indonesia sudah pernah membahasnya dalam sesi wawancara yang kemudian dimuat oleh Furqon Ulya Himawan dalam platform E-paper bernama Media Indonesia.
Djoko Suryo mengatakan bahwa Nusantara dulu memiliki identitas yang unik, kebhinekaan, pluralitas dan multikulturalisme. Kultur Indonesia jauh berbeda dengan budaya Barat, berbeda dalam pengalaman, sistem keyakinan, hierarki, agama, pengertian tentang waktu, hubungan spasial dan masih banyak lagi. Namun Indonesia mampu menyerap dan mengadaptasi elemen dari luar, yang kemudian diolah menjadi konstruksi corak kebudayaan yang lebih berkarakter ke-Indonesiaan. Dalam dunia politikpun, hubungan yang terjalin sangat baik dan saling menghormati. Komunikasi dilandasi satu kepercayaan yang bersifat saling menghargai dan memiliki toleransi yang tinggi. Agama justru tidak dilihat sebagai pembeda, malah sebagai pemersatu masyarakat untuk membangun harmonisasi. Sungguh indah kultur yang beragam di Indonesia. Lantas, bagaimana kondisi kultur Indonesia saat ini?
ADVERTISEMENT
Jelas terjadi pergeseran akibat modernitas dan perkembangan teknologi, yang akhirnya membuat hubungan antar individu kini kurang harmonis. Teknologi canggih gagal menjadi pemersatu komunikasi, tidak bekerjasama dengan apik sebagai media pengikat masyarakat. Hal ini mendorong masyarakat Indonesia menjadi seorang yang egois dan individualis. Menurut Daryanto Setiawan dalam Jurnal Simbolika Vol.4 Nomor 1 Tahun 2018, ada beberapa dampak akibat perkembangan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informasi. Pertama, menciptakan kesenjangan arus informasi antara negara maju dengan negara berkembang. Kedua, menciptakan ketergantungan pada masyarakat. Ketiga, perubahan sistem nilai dan norma, baik yang bersifat konstruktif atau membangun, maupun yang bersifat destruktif atau kemudahan yang sampai pada penyalahgunaan. Contoh ketergantungan pada teknologi dapat kita lihat pada kasus dua remaja yang dimuat oleh CNN Indonesia pada 2019 lalu dimana mereka mengalami gangguan jiwa akibat kecanduan gim di telepon seluler. Mereka hanya berdiam diri dan sesekali berinteraksi dengan lingkungannya, namun seketika bereaksi ketika melihat telepon genggam.
ADVERTISEMENT
Kini, kita mengemban beban yang cukup berat. Kita harus mengulang kembali literatur sejarah agar paham betul tentang kultur Indonesia. Lakukan penyaringan berulang terhadap perkembangan teknologi, serap hal yang baik lepaskan hal yang buruk. Terakhir, luruskan kembali paradigma kultur Indonesia agar kita tetap menjadi bangsa yang berkebhinekaan.