Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengambil Peluang dari Kurangnya Pemanfaatan PLTS di Indonesia
27 Februari 2022 21:38 WIB
Tulisan dari Herianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki potensi pengembangan energi terbarukan yang cukup besar. Sumber-sumber energi terbarukan di Indonesia diantaranya air, panas bumi, bioenergi, angin dan sinar matahari. Sumber energi terbarukan ini memiliki berbagai keunggulan dibandingkan bahan bakar fosil , diantaranya ramah lingkungan, jumlahnya melimpah dan dapat terus diperbaharui. Biaya pemanfaatan energi terbarukan juga terus menurun setiap tahunnya, sehingga mendorong peningkatan pemanfaatannya secara global.
ADVERTISEMENT
Salah satu sumber energi terbarukan yang paling melimpah di Indonesia adalah energi matahari. Energi matahari (surya) dapat diubah menjadi energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS ). Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, potensi energi surya Indonesia dapat mencapai lebih dari 200 GW. Potensi ini mencakup sekitar 50 persen dari total potensi EBT Indonesia keseluruhan yaitu sekitar 417 GW. Namun, berbanding terbalik dengan potensinya, pemanfaatan energi surya sebagai pembangkit listrik justru masih sangat kecil.
Berdasarkan data sistem ketenagalistrikan Indonesia yang dikutip dari ekonomi.bisnis.com, kapasitas pembangkit listrik terpasang mencapai 73,8 gigawatt (GW) di akhir tahun 2021. Pembangkit listrik Indonesia masih di dominasi oleh pembangkit yang berasal dari energi batu bara yaitu sekitar 65,59 persen. Sementara pembangkit yang berasal dari energi terbarukan hanya sekitar 12 persen.
ADVERTISEMENT
Hingga akhir tahun 2021, Indonesia baru memanfaatkan sekitar 11 GW sumber energi terbarukan. Dari jumlah keseluruhan ini, kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang terpasang sebagai pembangkit listrik hanya sekitar 0,2 GW. Jika melihat jumlah pemanfaatan PLTS yang masih jauh dari potensinya, peluang untuk penerapan PLTS masih sangat tinggi kedepannya di Indonesia.
Penggunaan PLTS akan terus meningkat seiring dengan kebijakan pemerintah untuk mencapai target bauran energi terbarukan 23 persen di tahun 2025 dan 31 persen di tahun 2030. Selama beberapa tahun kedepan, pemerintah akan terus membangun pembangkit energi terbarukan seperti PLTS untuk menggantikan pembangkit listrik dari bahan bakar fosil. Selain itu, pemerintah juga terus mendorong masyarakat untuk memanfaatkan energi terbarukan, salah satunya dengan menggunakan PLTS Atap.
ADVERTISEMENT
Selama beberapa tahun terakhir, tren penggunaan PLTS Atap oleh masyarakat terus meningkat secara signifikan. Menurut Fabby Tumiwa, Ketua Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), konsumen PLTS Atap meningkat dari 609 pelanggan tahun 2018 menjadi 4.133 pelanggan di tahun 2021. Dengan potensi pasar PLTS yang terus meningkat, peluang-peluang usaha, kebutuhan tenaga ahli, hingga pendidikan dan penelitian juga akan ikut meningkat.
Peluang bisnis di bidang tenaga surya akan menjadi sangat banyak untuk dikembangkan dan dipilih. Peluang-peluang ini diantaranya untuk menjual produk, menjadi distributor, hingga jasa pemasangan dan perawatan PLTS. Saat ini, startup-startup di bidang energi terbarukan sudah mulai tumbuh dan berkembang. Para investor tentunya juga semakin tertarik untuk berinvestasi di bidang ini. Semua peluang ini masih sangat terbuka untuk calon pengusaha baru yang mau memanfaatkan peluang.
ADVERTISEMENT
Selain dalam bidang bisnis, peluang juga terbuka untuk kebutuhan tenaga ahli. Peningkatan pemasangan dan perawatan PLTS tentunya membutuhkan tenaga ahli yang mumpuni untuk melakukannya. Keahlian mendesain dan instalasi PLTS merupakan keahlian khusus yang memerlukan pelatihan dan pengalaman. Untuk mengembangkan keterampilan di bidang tenaga surya, kita dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan-pelatihan yang saat ini sudah mulai banyak tersedia.
Untuk menopang peningkatan kebutuhan pelatihan tenaga ahli, peluang menjadi tenaga pendidik di bidang tenaga surya juga ikut meningkat. Tenaga ahli juga membutuhkan pengajar yang berpengalaman di bidang PLTS. Selain melalui pendidikan secara formal, pendidikan secara non formal juga dapat menjadi peluang. Pendidik non formal dapat menghasilkan produk berupa konten informasi untuk pembelajaran di bidang PLTS. Para pendidik bisa menyediakan video-video pembelajaran, kelas pelatihan online, maupun buku-buku yang didistribusikan secara digital.
ADVERTISEMENT
Peluang juga terbuka bagi lembaga-lembaga penelitian maupun pendidikan tinggi. Seiring dengan kebutuhan pengembangan energi surya untuk menjadi lebih efisien dan murah, para peneliti ahli di bidang ini juga semakin dibutuhkan. Saat ini, Indonesia masih kekurangan peneliti ahli, terutama untuk riset dan pengembangan energi surya di bagian hulu. Oleh karena itu, mengambil fokus pendidikan dan bidang keahlian dalam energi surya saat ini bisa menjadi pilihan yang sangat tepat.
Selain peluang-peluang profit, kita juga bisa masuk pada bidang-bidang non profit dalam pengembangan PLTS. Bidang-bidang non profit ini diantaranya seperti komunitas dan yayasan. Kita bisa membentuk komunitas yang mendukung kebijakan pemerintah dan pengenalan PLTS di masyarakat. Yayasan yang membantu menyediakan energi listrik PLTS kepada masyarakat membutuhkan juga bisa dikembangkan. Bidang-bidang non profit ini bisa sangat berpengaruh dalam pengembangan PLTS di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jika melihat peluang peningkatan penggunaan PLTS dalam beberapa tahun kedepan, generasi muda saat ini harus siap untuk terlibat di dalamnya. Pemerintah juga harus menyediakan dukungan-dukungan bagi generasi muda agar bisa mengambil peluang. Jangan sampai pemilik usaha dan tenaga ahli di Indonesia nantinya malah di dikuasai oleh asing. Kemajuan bangsa Indonesia dalam bidang energi terbarukan ada harus dikembangkan oleh generasi muda saat ini. Oleh karena itu, semua peluang yang ada untuk pengembangan PLTS di Indonesia harus dikuasai dan dimanfaatkan secara maksimal oleh anak bangsa.