Konten dari Pengguna

Menyoal Barang KW Pejabat dalam Perspektif Perilaku Konsumen

Herman Hermawan
Mahasiswa S2 MM - Univ.Paramadina
31 Maret 2023 15:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Herman Hermawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sekda Riau SF Hariyanto mengklarifikasi postingan gaya hidup mewah istrinya. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Sekda Riau SF Hariyanto mengklarifikasi postingan gaya hidup mewah istrinya. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Perbincangan mengenai barang KW kembali menjadi sorotan publik. Hal ini dikaitkan dengan perilaku pejabat di Indonesia yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM pada 24/03/2023.
ADVERTISEMENT
Barang KW identik dengan barang-barang yang menirukan barang asli yang memiliki merek terkenal dan telah dikenal secara global. Hal ini menjadi daya tarik seorang untuk memilikinya sebagai dari gaya hidup. Pesatnya perkembangan teknologi informasi khususnya media sosial menjadi salah satu faktor mudahnya mendapatkan informasi barang-barang yang sedang menjadi trend dari merek-merek global.
Sebagaimana kita ketahui bahwa harga barang yang asli dibandingkan dengan harga barang KW jauh berbeda, sehingga untuk dapat memiliki barang asli diperlukan kemampuan yang lebih untuk dapat memilikinya.
Produsen barang asli sudah tentu akan memberikan kualitas barang yang sepadan dengan nilai harga barang yang dikeluarkan oleh konsumen. Pembeli barang asli juga akan mendapatkan value yang sepadan dengan memiliki barang asli tersebut. Namun, fenomena pembelian barang KW ini menjadi menarik. Dengan kesadaran yang dimiliki oleh konsumen terhadap barang KW dan konsekuensi atas barang tersebut, toh barang KW tetap diminati.
ADVERTISEMENT
Pada perspektif perilaku konsumen, pembelian barang KW merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh konsumen dalam memenuhi hasratnya disertai dorongan dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
Teori yang dikemukakan oleh Maslow dalam hierarki kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Kebutuhan utama (Basic Needs)

Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian, dan lainnya yang menjadi kebutuhan dasar manusia

2. Kebutuhan Psikologis (Psikologis Needs)

Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan keamanan, pertemanan, kasih sayang, dan lainnya yang menjadi kebutuhan setelah kebutuhan dasar terpenuhi

3. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)

Kebutuhan ini mencakup pada kebutuhan akan status sosial, penghargaan dari orang lain, dan lainnya yang merupakan kebutuhan sosial seseorang dalam memuaskan dirinya.
Dalam konteks konsumsi barang-barang KW ini merupakan suatu keinginan dalam diri seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya kepada orang lain. Dengan memakai atau menggunakan produk yang branded tersebut maka nilai aktualisasi diri seseorang. Value barang yang dimiliki dirasakan mewakili prestige yang didapatkan, serta status sosial juga turut menjadi pencapaian tersendiri.
ADVERTISEMENT
Kita melihat bahwa fenomena yang ada tersebut diperlukan solusi bersama antara berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini dikarenakan secara integritas baik produsen barang KW maupun pembeli barang KW telah mengabaikan hak cipta dan kekayaan intelektual produsen barang asli dan juga negara sebagai pusat regulasi perekonomian. Upaya-upaya edukasi konsumen perlu ditingkatkan agar membeli barang asli, serta produsen-produsen berinovasi untuk menghasilkan produk prestige yang lebih terjangkau.