Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Kaya Nutrisi dan Ekonomis: Manfaat Mengonsumsi Ikan dalam Kehidupan Sehari-hari
4 Desember 2024 15:16 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari hening ragil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahukah kalian bahwa ikan adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki beberapa kandungan yang bermanfaat bagi tubuh. Beberapa kandungan yang ada di ikan diantaranya adalah asam lemak tak jenuh yaitu Omega, yodium, selenium, klorida, magnesium, taurin, koenzim, dan kalsium. Protein yang ada di ikan merupakan protein hewani yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan protein hewan lainnya seperti daging sapi dan daging ayam. Ikan juga mengandung berbagai macam vitamin yang mana sangat baik untuk kesehatan tulang, meningkatkan imunitas, dan sangat baik bagi perkembangan entah itu dalam kecerdasan maupun kesehatan mental. Macam-macam vitamin yang ada pada daging ikan diantaranya ada vitamin A, vitamin D, tiamin, dan juga riboflavin.
ADVERTISEMENT
Apa sih yang terjadi jika kita kurang atau bahkan tidak sama sekali mengkonsumsi ikan?. Sejatinya ikan adalah makanan khas laut yang paling sehat maka kandungan-kandungan yang ada dalam ikan akan membantu kita dalam membentuk imun kekebalan tubuh. Lemak baik dalam beberapa macam ikan akan membantu tubuh kita terhindar dari gejala Inflamasi sampai Alzheimer. Kandungan Omega-3 dari ikan seperti EPA dan DHA juga mendukung kesehatan mata dan sistem saraf. Jadi saat kita jarang atau bahkan tidak pernah mengkonsumsi ikan tentunya tubuh akan rentan terkena penyakit serta memiliki dampak yang lebih parah yaitu risiko terkena infeksi pernapasan, penyakit jantung, dan kondisi autoimun.
Namun sayangnya masyarakat Indonesia ini kurang optimal dalam menyeimbangkan gizi yang akan dikonsumsi dalam sehari-hari. Masyarakat Indonesia pun cenderung lebih memilih mengonsumsi daging ayam daripada daging ikan. Padahal, jika kita menginginkan protein tanpa lebih banyak lemak maka ikan adalah solusi utamanya. Beberapa faktor yang membuat masyarakat Indonesia ini kurang minat dalam mengonsumsi ikan antara lain yaitu masyarakat Indonesia kurang nyaman akan bau amis yang ditimbulkan dari ikan, kurang suka akan rasa dan tekstur dari ikan serta masyarakat khususnya pedalaman kurang memahami tentang manfaat ikan bagi cara kerja kecerdasan otak dan bagi kesehatan tubuh.
ADVERTISEMENT
Nah, dengan perkembangan zaman tentunya produk olahan makanan semakin menarik dan unik yang pastinya masyarakat tidak perlu khawatir lagi akan rasa atau bau amis yang ditimbulkan dari ikan. Hal inilah yang nantinya dapat menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia dalam meningkatkan nafsu makan ketika mengonsumsi daging ikan. Adanya teknologi berpotensi mewujudkan masyarakat Indonesia yang semakin kreatif dan inovatif dalam membuat produk olahan hasil ikan. Dengan ini juga masyarakat dapat membuka peluang pekerjaan dengan menjual hasil olahan ikan agar memiliki daya ekonomis.
Ada banyak sekali inovasi olahan ikan yang memiliki tinggi protein, contohnya ada Sosis Basuke, Sushi, Nugget Ikan, Siomay Ikan, Bakso Ikan, Pempek, Abon Ikan, Fish Cake dan masih banyak lagi. Ikan yang tinggi protein dan banyak digunakan untuk membuat berbagai macam olahan biasanya adalah ikan tenggiri, ikan salmon, ikan tongkol, ikan kakap merah, dan ikan ekor kuning. Kini dengan banyaknya inovasi yang dapat dikembangkan masyarakat maka minat untuk mengonsumsi ikan akan meningkat. Konsentrasi perikanan tangkap maupun budidaya juga akan seimbang serta masyarakat memiliki peluang untuk menjual produk hasil olahan ikan.
ADVERTISEMENT
Jadi, tidak ada lagi nih alasan masyarakat tidak ingin mengonsumsi ikan karena tidak suka tekstur dari ikan dan bau amis yang ditimbulkan. Jadilah masyarakat yang mampu memanfaatkan hasil perikanan tangkap yang sangat melimpah maupun budidaya dengan baik yang disertai inovasi guna menghasilkan daya ekonomis yang tinggi.***
Hening Ragil Pangesti, Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Perikanan Universitas Airlangga.