Konten dari Pengguna

Pasang Panel Surya di Atap Rumah, Bagaimana Kinerjanya pada Musim Hujan?

Herianto
Mahasiswa S1Teknik Elektro, Universitas Hasanuddin
21 Februari 2022 12:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Herianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Panel surya di musim hujan. Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Panel surya di musim hujan. Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tren pemanfaatan PLTS Atap (Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap) di seluruh dunia sebagai sumber energi terbarukan terus meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia sebagai negara tropis dengan potensi sinar matahari berlimpah tentunya tidak mau ketinggalan. PLTS Atap saat ini semakin banyak dikenal dan diminati oleh masyarakat Indonesia. Peningkatan tren penggunaan PLTS Atap salah satunya disebabkan oleh semakin murahnya biaya yang dibutuhkan untuk pemasangannya. PLTS Atap juga merupakan penghasil energi listrik ramah lingkungan sehingga mendukung pengurangan efek pemanasan global.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia juga terus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan penggunaan PLTS Atap oleh masyarakat. Upaya pemerintah ini dilakukan dalam mengejar target bauran energi terbarukan 23% di tahun 2025. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan untuk memudahkan masyarakat dalam memasang PLTS Atap. Baru-baru ini, pemerintah juga mengeluarkan insentif bagi masyarakat yang menggunakan PLTS Atap melalui kebijakan Insentif PLTS Atap tahun 2022. Kebijakan ini berupa pemberian insentif kepada 1.300 pelanggan PT PLN (Persero) yang berminat untuk memasang PLTS Atap.
Banyak masyarakat kemudian mulai tertarik untuk menggunakan PLTS Atap. Namun, salah satu keraguan yang ada di benak calon pengguna PLTS Atap diantaranya adalah mengenai kinerja PLTS saat musim hujan. Sesuai dengan namanya, Panel Surya membutuhkan cahaya matahari untuk diubah menjadi energi listrik. Ini membuat panel surya memiliki batasan dalam menghasilkan listrik saat malam hari atau cuaca mendung dan turun hujan. Apalagi durasi hujan cukup lama dan berlangsung selama berhari-hari.
ADVERTISEMENT
Keadaan negara Indonesia dengan letaknya yang berada di garis khatulistiwa memang memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menerapkan PLTS. Keuntungan yang diperoleh adalah energi matahari dapat bersinar sepanjang musim kemarau dengan intensitas yang tinggi. Sementara pada saat musim hujan berarti cahaya matahari tidak terpancar secara optimal sehingga mempengaruhi keluaran daya panel surya. Namun perlu diketahui bahwa, panel surya masih tetap dapat bekerja di saat cuaca mendung atau turun hujan di siang hari, meskipun daya yang dihasilkan sangat jauh berkurang. Hal ini sangat bergantung dari intensitas cahaya yang mengenai permukaan panel surya.
Dalam pemasangan PLTS Atap, dikenal tiga jenis sistem yang berkaitan dengan kinerja panel surya saat malam hari atau musim hujan. Tiga jenis sistem ini yaitu On-Grid, Off-Grid dan sistem Hybrid. Pada sistem On-Grid, PLTS dihubungkan paralel dengan jaringan listrik PLN / grid. Pada sistem ini, panel surya langsung terhubung ke Inverter yang mengubah listrik dari panel surya untuk disalurkan ke jaringan PLN. Sistem ini juga tidak menggunakan baterai dalam pengoperasiannya.
ADVERTISEMENT
Pada saat panel surya disinari cahaya matahari, listrik dari panel surya akan disalurkan ke PLN dan sebagian digunakan untuk menyuplai kebutuhan rumah. Sebaliknya, ketika panel surya tidak disinari cahaya matahari, maka sumber listrik rumah akan disuplai dari PLN. Dengan mekanisme ini, pengguna PLTS Atap dengan sistem On-Grid tidak perlu khawatir jika panel surya tidak dapat menghasilkan listrik secara optimal di musim hujan.
Sementara pada sistem PLTS Off-Grid, cara kerja sistem PLTS Atap ini yaitu tidak terhubung ke Jaringan PLN atau berdiri sendiri. Sistem ini menggunakan baterai untuk penyimpanan energinya saat panel surya tidak bekerja di malam hari atau musim hujan. Umumnya pada sistem ini, baterai yang digunakan akan mampu menyuplai listrik hingga lebih dari 3 hari pada saat panel surya tidak menghasilkan listrik. Pengggunaan baterai ini menyebabkan PLTS Off-Grid membutuhkan biaya lebih tingg dibandingkan sistem On-Grid. Namun sistem Off-Grid sangat bermanfaat untuk rumah di daerah yang tidak dilewati jaringan listrik PLN.
ADVERTISEMENT
Mekanisme PLTS selanjutnya yaitu sistem Hybrid. Sesuai dengan namanya, sistem ini menggabungkan sistem On-Grid dan Off-Grid. Sistem ini dapat digunakan untuk menutupi kekurangan PLTS On-Grid dengan menambahkan baterai seperti sistem Off-Grid. Dengan adanya baterai, rumah masih memiliki suplai listrik pada saat terjadi pemadaman listrik PLN di musim hujan atau malam hari. Sehingga pada penerapan sistem hybrid, tidak ada lagi kekhawatiran dengan musim hujan maupun pemadaman listrik PLN.
Sebelum memasang PLTS Atap di rumah, tentunya akan dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Dalam perencanaan ini, pengguna dapat menentukan jenis sistem PLTS yang akan diterapkan di rumah. Calon pengguna PLTS Atap juga dapat berdiskusi dengan konsultan atau kontraktor untuk menentukan jenis sistem PLTS yang tepat untuk dipasang di rumah. Dengan adanya perencanaan yang baik dan penerapan sistem PLTS yang tepat, pengguna PLTS tidak perlu khawatir dengan kinerja PLTS Atap pada malam hari ataupun musim hujan.
ADVERTISEMENT