Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
HUT ASEAN KE-51 SEBAGAI TONGGAK KEBANGKITAN USAHA KECIL MENENGAH
21 Agustus 2018 15:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Hermawan Janu Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dengan peringatan HUT ASEAN ke-51, Kementerian Luar Negeri mengharapkan kepada perusahaan ritel berbasis teknologi informasi seperti Tokopedia, Shoopee, dan lain sebagainya untuk dapat memanfaatkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan memasarkan produk-produk unggulan Indonesia ke pasar ASEAN. Kementerian Luar Negeri meminta agar perusahaan ritel berbasis teknologi informasi tersebut dapat menjadi jembatan penghubung produk-produk antar negara ASEAN.
ASEAN kini menghadapi tantangan dunia yang cepat berubah. Tantangan yang dihadapi tersebut antara lain adalah bagaimana membangun “we feeling” di kalangan masyarakat ASEAN dan bagaimana dapat terus menjaga sentralitas ASEAN. Dalam membangun “we feeling” di bidang ekonomi, para pemimpin negara-negara ASEAN telah mewujudkan sebuah integrasi ekonomi ASEAN untuk menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN.
ADVERTISEMENT
MEA sendiri dapat memberi banyak keuntungan untuk para pelaku usaha kecil dan menengah dimana dengan MEA menjadikan ASEAN sebagai pasar dan produsen dari negara-negara anggotanya. Dengan MEA diharapkan dapat menjadi titik terjadinya kebangkitan dan revitalisasi usaha kecil menengah. Dalam konkritnya, dengan masyarakat ekonomi ASEAN, para pelaku usaha kecil dan menengah dapat memasarkan produk-produknya secara bebas ke sesama negara ASEAN.
Saat ini, dengan berkembangnya teknologi informasi, memasarkan produk tidak lagi memerlukan kehadiran fisik di suatu tempat (atau toko fisik). Para pelaku usaha dapat dengan mudah mengakses pasar ASEAN hanya dengan sapuan jarinya melalu telepon genggam atau komputer pribadinya di rumah masing-masing. Dengan bantuan perusahaan ritel berbasis teknologi informasi seperti Tokopedia, Shoopee, dan lain sebagainya para pelaku usaha dapat memasarkan produk-produknya ke pasar ASEAN. Disini peran penting perusahan ritel berbasis teknologi informasi dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Dengan kesadaran terhadap MEA di HUT ASEAN ke-51 ini, diharapkan kesempatan pasar yang terbuka menjadi semakin luas dan juga tingkat kompetisi akan terus meningkat. Semakin tinggi kompetisi pada kualitas, tentu saja membuat produsen menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan dan memasarkan produk-produknya.
MEA sendiri baru diberlakukan sejak tahun 2015 yang lalu. Sebelumnya, pasar Asia lebih banyak didominasi oleh Tiongkok dan India. Namun dengan kehadiran MEA, ASEAN kini telah menempati peringkat ketiga dalam pasar ASEAN. Produk dari usaha kecil menengah Indonesia semakin diminati oleh masyarakat internasional. Pada dasarnya, usaha kecil menengah memang menjadi sasaran dan fokus utama dari pembentukan MEA ini.
Di lain sisi, dampak negatif yang dihadapi dari implementasi MEA adalah pada pasar tenaga kerja dan tenaga ahli Indonesia yang masih kalah bersaing dengan tenaga kerja dan tenaga ahli asing dari sesama negara ASEAN. Salah satu kelemahan dari tenaga kerja dan tenaga ahli Indonesia terutama kendala bahasa.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, harmonisasi kebijakan pemerintah dapat menjadi kebangkitan Indonesia untuk mendominasi pasar ASEAN baik di bidang usaha kecil menengah maupun pasar tenaga kerja dan tenaga ahli.
Selain itu, dalam mengadapi MEA, pemerintah diharapkan dapat mendorong peningkatan penggunaan sistem teknologi informasi yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Teknologi informasi telah digunakan oleh sebagian besar negara-negara ASEAN lainnya, sedangkan Indonesia tingkat perhatian investasi di bidang sistem teknologi informasi masih rendah. Pemanfaatan teknologi informasi ini dapat membantu dalam proses administrasi dan modernisasi yang menciptakan metode dan budaya yang lebih efektif.
Sistem perdagangan daring (online) pun perlu mendapatkan perhatian pemerintah untuk mensukseskan implementasi MEA. “ASEAN sendiri telah membuat ASEAN Agreement on e-Commerce sebagai alat penyokong perdagangan secara elektronik” tegas Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri. ASEAN Agreement on e-Commerce harus dimanfaatkan secara maksimal oleh Indonesia.
ADVERTISEMENT