Jejak Fiqih Islam dalam Naskah Nusantara Tulisan Tangan Milik Raja Muhammad Amin

Hendi Kurnia
Hendi Kurnia lahir Bogor, 28 Maret 1999 mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Konten dari Pengguna
9 Desember 2020 11:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hendi Kurnia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jejak Fiqih Islam dalam Naskah Nusantara Tulisan Tangan Milik Raja Muhammad Amin
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Islam dan Fiqih Nusantara
Islam sebagi agama mayoritas yang berada di Indonesia atau Nusantara telah sejak lama berkembang dan menyebar. Islam masuk ke Nusantara sebagai agama yang asing namun dengan mudah diterima masyarakat Nusantara. Mengenai hal ini banyak pendapat mengenai masuk nya islam ke Nusantara namun yang paling populer adalah masuk nya islam melalui jalur perdagangan.
ADVERTISEMENT
Sehingga islam memiliki jejak sejarah yang cukup banyak di Indonesia baik dalam bentuk benda maupun naskah dan peninggalan dalam bentuk lainya. Setelah islam masuk ke indonesia melalui perdagangan dan dakwah yang dilakukan para ulama yang datang ke nusantara. Pendidikan-pendidikan islam mulai dilakukan di Nusantara.
Melalui perkembangan islam di Nusantara melalui pendidikan maka tidak asing lagi dengan pembelajaran fiqih sebagai dasar ibadah umat islam. Pembelajaran fiqih dilakukan dengan berbagai macam cara baik secara langsung atau dengan lisan. Maupun dengan terulis melalui kitab-kitab dan naskah seperti Naskah Tulisan Tangan Milik Raja Muhammad Amin Berjudul “Rukun Sembahyang Melayu”. Melalui hal ini kita dapat melihat jejak fiqih islam dalam naskah tersebut yang ditemukan di indonesia.
ADVERTISEMENT
Fiqih dalam Naskah “Rukun Sembahyang Melayu”
Naskah ini didigitalisasikan Universitas Negri Singapura yang didanai oleh Program Arsip yang Terancam Punah didukung oleh Arcadia. File ini adalah bagian dari Proyek EAP153: Naskah Riau: Pintu Gerbang Dunia Intelektual Melayu, Koleksi EAP153 / 7: Koleksi Naskah dan Buku Cetak Raja Muhammad Amin [abad ke-20].
Naskah ini dibuat sekitar Abad ke-19 hingga abad ke-20 dan memiliki bahasa Melayu sebagai bahasa yang digunakan pada naskah ini. Naskah ini juga merupakan naskah yang dituliskan menggunakan aksara Arab. Merupakan naskah yang memiliki ketebalan sebanyak 40 lembar. Yang merupakan tulisan asli milik Raja Muhammad Amin. Naskah ini berasal dari Indonesia. Naskah ini juga dapat diakses melalui British Library, atau juga bisa dilihat Versi Digitalnya melalui : https://eap.bl.uk/archive-file/EAP153-7-18 berikut.
ADVERTISEMENT
Kedaan Fisik naskah ini cukup rawan mengalami kerusakan. Yang pertama dapat kita lihat pada kedaan fisik naskah adalah cover naskah sudah hilang atau tidak ada, sehingga untuk mengetahui judul naskah kita harus melihat bagian dalam naskah tersebut. Selain itu naskah ini tidak lengkap ada bagian-bagian naskah yang hilang pada naskah ini sehingga naskah yang didigitalisasikan dimulai dari halaman 16 dengan jumlah lembar sebanyak 40 lembar halaman.
Pada halaman 16 pun terdapat kerusakan pada naskah ya itu bagian bawah kanan naskah mengalami robek jadi ada beberapa kata yang hilang pada lembar ini. Serta bagian-bagian nasakah yang lecak atau terlipat juga cukup menjadi kendala ketika membaca naskah ini. selain robek kesulitan dalam membaca digital naskah ini adalah naskah yang lecak dan terlipat sehingga ada kata atau bagian huruf yang tidak terlihat. Seperti yang terjadi pada lembar ke-tiga dan ke-empat pada naskah ini.
ADVERTISEMENT
Namun pada lembar-lembar selanjut nya kedaan naskah masih cukup baik walau masih ada beberapa bagian naskah yang lecak dan robek. Namun bagian dalam naskah masih cukup jelas untuk dibaca. Naskah ini merupakan naskah yang berisikan tentang penjelasan Fikih yang ditulis oleh penulis nya yaitu Raja Muhammad Amin.
Pada tiga lembar halaman terakir pada naskah ini menghadirkan bentuk lain dari halaman-halaman naskah ini. yaitu mengambarkan lokasi dan peta yang terdapat pada halaman-halaman terakir pada naskah ini. Gambaran tempat-tempat yang telah dikunjungi oleh penulis atau Raja Muhammad Amin.
Walau pada bagian akir ini naskah sudah tidak sangat sempurna karena lembar-lembar terakir halaman naskah ini mengalami robek atau bagian-bagian yang hilang cukup banyak. Berdasarkan kedaan naskah tersebut tidak mengurangi daya tarik naskah ini untuk diteliti apalagi diangkat dalam bidang penelitian keagamaan dan fiqih karena sudah sangat jelas naskah ini mengakat tentang ilmu agama yaitu fiqih ibadah.
ADVERTISEMENT
Penjelasan tentang fiqih ibadah sholat yang dituliskan dalam naskah ini. Seperti sholat zenazah atau solat mayit yang terdapat pada halaman 16 pada naskah ini yang bersoi tentang niat sholat zenazah atau solat mayit tersebut. penjelasan tentang tatacara sholat zenazah cukup jelas dan rinci dijelaskan dalam naskah ini.
Pembahasan fiqih ibadah dalam naskan ini cukup lengkap dibahas mengenai ibadah solat dan ibadah yang lain nya. Sehingga kita dapat melihat dengan lengkap bagaimana fiqih dibahas dalam naskah ini. melihat bagaimana naskah ini menjelaskan ibadah melalui hukum fiqih.
Menjadi jalan untuk melihat bagaiman jejak perajalanan dan penjelasan tentang fiqih ibadah dalam perkembangan islam di Nusantara melalui naskah ini. menjadi jalan untuk menyimpan sejarah islam dan pendidikan keislaman di Nusantara. Naskah ini bisa menjadi rekam jejak sejarah islam dan fiqih sebagi pedoman ibadah.
ADVERTISEMENT
Pentingnya Menyimpan Jejak Sejarah
Naskah sebagi peninggalan sejarah atau kekayaan yang dimiliki Indonesia. Sehingga merawatnya, menelitinya, dan mempelajarinya menjadi pintu untuk menyimpan kekayaan sejarah islam yang dimliki indonesia. Salah satunya melalui naskah tulisan tangan Milik Raja Muhammad Amin Berjudul “Rukun Sembahyang Melayu”.
Rekam ilmu fiqih yang terdapat dalam nasakah ini menjadi buti bahawa islam masuk ke Nusantara atau indonesia tidak dalam waktu yang singkat. Sehingga perkembangan islam dapat kita lihat melalui naskah yang berisikan tentang ilmu fiqih. Maka merawat naskah dan mempelajari naskah ini menjadi hal yang penting.
Maka dari itu dalam tulisan ini penulis berharap, tulisan ini dapat menjadi pendorong untuk pemuda islam merawat serta memiliki semangat untuk mempelajari jejak islam. Melalui naskah-naskah tulisan tangan yang bernafaskan islam. Seperti naskah yang berisikan fiqih Milik Raja Muhammad Amin Berjudul “Rukun Sembahyang Melayu”.
ADVERTISEMENT
Jika kita sebagai pemuda islam peduli dengan jejak-jejak sejarah islam. Maka islam di Indonesia akan selalu berkembang dan memiliki dokumen sejarah yang baik di masa depan. Sebagai bentuk pelestarian sejarah yang dimiliki Indonesia.
Dibuat oleh Hendi Kurnia sebagai tugas pada mata kuliah Filologi di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2020 dibawah bimbingan dosen Muhammad Nida' Fadlan, M.Hum.