Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Aspirasiku untuk #JakartaKita : Melek Teknologi!
10 April 2017 16:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Herlina Santika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah punah mungkin bagi saya untuk menemukan warga Jakarta yang tidak candu gadget. Bagaimana tidak? Bangun tidur yang dicari saja ponsel. Mau makan bingung, yang dicari ponsel. Mencari tahu dimana makanan enak. Mau pulang takut macet, yang dicari ponsel. Mencari jalan pintas untuk pulang kerumah. Tidak bisa tidur banyak pikiran, yang dicari ponsel. Mencari bahan hiburan agar cepat terlelap, tapi lebih sering malah tambah terjaga. hehehehe.. Semua yang kamu mau, tinggal cari di ponsel pintarmu. Kalau kamu mau melakukan perubahan untuk warga Jakarta, ponsel pintar adalah kunci. Kenapa harus begitu? ini dia aspirasiku untuk Jakarta!
ADVERTISEMENT
1. Banjir Jakarta
(sumber photo : kumparan)
Sudah bukan cerita yang baru kalau Jakarta itu suka banjir. Bahkan sampai sekarangpun walau sudah dibenahi tetap saja banjir. Kenapa sih penyebabnya? menurut saya sendiri adalah kesadaran warga Jakarta sendiri. Melihat banyak sekali penduduk Jakarta dari penduduk lokal maupun pendatang, semua numplek di Jakarta. Bagi saya sudah waktunya Pemprov DKI membuat kemajuan teknologi dalam mengendalikan kebiasaan warga Jakarta akan hal ketidaksadaran dan keprihatinan terhadap sampah. Alangkah baiknya ada suatu aplikasi ponsel yang dapat mengendalikan warga Jakarta untuk peduli terhadap kebanjiran. Entah aplikasi tersebut akan memberikan poin khusus kepada mereka yang peduli terhadap sampah, lalu setiap poinnya dapat ditukarkan untuk berbelanja atau menggunakan fasilitas yang disediakan di Jakarta. Jadilah pengguna smartphone yang pintar untuk Jakarta yang pintar!
ADVERTISEMENT
2. Drama Birokrasi
(sumber photo : kumparan)
Oke, disini sering sekali saya sebagai warga Jakarta menemukan sistem yang kacau walau sudah banyak diperbaiki, seperti macam pungli. Karena jujur saja ada suatu ketakutan ketika saya harus mengurus surat - surat di Jakarta. Takut dikenakan biaya, birokrasi yang merepotkan, ketidakjelasan informasi tanpa sosialisasi, dan proses waktu yang tak tentu dalam pembuatan surat - surat. Kalau kamu pergi ke PHD memesan pizza saja kamu bisa liat di layar TV, apa saja yang kita pesan, durasi berapa lama, prosesnya bagaimana. Semua terasa transparansi tanpa drama, kita tinggal duduk santai menunggu dengan nyaman dan pasti. Seharusnya lebih dimajukan lagi masalah birokrasi seperti ini, kita bisa memantau secara online proses pengurusan surat. Lebih praktis dan transparan. Tidak perlu repot untuk drama, kolaborasi warga Jakarta dan Pemprov DKI. Menarik bukan?
ADVERTISEMENT
3. Keamanan dan Kenyamanan Jakarta
(sumber photo : pexel)
Beberapa hari yang lalu, saya baca berita kumparan mengenai penyandraan ibu dan anak, pembegalan kendaraan, dan perampokan rumah membuat saya tidak nyaman dan aman di Jakarta. Mau pergi jadi selalu khawatir. Dimana kejahatan berada dimana - mana. Memang semua karena adanya kesempatan dalam kejahatan. Alangkah baiknya lebih di amankan kota Jakarta dari kejahatan yang tidak diinginkan. Pengawasan beberapa daerah oleh petugas keamanan. Lalu kita sebagai warga dapat memantau daerah mana yang sudah nyaman, saya terbayang seperti bermain video game. Dimana kita dapat melihat maps yang dapat mendeteksi sebuah kondisi di Jakarta, bukan hanya karena kemacetan, tetapi juga keamanan lingkungan.
4. Fasilitas Eksklusif
(sumber photo : kumparan)
ADVERTISEMENT
Permasalahan dalam berkendaraan umum adalah mencari tempat duduk. Misalnya kamu sedang hamil atau ada orang tua yang pergi dengan menggunakan fasilitas kereta api, sangat memprihatinkan bagi saya akan kurangnya empati warga Jakarta terhadap mereka yang tidak peduli atau hanya memikirkan kenyamanan diri mereka sendiri. Sulit memang memantau mana ibu hamil dan orang tua yang membutuhkan tempat duduk. Bagi saya Pemprov DKI, berikan inovasi untuk fasilitas ekslusif bagi mereka. Dukungan teknologi ketika mereka adalah orang yang membutuhkan fasilitas eksklusif. Teknologi aplikasi dengan scan barcode di kendaraan umum, bagi mereka yang yang membutuhkan tempat duduk. Sehingga ada paksaan bagi mereka yang mampu berdiri untuk memberikan fasilitas tersebut kepada yang lebih membutuhkan.
Menurut saya masih banyak yang harus diperbaiki di Jakarta, namun mengejar kemajuan dan memanfaatkan teknologi bagi saya adalah inovasi terbaik. Semoga pemimpin Jakarta berikutnya dapat membuat Jakarta lebih baik, transparan, dan pintar!
ADVERTISEMENT