Konten dari Pengguna

5 Tips buat Kamu yang Ingin S2 di Luar Negeri sembari Berkarier

Hendra Oktavianus
Diplomat Indonesia. Chevening Alumni. Master on Global Media & Communication dari University of Warwick, UK. Pecinta buku, kamera dan asa.
24 Februari 2018 9:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hendra Oktavianus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
5 Tips buat Kamu yang Ingin S2 di Luar Negeri sembari Berkarier
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Berumur lebih dari 30? Berminat menjalani kuliah di luar negeri? Selamat! Seperti saya, anda akan disematkan gelar “Mature Student” atau Mahasiswa lanjut usia. Gelar ini termasuk paket sejumlah pertanyaan “kenapa sekarang?, keluarga gimana?, mau pindah karir? Mau kabur ke luar negeri?” Bonus pertanyaan kalau single “kenapa enggak fokus kawin dulu?” Mungkin yang nanya pikir saya bebek, tinggal sosor bebek tetangga.
ADVERTISEMENT
Kutukan atau pujian, suka atau tidak, gelar tersebut akan menempel, jadi ya lebih baik pasrah saja. Enggak begitu sakit kalau dinikmatin (hendra, 2018). Saya sendiri memutuskan kuliah setelah berkarier sebagai PNS Diplomat selama 10 tahun.
Setelah beruntung mendapatkan beasiswa Chevening pada tahun 2016, kami melanjutkan sekolah di University of Warwick, jurusan Global Media and Communication. Setahun yang menurut salah seorang teman membuat saya “seperti gembel dari Cina di tahun 80an”. Kalau nyela adalah bentuk seni, temen saya satu ini adalah Mozart abad ini, punya tiga gelar PHD di bidang nyepet, nyinyir, dan nyolot.
Kembali ke masalah sekolah. Memutuskan untuk melanjutkan studi memerlukan pertimbangan yang matang. Hal ini berkali kali lipat bagi para mature student yang perlu memikirkan hal-hal yang lebih kompleks terutama terkait dengan keluarga, karir dan keuangan.
ADVERTISEMENT
Terdapat ratusan tips dan trik di internet tentang menempuh pendidikan di luar, namun hanya sedikit yang mengupas mature student. Untuk itu tulisan ini kami buat untuk saling berbagi dalam menjalani studi yang diambil dari lesson learned dari perjalanan tugas belajar kami.
1. Pilihlah jurusan yang menopang karir
Go without saying pendidikan yang ditempuh tentu untuk mengasah keahlian dan keterampilan. Sebagian besar mature student menempati jenjang karir di mid to top management sehingga pilihan pendidikan tentu tidak se-fleksible para fresh graduate yang masih punya buffer umur untuk pindah karir.
Baik beasiswa maupun self-funding, pilihan jurusan harus disesuaikan dengan visi. Visi adalah kata kunci untuk menetapkan pilihan jurusan dan universitas. Jurusan yang dipilih harus mengungkit keahlian atau legitimasi untuk mendapatkan jabatan atau jalur karir yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
Bagi para pengejar beasiswa, fase ini juga merupakan hal yang sangat penting untuk dicerminkan pada motivational letter nya. Beasiswa luar negeri dan kampus yang bagus umumnya hanya menerima calon mahasiswa/i yang memiliki tujuan dan visi yang jelas sehingga mereka tidak merasa rugi meng-invest di rekan-rekan sekalian.
Disarankan semedi dulu di gua sambil makan kembang tujuh rupa sebelum memilih jurusan. Coba tanya tukang bubur sebelah rumah, gua mana yang bisa disewa seminggu.
2. Family first
Sebagai single di usia yang hampir (sudah) expired ini, masalah keluarga saya tentu saja tidak seberat yang telah mempunyai tanggung jawab kepada suami/istri dan anak. Untuk masalah finansial, sebagian besar beasiswa telah memperhitungkan biaya yang cukup, namun tentu saja persiapan dan hidup hemat adalah kunci untuk bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
Ada sejumlah beasiswa seperti LPDP yang mengijinkan membawa keluarga dengan stipend bulanan yang sedikit lebih tinggi dari yang single. Namun kesulitan keperluan keluarga seperti memilih sekolah untuk anak membuat sebagian besar pelajar berkeluarga memilih meninggalkan keluarganya di Indonesia.
Tergantung dengan daerah dan kebiasaan hidup, rata-rata keluarga dengan dua anak membutuhkan biaya +/- 7 Juta per bulan untuk hidup. Apabila pelajar mempunyai suami/istri yang bekerja juga akan lebih mudah untuk menanggung beban.
Namun bagi yang tidak, perencanaan sebelum memutuskan untuk sekolah adalah krusial untuk menyisihkan tabungan guna dapat digunakan selama menjalani tugas belajar. Stipend yang diberikan oleh beasiswa rata-rata cukup untuk disisihkan bagi keluarga selama pelajar tersebut tidak dugem setiap minggu dan travel setiap bulan.
ADVERTISEMENT
Masak sendiri merupakan hal yang harus dilakukan terutama bagi pelajar di negara-negara maju yang biaya hidupnya jauh lebih tinggi. Di Inggris, rata-rata keluar makan sederhana menghabiskan 10 Pounds. Harga tersebut dapat dibelikan bahan makanan yang cukup bagi tiga hari. Jadi belajar masak sangatlah penting. Mulailah browsing YouTube atau bagi yang punya buku resep Sisca Soewitomo bisa juga dibawa.
3. Siapkan Dokumen Penting
Enggak ada yang ngalahin pusingnya masalah administrasi yang membutuhkan tanda tangan pada saat ribuan kilometer dari rumah. Untuk itu apabila ada hal hal yang diperkirakan membutuhkan administrasi siapkan dokumen surat kuasa yang dibubuhkan tanda tangan sehingga dapat diwakili pada saat kita di sekolah.
Terutama apabila ada rencana penjualan atau pembelian. Tanpa perlu menghabiskan puluhan pound untuk mengirimkan dokumen yang bisa diselesaikan dengan perencanaan sebelumnya. Perpanjang juga surat surat yang diperkirakan akan habis pada saat tugas belajar seperti SIM, STNK, dan KTP, sehingga tidak repot pada saat kembali ke Jakarta.
ADVERTISEMENT
4. Gaya Belajar
Salah satu keunggulan sebagai mahasiswa “dewasa” adalah pengalaman bekerja yang menurut pandangan saya sangat menjadi bekal berharga dalam menjalani pelajaran.
Mungkin beberapa roda gigi di otak kita sudah berkarat karena sudah lama tidak dilatih membaca puluhan lembar buku buku tebal seperti waktu kita jadi mahasiswa, namun hal tersebut bisa diimbangi dengan pengalaman kita dalam manajemen waktu dan project yang menjadi makanan sehari-hari kita dalam pekerjaan.
Apabila memungkinkan, mulailah sering membaca sebelum menjalani kuliah S2. Dari koran, artikel, majalah bahkan komik untuk melatih ketahanan dan kemampuan membaca. Nilai plus apabila bahan bacaan tersebut dalam bahasa yang akan dipelajari nanti. Sebagai perkiraan dalam sehari pada masa kuliah rata rata diwajibakan membaca sekitar 100- 300 halaman untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pelajaran.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan undergraduate yang masih dituntun dalam belajar, post graduate degree lebih memberi kebebasan kepada murid nya dalam belajar. Kuliah menjadi tempat diskusi dua arah dari topik yang ditentukan sebelumnya. Tanpa membaca pelajar tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal apabila tidak membaca buku yang direkomendasikan.
Sangat disarankan untuk melihat video YouTube tentang gaya dan manajemen belajar dari cara membaca, cara mencatat dan bagaimana cara menulis essay. Salah satu favorit saya adalah Thomas Frank dan Crash Course yang sangat membantu dalam perjuangan akademis.
Salah satu tantangan mature student adalah memahami cara berpikir para pelajar muda yang fresh graduate terutama pada saat tugas kelompok. Mereka masih dipenuhi idealisme yang tinggi dan beberapa belum mengerti bagaimana cara bertindak dalam hubungan antar personal.
ADVERTISEMENT
Sehingga dari sisi kita melihat mereka bersifat arogan, sementara dari mereka melihat kita sebagai orang yang tidak fleksible dan ketinggalan zaman. Menurut kami, dari segi yang telah menjalani memahami semangat muda para pelajar fresh graduate adalah kunci agar dapat bekerja sama dengan mereka.
Apabila mereka ingin menjadi pemimpin kelompok biarlah kita dapat menjadi penyeimbang /penasihat untuk mengimbangi semangat mereka dengan pengalaman kerja kita. Kerja kelompok merupakan hal yang paling menderitakan apabila ada anggota kelompok yang tidak hanya malas, namun juga arogan dan menganggap dirinya paling pintar.
Perbedaan kultur budaya juga menjadi tantangan sendiri. Bagi komunitas eropa/Caucasian , Asia (China/ India), dan terkadang Amerika mempunyai perbedaan tersendiri dalam memandang satu masalah.
ADVERTISEMENT
5. Gaya Hidup
Semakin tua kita, semakin susah untuk mengubah kebiasaan yang sudah merekat dalam kita. Beberapa teman kesulitan untuk hidup tanpa nasi, ada yang tidak bisa tidur tanpa guling, beberapa yang badannya seperti saringan, masuk angin terus tanpa adanya stok tolak angin.
Intinya dalam usia pertengahan ini badan kita telah mempunyai seperangkat aturan di zona nyaman yang susah untuk tidak dipenuhi.
Pindah negara merupakan tantangan tersendiri bagi yang belum atau jarang berpergian keluar negeri. Salah satu tips yang bisa saya sarankan adalah persiapkan minimal dua bulan persediaan barang-barang yang menjadi “kewajiban” untuk bertahan hidup. Bisa tolak angin, bisa sambal atau abon, bahkan boneka pendamping malam (?).
ADVERTISEMENT
Beberapa negara maju mempunyai Chinese market yang terkadang menyediakan barang-barang Indonesia, namun biasanya membutuhkan waktu satu atau dua bulan adaptasi sebelum meng-ekspolore wilayah “jajahan” baru.
Sering berkontak dengan pelajar tahun sebelumnya atau yang masih menjalani studi di tempat yang akan dituju juga merupakan hal yang bisa dilakukan sebelumnya untuk persiapan.
Sign up for the gym in your first month. Your body will thank later.
Demikian sejumlah tips belajar dari kami dari mature student untuk mature student.