Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten dari Pengguna
Efisiensi Anggaran: Ala Trump Dan Parbowo
16 Februari 2025 9:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Hermansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Efisiensi anggaran merupakan kunci dalam mengelola pemerintahan yang efektif dan berdaya guna. Setiap pemimpin memiliki cara unik dalam menyeimbangkan anggaran negara, mengurangi pemborosan, dan memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan memberikan manfaat maksimal bagi rakyat. Dua tokoh yang dikenal dengan pendekatan mereka terhadap efisiensi anggaran adalah Donald Trump di Amerika Serikat dan Prabowo Subianto di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana gaya mereka dalam mengelola anggaran? Apakah ada kesamaan dalam strategi keduanya?
Efisiensi Anggaran Ala Donald Trump
Sebagai seorang pengusaha, Donald Trump membawa gaya kepemimpinan bisnisnya ke Gedung Putih ketika menjabat sebagai Presiden AS (2017–2021). Pendekatannya terhadap anggaran negara didasarkan pada prinsip "America First", yang menekankan efisiensi, pengurangan pemborosan, dan memprioritaskan kepentingan domestik.
Beberapa langkah utama yang ia terapkan dalam efisiensi anggaran meliputi:
Pemangkasan Pajak: Trump menurunkan pajak korporasi dan individu melalui Tax Cuts and Jobs Act 2017, dengan harapan dapat meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Pengurangan Regulasi.: Mengurangi regulasi birokratis untuk mendorong efisiensi dan meningkatkan daya saing industri dalam negeri.
Pengurangan Bantuan Luar Negeri: Memotong anggaran bantuan internasional dan lebih fokus pada pengeluaran domestik.
ADVERTISEMENT
Militer yang Lebih Kuat dengan Biaya Efisien: Alih-alih menambah pasukan besar, Trump meningkatkan anggaran teknologi pertahanan dan persenjataan modern.
Namun, pendekatan ini juga menuai kritik karena dianggap lebih menguntungkan kelas atas dan meningkatkan defisit anggaran Amerika Serikat.
Efisiensi Anggaran Ala Prabowo Subianto
Sebagai Menteri Pertahanan Indonesia sejak 2019 dan calon presiden 2024, Prabowo Subianto memiliki pandangan tegas dalam efisiensi anggaran, terutama dalam sektor pertahanan. Pendekatannya mencerminkan kombinasi antara strategi militer, nasionalisme ekonomi, dan pengelolaan anggaran yang lebih efektif.
Beberapa langkah utama Prabowo dalam efisiensi anggaran:
Penguatan Alutsista dengan Model Efisien : Mengutamakan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dengan skema pembayaran jangka panjang yang tidak membebani anggaran negara secara langsung.
ADVERTISEMENT
Kerjasama Strategis: Menjalin hubungan dengan negara-negara seperti Prancis, Turki, dan Uni Emirat Arab untuk alih teknologi dan produksi bersama, sehingga biaya lebih efisien dibandingkan membeli langsung.
Peningkatan Ketahanan Pangan dan Energi: Sebagai bagian dari pertahanan negara, Prabowo juga menekankan pentingnya efisiensi dalam sektor pangan dan energi untuk mengurangi ketergantungan impor.
Pengurangan Kebocoran Anggaran: Memastikan transparansi dalam pengadaan alutsista agar tidak terjadi pemborosan dan korupsi.
Pendekatan Prabowo dalam efisiensi anggaran lebih berfokus pada penguatan kemandirian nasional dibandingkan sekadar pemangkasan pengeluaran.
Efisiensi anggaran adalah tantangan bagi setiap pemimpin. Trump dan Prabowo sama-sama memahami pentingnya mengelola anggaran dengan cermat agar dapat memberikan dampak maksimal bagi negara mereka.
Trump mengadopsi pendekatan "cut-costs and deregulate", sedangkan Prabowo lebih condong pada "strategic spending for national strength". Kedua model ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan akan selalu menjadi bahan diskusi dalam dunia politik dan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Lalu, model mana yang lebih efektif? Jawabannya tergantung pada konteks ekonomi dan kebijakan yang diterapkan di setiap negara.
Penulis: Hermansyah/ Dosen/ Ilmu Komunikasi/ Universitas Pamulang