Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Savana Bekol Antara Konservasi dan Sumber Alam
16 Februari 2022 12:25 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari For Humanity tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Geliat pariwisata, konservasi dan sumber daya alam di Savana Bekol tengah menjadi perhatian publik. Khususnya dengan wacana lingkungan yang tengah marak belakangan ini. Lantas siapa yang tidak kenal dengan Savana Bekol?
ADVERTISEMENT
Sebuah destinasi wisata bernuansa alam layaknya Afrika seluas 25.000 hektar. Terletak di Situbondo, Jawa Timur, dan berlokasi di Taman Nasional Baluran. Dihuni dengan berbagai ragam jenis satwa endemik khas Indonesia, serta keanekaragaman flora dan fauna yang langka.
Di antaranya adalah banteng jawa, salah satu fauna yang saat ini tengah dijaga kelangsungan hidupnya. Tidak hanya banteng jawa, satwa langka lainnya seperti macan tutul juga pernah terlihat eksistensinya di sini. Ada pula burung merak, monyet ekor panjang, ataupun sekelompok rusa yang hidup secara bebas.
Keanekaragaman flora, seperti pohon ketapang, akasia, dan mimbo juga dapat kita nikmati keindahannya. Selain dari berbagai macam tanaman obat yang banyak tumbuh di area ini.
Setidaknya membutuhkan waktu 1,5 jam perjalanan dari kota Situbondo untuk mencapai lokasi ini. Dibuka sejak pukul 07.30 hingga 16.00, di mana waktu terbaiknya ada di pagi dan petang. Bentang Gunung Baluran yang juga menjadi bagian dari area ini, tentu menjadi objek eksotis yang sayang untuk dilewatkan.
ADVERTISEMENT
Populasi faunanya yang terbatas, dan area lingkup kehidupannya yang semakin sempit, tentu membuat hewan-hewan di sini dapat dikatakan nyaris punah. Saat ini, tidak lebih dari seratus Banteng Jawa yang tersisa. Oleh karena itu, Bekol ditetapkan sebagai area konservasi yang telah dilindungi oleh undang-undang.
Tentu amat disayangkan, apabila para wisatawan yang berkunjung, tidak menjaga perilaku ataupun pola kebersihannya. Dampak dari para wisatawan yang tidak secara sadar membuang sampah saja, sudah pasti dapat mengancam eksistensi para hewan-hewan liar di sana.
Terlebih lagi ketika wacana mengenai upaya pendirian smelter nikel pernah bergulir di sini beberapa tahun lalu. Baluran sendiri merupakan salah satu area yang kaya akan sumber daya alamnya. Kajian-kajian mendalam mengenai potensi ini sudah menjadi proyeksi pemanfaatan alam yang dapat berkembang menjadi eksploitasi alam.
ADVERTISEMENT
Kelak, bukan hanya warga negara Indonesia yang akan dirugikan. Jika kerusakan alam di Baluran secara perlahan semakin besar terjadi. Melainkan para fauna dan flora langka, yang tentu saja tidak dapat melakukan protes apabila rumahnya dirusak atau tergusur.
Secara sadar ataupun tidak, sekiranya dapat menjadi tanggung jawab kita bersama. Khususnya kepada para wisatawan dan pemangku kebijakan mengenai perlindungan terhadap area-area konservasi.
Tentu agar anak cucu kita kelak akan dapat menikmati betapa indahnya Indonesia. Dengan aneka ragam kekayaan alamnya yang sangat luar biasa.