Nyamannya Penerbangan Garuda Indonesia Tanpa Jaga Jarak

Hendra J Kede
Ketua Dewan Pengawas YLBH Catur Bhakti / Partner pada Kantor Hukum E.S.H.A and Partners / Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat RI 2017-2022 / Ketua Pengurus Nasional Mapilu-PWI 2003-2013 / Wakil Ketua Dept. Kerjasama dan Komunikasi Umat ICMI Pusat
Konten dari Pengguna
31 Agustus 2021 10:51 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hendra J Kede tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia. Foto: REUTERS/Regis Duvignau
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia. Foto: REUTERS/Regis Duvignau
ADVERTISEMENT
Oleh: Hendra J Kede
Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat RI
ADVERTISEMENT
Pagi ini penulis melakukan perjalan udara dengan menggunakan maskapai Garuda Indonesia dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Kualanamu. Menggunakan pesawat berbadan lebar Airbus A330-300 dengan register penerbangan GA118, duduk di kursi 47K. Take off jam 07.50 WIB dan landing jam 10.10 WIB.
Penulis ke Medan dalam rangka pelaksanaan Tahap Wawancara seleksi calon Anggota Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara periode 2021-2025 agar terjamin Hak Asasi dan Hak Konstitusional Warga Negara Indonesia, khususnya warga Sumatera Utara, atas informasi.
Wawancara akan dilaksanakan selama dua hari, Rabu-Kamis (1-2/9/2021) di Sekretariat Timsel, kesehariannya merupakan Kantor Dinas Kominfo Pemprov Sumatera Utara, bersama Prof. Subhilhar (Ketua Timsel), Prof. Amrin Saragih (Waka Timsel), Prof. Muhammad Hatta, Bapak Fitriyus, dan penulis sebagai Anggota Timsel berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
*
Saat akan masuk terminal Soekarno-Hatta, milik BUMN Angkasa Pura, melalui Gate 5, sudah ada seperangkat alat elektronik canggih guna validasi test COVID-19. Cukup memasukkan dua item: Nomor Penerbangan (GA118) dan Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Selanjutnya di layar komputer muncul status kelayakan terbang, keterangan sudah berapa kali atau belum pernah divaksin, dan hasil serta tanggal Swab PCR terakhir.
Penulis dinyatakan layak terbang dan diizinkan masuk terminal bandara karena sudah dua kali vaksin dan hasil Swab PCR negatif COVID-19 sehari sebelum penerbangan. Jangan harap dapat masuk Bandara Soetta kalau belum divaksin dan belum melakukan test Swab PCR dengan hasil negatif dalam 24 jam terakhir.
Setelah itu penulis diarahkan langsung menuju tempat check-in. Ternyata salah tempat. Namun tetap dilayani dengan baik dan tidak disuruh pindah. Terima kasih karyawan Garuda yang telah menjaga rasa malu penulis tidak diketahui penumpang lain.
ADVERTISEMENT
Penulis mengira masih masuk grup Platinum Elite Plus Sky Priority Garuda Indonesia. Perkiraan itu karena pada penerbangan beberapa waktu lalu, Jakarta-Bali PP, untuk menghadiri acara Bimtek Keterbukaan Informasi Publik bagi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPiD) Radio Republik Indonesia (RRI), penulis diberi tahu masih member Platinum Elite Plus Sky Priority, walaupun lama tidak terbang, dan diarahkan check-in di counter khusus Platinum Elite Plus Sky Priority. Alasannya karena situasi pandemi jadi status penerbangan penulis masih status sebelum pandemi: Platinum Elite Plus Sky Priority.
Ternyata hari ini status penulis sudah turun ke Gold Elite. Memang sudah lama tidak terbang. Jadi wajar turun.
Namun, sekali lagi, terima kasih tidak disuruh pindah counter dan tetap dilayani dengan air muka yang tidak berubah. Coba kalau disuruh pindah, duh malunya sama member Platinum Elite Plus Sky Priority yang dari tadi ngantre bersama penulis.
ADVERTISEMENT
*
Pada penerbangan Jakarta-Bali dan Bali-Jakarta beberapa waktu lalu, pesawat Garuda Indonesia masih menerapkan kebijakan jaga jarak. Satu kursi diisi, satu kursi di sebelahnya dikosongkan.
Saat penulis check-in, dengan ramah petugasnya memberi tahu penulis kalau penerbangan Garuda Indonesia sudah tidak menerapkan jaga jarak. Semua kursi bisa saja terisi penuh dan di sebelah penulis bisa saja ada penumpang lain.
Awalnya agak kaget juga. Namun setelah penulis teringat bagaimana protokol masuk terminal Bandara Soetta tadi, penulis ndak ada masalah. It's okey, no problemo.
Toh, semua penumpang sudah vaksin dan sudah dinyatakan negatif COVID-19 berdasarkan Swab PCR dalam 24 jam terakhir.
Kru Garuda tentu lebih ketat lagi persyaratan untuk bertugas dan terbang, baik itu petugas darat maupun petugas udara, Pilot dan awak kabin.
ADVERTISEMENT
*
Sebelum terbang, petugas menjelaskan kalau sirkulasi udara dalam pesawat menggunakan filter sehingga memperbesar perlindungan kepada penumpang dari kemungkinan terinfeksi COVID-19.
Seluruh awak sudah divaksin, dan seluruh ruangan dalam pesawat sudah disemprot disinfektan untuk memastikan tidak ada virus yang tertinggal di pesawat, khususnya pada bagian yang akan bersentuhan langsung dengan penumpang, seperti kursi.
Namun dianjurkan tetap pakai masker dan jaga jarak dengan penumpang lain.
Pun saat akan membagikan suguhan makan pagi diawali dengan pemberitahuan perubahan model pelayanan untuk meminimalisir kontak penumpang dengan awak kabin, meminimalisir potensi penyebaran COVID-19.
Seluruh informasi di atas sangat sesuai dengan hak-hak penumpang pesawat sebagaimana normanya diatur dalam Pasal 28F UUD NRI 1945, UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, serta aturan turunan lainnya. Garuda Indonesia dan Bandara Soekarno Hatta yang dikelola Angkasa Pura sebagai Badan Publik, karena statusnya sebagai BUMN, sepanjang terkait yang penulis tuliskan di atas, nampaknya sudah memenuhi asas Keterbukaan Informasi Publik.
ADVERTISEMENT
*
Kalau pembaca yang budiman bertanya, bagaimana selama penerbangan, apakah merasa was-was dan dag dig dug karena sudah tidak jaga jarak atau nyaman-nyaman saja?
Jawaban penulis sederhana saja: tulisan ini penulis rangkai selama penerbangan Soetta-Kualanamu tanpa ada nada nyanyian dag dig dug di dada.
Dan setiba di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, penulis dengan semangat langsung mengirimkan tulisan ini ke Bang Arifin (Pemred) dan Mas Rizki (Redaktur Kolaborasi) kumparan, sebelum bertemu dengan Pak M. Sahyan, Komisioner Bidang Regulasi dan Kebijakan Publik KI Pusat, yang pulang bertugas visitasi Keterbukaan Informasi Publik di Aceh, yang merupakan program Bidang Advokasi, Sosialisasi, dan Edukasi (ASE) KI Pusat yang digawangi Ibu Wafa Patria Umma, yang merupakan program kerja sama KI Pusat dengan BAKTI Kemenkominfo RI dan Kemendesa RI.
ADVERTISEMENT
Oh ya, terima kasih Chef Garudafood, suguhan nasi ikan corner dalam penerbangan ini sungguh nikmat sekali, terlahap habis di sela-sela merangkai tulisan ini.
Apalagi disuguhkan pramugari Garuda yang keramahannya nampaknya tidak saja merupakan personality ethic karena panggilan profesi, namun sudah merupakan character ethic, watak asli dari sononya, watak asli putri Indonesia yang bernilaikan Pancasila.
Semoga Garuda Indonesia dan Angkasa Pura beserta seluruh bandara di Indonesia tetap TANGGUH walau diterpa serangan pandemi, dan tetap berupaya memberikan kontribusi optimal untuk mewujudkan Indonesia MAJU, Allahumma aamiin.
Ketinggian 12.192 meter dpl, di atas pulau Sumatera, 31 Agustus 2021.