Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Usai Adam Malik, Harmoko, Bamsoet, kini Ahmad Muzani Sebagai Sintesa Konstitusi?
4 Oktober 2024 11:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Hendra J Kede tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ahmad Muzani ditetapkan secara aklamasi sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Kamis (3/10/2024), dalam sidang Paripurna MPR RI di Jakarta. Kalangan wartawan besorak gembira, tentunya termasuk jajaran Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang dikomandoi oleh Hendry Ch Bangun selaku Ketua Umum dan Iqbal Irsyad selaku Sekretaris Jenderal.
ADVERTISEMENT
Loh, apa hubungan keterpilihan Ahmad Muzani sebagai Ketua MPR RI dengan wartawan, khususnya PWI? Kok ikut bersorak gembira?
Hal demikian tidak lepas dari fakta bahwa Ahmad Muzani adalah wartawan ke empat yang berhasil duduk sebagai Ketua MPR RI semenjak MPR RI dibentuk.
Ahmad Muzani adalah penerus 3 (tiga) senior wartawan Indonesia sebagai Ketua MPR RI yaitu Adam Malik, Harmoko, dan Bambang Soesatyo.
Ahmad Subagyo, Wasekjen DPP Gerindra, kawan akrab Ahmad Muzani, pernah bercerita kepada penulis kalau Ahmad Muzani muda adalah wartawan di Tabloid Jumat, terus pindah ke Majalah Amanah, selama kurang lebih 5 tahun.
Di samping itu Ahmad Muzani muda juga penyiar di Radio Ramako. Di radio ini, Ahmad Muzani muda menjadi Direktur untuk kawasan Serang, Banten.
ADVERTISEMENT
Jadi bukan ecek-ecek karier kewartawanan seorang Ahmad Muzani. Istilah sekarangnya, kewartawanan seorang Ahmad Muzani sangat memenuhi nilai-nilai dan standar kompetensi.
Dan mengingat semua wartawan zaman Ahmad Muzani muda menjadi wartawan diharuskan tergabung dalam wadah tunggal, maka tidak salah rasanya jika PWI menganggap Ahmad Muzani adalah bagian dari keluarga besar PWI sebagaimana halnya Adam Malik, Harmoko, dan Bambang Soesatyo.
Merangkak Dari Bawah
Menariknya lagi, keempat wartawan Ketua MPR RI tersebut memiliki kesamaan dalam membangun karier, keempatnya bukanlah orang yang lahir dan besar di keluarga darah biru.
Entah itu darah biru dalam dunia wartawan atau darah biru dalam dunia politik Indonesia. Keempatnya bisa dikatakan memulai sebagai wartawan dan politisi dari merangkak alias dari bawah, bukan melalui jalan instan yang disediakan layaknya para darah biru.
ADVERTISEMENT
Beratnya membangun karier sebagai wartawan dan sebagai politisi sudah sangat dipahami keempat tokoh wartawan Indonesia tersebut sampai akhirnya berhasil memimpin MPR RI.
Keempat putra terbaik keluarga wartawan Indonesia itu meraih sukses setelah puluhan tahun menempa diri dalam kerasnya dunia kewartawanan dan dunia perpolitikan Indonesia sehingga kematangan sudah begitu tercermin dalam setiap ucapan, perbuatan, dan tindakan mereka yang menjadi referensi bagi wartawan lainnya.
Saat akan mengakhiri tulisan ini, ada pesan masuk melalui WA dan bertanya kepada penulis.
Pertanyaannya, kira-kira, tebak-tebak, menurut prediksi penulis, Ahmad Muzani akan dikenang apanya di kemudian hari sebagai Ketua MRP RI?
Spontan penulis menjawab, akan diingat sebagai Ketua MPR RI ketika dilaksanakannya Amandemen ke 5 UUD NRI 1945 sebagai sintesa dari UUD 1945 yang murni (tesis) dan UUD NRI 1945 hasil reformasi (antitesis).
ADVERTISEMENT
Sintesa Konstitusi Indonesia sebagai pondasi sangat kokoh tempat dibangunnya Indonesia emas 2045, Indonesia pemimpin dalam percaturan dunia.
Akhirnya, sebagai penutup tulisan ini, penulis mengucapkan, selamat bertugas Bapak Ahmad Muzani, keluarga besar Persatuan Wartawan Indonesia, sebagai Ketua MPR RI. Insya Allah membawa berkah bagi seluruh rakyat Indonesia.
Semoga terwujud, Allahumma aamiin