Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Puisi 'May Day'
1 Mei 2017 14:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Hendra Prasetya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kata orang, negeri kami adalah surga dunia. Nyatanya, kami makan pun masih meminta tetangga. Padahal pejabat lagi asik tidur di hotel bintang lima.
ADVERTISEMENT
Negeri kami berjiwa demokrasi, tapi yang beda pendapat dikebiri bahkan diaborsi.
Yang berotak kritis ditikam habis. Yang pejabat menjadi moderat, yang buruh hanya bisa mengeluh.
Maafkan kami, kami hanya punya emas, gas, minyak, batubara. Tapi semuanya milik negara yang membuat kami semakin lara.
Laut kami kaya akan mutiara, tapi nyatanya saudara kami di pelosok sana tidak pernah ada yang menikmati bangku sarjana.
Aku tidak sedang melawan, aku hanya lelaki berumur belasan. Makan saja masih kesusahan, aku hanya berpuisi, semoga aku tidak dihabisi, oleh petinggi negeri.