Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Menghargai Jasa Pahlawan dengan Merawat Rupiah
11 November 2024 9:47 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Hendy Pebrian Azano Ramadhan Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
10 November 2024. Hari ini adalah momen untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan dan kehormatan bangsa Indonesia. Hari Pahlawan bukan hanya sekadar peringatan tahunan, tetapi juga kesempatan untuk merenungkan kontribusi mereka yang dengan penuh pengorbanan melawan penjajah demi kemerdekaan. Namun, sudahkah kita menghargai pengorbanan para pahlawan ini dengan cara yang tepat?
ADVERTISEMENT
***
Mata uang, sebagai salah satu simbol negara memainkan peran sentral dalam menggambarkan sejarah, pahlawan, dan nilai-nilai yang diyakini suatu bangsa. Dalam konteks ini, Rupiah bukan hanya alat transaksi, tetapi juga simbol yang merefleksikan penghormatan terhadap jasa para pahlawan. Sebagai apresiasi perjuangan tak kenal menyerah, nama-nama mereka pun tidak hanya tertulis dalam catatan sejarah, tetapi juga termaktub jelas dalam mata uang negara kita tercinta, Rupiah.
Sejak Bank Indonesia pertama kali menerbitkan Rupiah pada tahun 1952, para pahlawan nasional telah silih berganti menghiasi lembaran uang negara. Pada Rupiah pertama, kita melihat R.A. Kartini dalam pecahan Rp5 dan Diponegoro dalam Rp100 seri kebudayaan. Hingga kini, Bank Indonesia terus mempertahankan tradisi ini dalam berbagai pecahan Rupiah. Misalnya, pada uang Rp100.000, kita masih melihat Bung Karno dan Bung Hatta sebagai pengingat atas perjuangan mereka dalam memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada Rupiah pertama, kita melihat R.A. Kartini dalam pecahan Rp5 dan Diponegoro dalam Rp100 seri kebudayaan. Hingga kini, Bank Indonesia terus mempertahankan tradisi ini dalam berbagai pecahan Rupiah. Misalnya, pada uang Rp100.000, kita masih melihat Bung Karno dan Bung Hatta sebagai pengingat atas perjuangan mereka dalam memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Sementara, pada nominal Rp50.000 hingga Rp1.000 berurutan dihiasi oleh Ir. Djuanda, Sam Ratulangi, Frans Kaisiepo, KH Idham Chalid, Hoesni Thamrin, dan Cut Nyak Meutia. Pemilihan pahlawan dibalik Rupiah pun bukanlah tanpa dasar. Berlandaskan nasionalisme, setiap pahlawan yang dipilih mewakili tiap-tiap wilayah di NKRI, mulai dari Sumatra hingga Papua.
Cut Nyak Meutia mewakili Sumatra, KH Idham Chalid mewakili Kalimantan, Ir. Djuanda mewakili Jawa, Sam Ratulangi mewakili Sulawesi, dan Frans Kaisiepo mewakili Papua. Ukiran sejarah pahlawan dalam uang Rupiah menggambarkan bukti konkrit penghargaan terhadap jasa para pahlawan.
ADVERTISEMENT
Tentu ini bukanlah sekadar simbol, tetapi ini menjadi pengingat visual yang terus ada di tangan kita sehari-hari tentang pentingnya menghargai perjuangan mereka. Namun, apakah kita sudah memperlakukan uang yang berisi wajah-wajah pahlawan ini dengan sebaik-baiknya?
Sayangnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang peduli dalam menjaga kondisi uang Rupiah. Kebiasaan meremas, mencoret-coret, melipat, bahkan merusak uang kertas seolah menjadi hal yang biasa. Bahkan, kita sering melihat uang yang kusut, robek, atau tertempel dengan selotip di berbagai tempat. Perlakuan terhadap uang Rupiah ini tak hanya merugikan secara ekonomi, karena pemerintah harus terus mencetak uang baru untuk mengganti uang rusak, tapi juga menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap simbol nasional yang ada di dalamnya, yakni wajah-wajah pahlawan.
ADVERTISEMENT
Penting bagi kita untuk menyadari bahwa merawat uang dengan baik adalah bentuk penghargaan terhadap pahlawan yang tercetak di atasnya. Setiap kali kita menyimpan uang dengan rapi, kita sebenarnya turut menghormati para pahlawan dan mengenang perjuangan mereka. Kebiasaan merawat uang juga dapat menunjukkan kecintaan dan kebanggaan kita terhadap bangsa ini. Melalui perilaku yang sederhana seperti menjaga kebersihan dan kondisi uang, kita bisa turut berkontribusi dalam merawat simbol kebanggaan nasional.
Sebagai perbandingan, mari kita lihat bagaimana masyarakat Jepang memperlakukan mata uang mereka. Jepang terkenal dengan budaya disiplin dan menghargai segala sesuatu yang mereka miliki. Masyarakat Jepang sangat menjaga kebersihan dan kerapian uang kertas mereka, hingga jarang sekali ditemukan uang yang lusuh atau rusak dalam peredaran. Mereka merawat uang dengan baik, karena bagi mereka uang bukan sekadar alat transaksi, melainkan juga simbol yang mewakili harga diri bangsa mereka. Kebiasaan baik ini sudah tertanam kuat di dalam masyarakat Jepang, yang bisa kita contoh dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ini, masyarakat Indonesia perlu belajar dari Jepang untuk lebih menghargai dan merawat uang Rupiah. Hal ini bisa dimulai dengan hal-hal sederhana, seperti menyimpan uang di dompet yang rapi, menghindari kebiasaan meremas atau melipat uang, dan tidak mencoret-coret uang. Dengan menjaga kondisi uang, kita tidak hanya menjaga stabilitas perekonomian negara tetapi juga menghormati pahlawan nasional yang wajahnya tercetak di dalamnya. Ini adalah bagian dari patriotisme yang bisa kita tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral juga sangat concern terhadap pendidikan cara merawat uang dan pentingnya menghormati simbol-simbol nasional sejak dini. Berbagai kegiatan pun telah dilakukan diantaranya Bank Indonesia Goes to School maupun Goes to Campus. Dalam kegiatan ini, generasi muda diajarkan untuk memperlakukan uang dengan bijak dan tidak sembarangan. Mereka diperkenalkan dengan prinsip "5 Tidak": tidak dilipat, tidak dicoret, tidak diremas, tidak distaples, dan tidak dibasahi. Langkah ini penting agar anak-anak dan remaja tumbuh dengan kesadaran untuk menghormati simbol-simbol kebanggaan nasional.
ADVERTISEMENT
Tak cukup sampai disitu, masyarakat umum juga perlu disadarkan untuk merawat uang dengan lebih baik. Dengan kebiasaan sederhana, seperti menyimpan uang di dompet rapi dan menghindari kebiasaan meremas atau mencoret-coret, kita dapat menjaga kondisi uang sekaligus menghormati pahlawan yang wajahnya tercetak di sana.
Melalui momentum Hari Pahlawan ini, mari kita semua berkomitmen untuk memperlakukan uang Rupiah dengan lebih baik. Dengan merawat Rupiah, kita tidak hanya menjaga stabilitas ekonomi tetapi juga menghormati para pahlawan yang wajahnya terpampang di dalamnya. Mulailah dari hal sederhana: simpan uang di dompet dengan rapi, hindari mencoret atau melipat, dan ajak orang terdekat untuk melakukan hal yang sama.
Uang Rupiah bukan hanya lembaran kertas bernilai; ia adalah simbol perjuangan dan pengorbanan para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan kita. Dengan lebih peduli dan menjaga Rupiah, kita turut menunjukkan rasa bangga dan cinta kepada bangsa. Ayo, mari kita mulai dari diri sendiri untuk lebih peduli pada Rupiah dan menghormati jasa para pahlawan.
ADVERTISEMENT
Selamat Hari Pahlawan!