Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Indonesia Turun Kasta Menjadi Negara Lower Middle Income Tahun 2020
9 Juli 2021 7:24 WIB
·
waktu baca 6 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:57 WIB
Tulisan dari Henri Anto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh
Henrianto
Mengutip dari website world bank, Pada hari Rabu, 07 Juli 2021 mengumumkan bahwa Indonesia turun kasta menjadi negara pendapatan menengah kebawah. Kendati demikian menjadi PR bagi para pemangku kebijakan moneter di Indonesia untuk segera membenahi perekonomiaan. Kita bisa melihat data sebelumnya bahwa Indonesia masuk sebagai negara dengan kategori berpendapatan menengah keatas. Mengutip laporan Bank Dunia melalui assesmnet terkini bahwa pendapatan nasional bruto (gross national income) per kapita Indonesia pada tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 3.870 dollar AS. Padahal jika dibandingkan tahun sebelumnya, Indonesia berada pada level negara berpendapatan menengah keatas dengan Gross National Income (GNI) per kapita sebesar 4.050 dollar AS.
ADVERTISEMENT
Klasifikasi Gross National Income (GNI) ditentukan oleh Bank Dunia. Pada tahun 2019 klasifikasi GNI mengalami perubahan disebabkan kerena pada setiap negara untuk faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, dan pertumbuhan penduduk juga mempengaruhi GNI per kapita. Untuk Klasifikasi negara low income berkisar pada level 1.035 dollar As, lower middle income berkisar pada level 1.035 dollar AS sampai 4.045 dollar AS, upper middle income pada level 4.046 dollar AS sampai 12.535 dollar AS dan high income level lebih dari 12.535 dollar AS.
Sedangkan pada tahun 2020, Bank Dunia juga melakukan perubahan klasifikasi GNI yaitu sebagai berikut:
• Low income pada level 1.046 dollar AS
• Lower middle income berkisar pada level 1.046 dollar AS sampai 4.095 dollar AS
ADVERTISEMENT
• Upper middle income berada pada level 4.095 dollar AS sampai 12.695 dollar AS
• Hight income pada level diatas 12.695 dollar As.
Kita bisa melihat bahwa pandemi Covid-19 menjadi penyebab utama Indonesia mengalami penurunan klasifikasi GNI sehingga berada pada level lower middle income. Gross National Income (GNI) merupakan GDP ditambah dengan pendapatan yang dibayarkan dari negara lain seperti bunga dan dividen. Selain Indonesia, beberapa negara juga mengalami kondisi yang sama seperti Mauritius, Rumania dan Samoa. Secara keseluruhan mengalami penurunan akibat adanya Covid-19 ini yang sampai sekarang masih menjadi momok menakutkan bagi negara karena selain berpengaruh terhadap kesehatan juga impactnya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menurut salah satu pengurus persatuan buruh mengungkapkan bahwa penurunan kelas yang dialami oleh Indonesia ini bukan semata – mata akibat resesi yang disebabkan pandemi Covid-19 akan tetapi juga dipengaruhi oleh kebijakan upah murah yang diperlakukan Pemerintah seperti adanya pembatasan kenaikan upah dan dihapuskannya Upah Minimum Sektoral (UMSK). Pada tahun 2020 terdapat beberapa Propinsi seperti Jawa Barat yang menetapkan Upah Minimun Sektoral Kabupaten (UMSK), namun pada tahun 2021 secara keseluruhan daerah di Indonesia tidak ada lagi yang memperlakukan UMSK. Sehingga hal tersebut dianggap sebagai bentuk diskriminasi yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap tenaga kerja di Indonesia sehingga pemerintah dinilai gagal dalam melakukan perlindungan kepada pekerja. Kondisi seperti ini akan memukul daya beli masyarakat karena penghasilan yang rendah tentunya berpengaruh cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Menurut data yang diperoleh dari world bank selama 10 tahun terakhir yaitu periode 2011-2020 dapat dilihat GDP per kapita dan GNI per kapita Indonesia sebagai berikut:
Berdasarkan data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa secara nominal pada kategori GDP per kapita Indonesia meningkat secara konsisten sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2019, namun pada tahun 2020 mengalami konstraksi sebesar 139 dollar AS per kapita. Kenaikan GDP perkapita dipengaruhi oleh beberapa indikator ekonomi seperti jumlah penduduk, tabungan dan investasi seperti yang telah dijelaskan pada teori pertumbuhan Model Solow-Swan. GDP per kapita Indonesia mengalami penurunan karena dipengaruhi oleh berkurangnya tabungan dan komsumsi penduduk Indonesia dimana penyebab utamanya adalah adanya Covid-19. Apalagi kebijakan PSBB yang terus berlanjut yang menyebabkan operasional terganggu sehingga melakukan PHK besar-besaran. Tentunya hal ini menjadi PR pemerintah agar tetap bisa menjaga stabilitas keuangan baik melalui peningkatan komsumsi maupun subsidi. Pada indikator GNI (Gross National Income) per kapita mengalami pertumbuhan yang fluktuatif dari tahun ketahun sejak 2011-2020 disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi.
ADVERTISEMENT
GNI perkapita Indonesia paling rendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 3.010 dollar As sedangkan tertinggi terjadi pada tahun 2019 yaitu sebesar 4.050 dollar AS perkapita. Sesuai dengan klasifikasi GNI yang dikeluarkan oleh world bank pada tahun 2019 untuk kategori upper middle income yaitu berkisar pada level 4.046 dollar AS sampai 12.535 dollar AS sehingga pada tahun 2019 Indonesia berhasil keluar dari kategori lower middle income dan termasuk kategori negara berpenghasilan menengah keatas. Kendati demikian Indonesia berhasil terhindar dari Middle Trap Income (MIT) yang membuat banyak negara cukup sulit untuk menghindari jebakan tersebut. Namun pada tahun 2020 Indonesia kembali turun kasta menjadi kategori negara lower middle income dengan GNI perkapita hanya 3.870 dollar AS.
ADVERTISEMENT
Middle Income Trap (MTI) merupakan fenomena yang cukup baru dan pertama kali diangkat pada tahun 2007 dalam World Bank Report An East Asian Renaissance: Ideas for Economic Growth yang ditulis oleh Gill dan Kharas (2007). Woo et al (2012), menyebutkan bahwa jangka waktu sebuah negara dikategorikan dalam middle income trap apabila sudah mengalami stagnansi lebih dair 50 tahun. Kemudian dikembangkan oleh Felipe et al (2012), periode middle income trap ialah lebih dari 42 tahun yang terbagi menjadi 28 tahun dalam kategori lower middle income range dan 14 tahun dalam upper middle income range. Middle income trap dapat dihindari dengan syarat negara tersebut dapat mencapai angka pertumbuhan ekonomi tertentu setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Indonesia dapat meningkatkan GDP dan GNI perkapita dimasa pandemi Covid-19 ini jika terjadi kekompakkan antara pemerintah dan masyarakat. Walaupun cukup sulit dan sedikit menantang agar dapat mengembalikan roda perekonomiaan dalam situasi sekarang apalagi Indonesia sudah mengalami resesi. Beberapa saran bagi pengendali moneter di Indonesia untuk terhindar dari middle income trap, di antaranya adalah meningkatkan penanaman modal asing melalui peningkatan faktor-faktor penunjang seperti infrastruktur, inovasi kebijakan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Mengingat potensi Indonesia yang merupakan salah satu dari sepuluh negara yang menerima penanaman modal asing terbanyak di Asia. Meningkatkan penanaman modal tetap bruto yang di fokuskan pada beberapa bidang seperti bank Investasi sumber daya manusia mutlak harus ditingkatkan agar dapat menciptakan tenaga kerja dengan keterampilan tinggi. Hal ini dikarenakan dengan sumber daya manusia yang memadai dapat meningkatkan prouktivitas yang lebih efisien. Selain itu tingginya kualitas tenaga kerja dapat menghasilkan inovasi pada produksi yang memiliki nilai jual tinggi dan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Terlebih lagi Indonesia akan mengalami bonus demografi, apabila kualitas sumber daya manusia tidak mampu memenuhi permintaan pada pasar tenaga kerja akan menciptakan masalah baru yaitu pengangguran di masa pandemi covid 19. Selain itu belanja pemerintah harus ditingkatkan baik melalui proyek-proyek infrastruktur yang padat karya, padat modal dan padat penyerapan tenaga kerja. Hal ini tentunya penting dilakukan agak perputaran uang dapat berjalan optimal sebagai langkah stimulus ekonomi di tengah Covid-19 yang masih melanda Indonesia.
ADVERTISEMENT