Petani Pintar, Pertanian Lancar

Hendril Heirul Riza
Humas Balitbangtan BPTP Jawa Tengah, Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Konten dari Pengguna
4 September 2023 10:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hendril Heirul Riza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Petani merupakan salah satu ujung tombak dalam pembangunan pangan nasional. Sebagai pelaku utama, mereka harus siap dalam segala skenario keadaan agar ketersediaan makan untuk lebih dari 270 juta lebih penduduk Indonesia tetap dalam kondisi aman.

sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu cara agar petani semakin sukses dan kuat adalah dengan meningkatkan kapasitas kemampuan mereka dengan memberikan pengetahuan dan pelatihan secara komprehensif. Peningkatan kapasitas para petani ini menjadi bagian dari pendampingan oleh Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
BPSIP Jateng merupakan unit kerja di bawah Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) yang merupakan salah satu unit eselon 1 dari Kementerian Pertanian. BPSIP Jateng sebelumnya merupakan unit yang mempunyai tupoksi terkait inovasi teknologi namun akibat perubahan kelembagaan dan tupoksinya maka BPSIP Jateng kini fokus pada penerapan standar tapi tidak meninggalkan tugas abadinya yaitu mendampingi para petani.
Materi FGD bagi para petani yang mengembangkan komoditas berbasis kawasan
Materi-materi yang diberikan merupakan materi yang sangat bermanfaat dan bersinggungan langsung dengan kegiatan petani sehari-hari seperti cara pemilihan benih yang berkualitas spesifik lokasi, cara pengolahan pupuk kandang, pengelolaan hama dan OPT, pembuatan olahan pasca panen, dan masih banyak lagi.
Materi-materi yang diberikan dibagi menjadi dua sesi, materi tulisan atau penjelasan di dalam ruangan serta materi praktek yang berupa pelatihan langsung di lapangan.
Materi pelatihan persemaian benih padi sistem kering (foto pribadi)
Salah satu contoh pelatihan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi petani adalah penggunaan alsintan (alat mesin pertanian) dalam pengolahan lahan pertanian. Sebagaimana kita ketahui bahwa pertanian di Indonesia membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit, namun dengan adanya perubahan zaman, banyak sumber daya manusia pertanian yang beralih ke industri lain sehingga kebutuhan pekerja pertanian makin meningkat. Oleh sebab itu penggunaan alsintan ini diharapkan menjadi solusi besar agar produksi pertanian tidak terganggu.
Petani dilatih menggunakan mesin transplanter untuk efisiensi waktu dan tenaga (foto pribadi)
Mesin transplanter menjadi favorit bagi petani karena dengan adanya mesin tersebut maka proses penanaman padi menjadi sangat cepat, bahkan tidak memerlukan tenaga manusia sedemikian banyaknya. Dengan jumlah waktu yang sama maka diperoleh hasil yang jauh lebih banyak. Tentunya ini menjadi harapan besar petani mengingat para penerusnya telah banting setir menggeluti proferi yang lain.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pembimbingan bagi petani juga dilakukan dengan membawa mereka studi banding dengan lokasi lain yang berbeda namun memiliki kesamaan dalam kegiatan. Para petani akan melihat secara langsung apa yang membedakan antara mereka dengan para petani dari luar tersebut dan akan mereplikasi apapun yang menjadi potensi kelebihan yang positif bagi kegiatan mereka dan akan mereka praktekkan di temnpat sendiri.
Petani dari Kabupaten Brebes berkunjung ke unit usaha tani di wilayah Kabupaten Banyumas