Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Peran Biosaka Untuk Mengurangi Ketergantungan Pupuk Kimia
28 Februari 2023 5:38 WIB
Tulisan dari Hendril Heirul Riza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam setiap kunjungan kerja ke daerah selalu mendemonstrasikan penggunaan Biosaka dalam upaya membantu peningkatan hasil produksi padi maupun mengurangi ketergantungan penggunaan pupuk kimia yang ada di kalangan petani.
ADVERTISEMENT
Peran Biosaka masih tergolong minim untuk sebagian besar petani di Indonesia. Biosaka yang ada di kalangan petani masih penggunaan terbatas dan tidak semua dapat diterapkan di berbagai wilayah. Perlu dicatat, Biosaka bukan pupuk, baik itu pupuk kimia maupun organik ataupun pestisida.
ADVERTISEMENT
Biosaka sendiri merupakan akronim dari Bio yang artinya tumbuhan sementara SAKA adalah Semua dari Alam dan Kembali ke Alam. Biosaka sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya adalah bukan pupuk melainkan penyubur tanah yang sudah dipraktekkan oleh para petani zaman dulu dan dianggap sebagai kearifan lokal setempat. Walaupun penggunaan Biosaka merupakan suatu kebiasaan masa lalu, namun secara keilmuan dapat dijelaskan bagaimana Biosaka memiliki pengaruh besar bagi tanaman.
Biosaka berperan sebagai elisitor, yaitu tanaman yang mengandung senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi dan akumulasi fitoaleksin, meningkatkan aktivasi dan ekspresi gen yang terkait dengan biosintesis metabolit sekunder. Elisitor dapat menginduksi resistensi tumbuhan yang memberikan dampak positif yaitu mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pestisida kimia/sintetik. (https://ejournal.unsrat.ac.id/)
Penggunaan Biosaka telah diimplementasikan di beberapa lahan pertanian, seperti yang dilakukan di lahan jagung di Kabupaten Sragen Jawa Tengah saat Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan panen jagung demplot perlakukan bahan alami ramuan Biosaka di lahan Kelompok Tani Umbu Jaya, Desa Karanganom, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen seluas 4000 m2. Alhasil, dengan empat perlakuan yaitu PO kontrol tanpa Biosaka dan NPK, P1 hanya Biosaka, P2 Biosaka dengan 50% NPK dan P3 Biosaka dengan 100% NPK, perlakuan yang memiliki nilai tinggi yaitu perlakuan Biosaka dengan 50% NPK dengan hasil ubinan 10,75 ton/ha.
Penerapan Biosaka terasa menyejukkan di tengah-tengah tingginya harga pupuk kimia maupun masih mahalnya penggunaan metoda organik yang selama ini masih menjadi masalah primer bagi para petani. Dengan bermodalkan "gulma" yang selama ini selalu disingkirkan oleh para petani dalam setiap pemeriksaan lahan, gulma tersebut kini menjelma menjadi benda yang bermanfaat dan menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Biosaka dapat dibuat dari bahan rerumputan dan daun tanaman berpohon yang sedang dalam pertumbuhan optimal dengan ciri-ciri yaitu daun dalam keadaan sehat, tidak terserang hama, jamur, virus dengan warna hijau segar tidak terlalu tua atau muda. Selain itu tidak boleh dari daun berlendir dengan jumlah antara 5-20 jenis dedaunan.
Melihat hasil maksimal yang dapat diperoleh oleh Biosaka kemudian apa sulit membuatnya? Nah untuk yang satu ini juga menjadi pertanyaan penulis sebelumnya, namun ternyata sangat mudah. Pertama kali dilakukan adalah menyeleksi rumput dan daun terseleksi dimasukkan ke dalam ember yang telah berisi air, untuk satu genggam sedang rumput dibutuhkan air sekitar 5-10 liter air untuk ukuran satu genggam besar bisa digunakan air 10-20 liter air.
ADVERTISEMENT
Rumput diremas pelan memutar dan diselingi dengan adukan agar homogen.peremasan pelan dilaksanakan sekitar 10-15 menit, setelah itu dilakukan penekanan lebih kuat, sambal terus diselingi dengan pengadukan. Peremasan dihentikan bila warna telah coklat gelap homogen, sedikit berbusa. Menurut ahlinya peremasan membutuhkan waktu 30-60 menit tergantung jenis rumput dan sedikit-banyaknya bahan. Pengalaman penulis bahan bisa langsung diperas secara segar dari lapang, tetapi lebih bagus dilayukan 24-48 jam bisar agak layu, sambal diseleksi lagi, yang tidak kering dan rusak.
Setelah itu dilakukan pengaplikasian Biosaka menggunakan spreyer, dengan cara posisi nozzle menghadap ke atas sekitar 1 meter diatas tanaman, nozzle diatur menghasilkan drif seperti kabut, aplikasi juga melihat arah angin sehingga penyebaran partikel larutan mengarah pada daun tanaman sasaran secara merata.
ADVERTISEMENT
Dosis aplikasi untuk tanaman padi dan jagung yaitu 40 ml per 15 liter air alat semprot, sedangkan untuk tanaman cabe, tomat, kacang tanah dosis 20-30 ml per tangki sprayer tergantung umur tanaman, periode aplikasi sekitar 10-14 hari sekali.