Konten dari Pengguna

Camelia sinensis dari Masa ke Masa

Herta Novalina Sipayung
Peneliti di bidang Agronomi, ilmu tanah dan agroekologi. Lulusan program Doktoral National Chung Hsing University.
2 Oktober 2024 18:16 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Herta Novalina Sipayung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Struktur tanaman teh Camellia sinensis (Foto pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Struktur tanaman teh Camellia sinensis (Foto pribadi)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Camellia sinensis berasal dari Asia Timur, India, dan Asia Tenggara, tetapi saat ini dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah tropis dan subtropis. Tanaman ini merupakan semak hijau atau pohon kecil yang biasanya dipangkas hingga di bawah 2 m saat dibudidayakan untuk diambil daunnya.
Tanaman ini memiliki akar tunggang yang kuat. Bunganya berwarna kuning-putih, berdiameter 2,5–4 cm, dengan tujuh atau delapan kelopak. Butiran serbuk sari C. sinensis, biji C. sinensis dan C. oleifera dapat diperas untuk menghasilkan minyak teh, bumbu manis dan minyak goreng yang tidak boleh disamakan dengan minyak pohon teh, minyak esensial yang digunakan untuk keperluan medis dan kosmetik, dan berasal dari daun tanaman yang berbeda.

Apa itu Camellia sinensis?

Camellia didefinisikan sebagai "salah satu genus semak atau pohon dari keluarga teh." Definisi lebih lanjut mencakup deskripsi semak hias rumah kaca dengan bunga seperti mawar dan daun mengilap. Kata tersebut berasal dari bahasa Latin.
ADVERTISEMENT

Apa Arti sinensis?

Sinensis adalah nama Latin yang berarti Tiongkok dan merujuk ke tempat di mana semak Sinensis dibudidayakan kemudian ditemukan oleh penjelajah dari Eropa.

Sejarah Singkat Camellia sinensis, Tanaman Teh

Sejarah teh dimulai pada tahun 2737 SM ketika kaisar Tiongkok Nong Shen memiliki sepanci air mendidih di kebunnya. Pohon Camellia Sinensis tumbuh di atas sepanci tersebut. Daun-daun jatuh ke dalam sepanci dan meresap ke dalam air panas. Legenda mengatakan bahwa kejadian itu terjadi secara kebetulan, dan kaisar menemukan bahwa daun-daun tersebut memberikan rasa yang unik pada air.
Ia meneliti lebih lanjut khasiat daun dan kegunaannya dalam minuman panas yang diseduh. Selain itu, khasiat obat teh ditemukan saat semakin banyak orang mulai meminum infus tersebut, dan minuman tersebut menyebar ke negara-negara lain.
Tanaman teh jenis Camellia sinensis (Foto pribadi)

Popularitas Teh Mulai Menyebar

Tidak dapat dipastikan apakah legenda penemuan teh oleh kaisar Tiongkok Nong Shen merupakan kisah nyata atau mitos, tetapi catatan sejarah faktual setidaknya menunjukkan bahwa teh digunakan di Tiongkok kuno untuk tujuan pengobatan.
ADVERTISEMENT

Fakta

Berikut ini beberapa fakta dan kronologi tambahan mengenai perkembangan teh:
Bunga tanaman teh Camellia sinensis. (Foto pribadi)
Sejarah mencatat bahwa tanaman teh (Camellia sinensis) pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1684, berupa biji teh dan diduga teh sinensis dari Jepang yang dibawa oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Andreas Cleyer, dan teh ini ditanam sebagai tanaman hias di Batavia. F. Valentijn, seorang rahib, juga melaporkan padatahun 1694, bahwa ia melihat tanaman teh sinensis di halaman rumah gubernur jenderal VOC, Camphuys, di Batavia.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-18 mulailah berdiri pabrik-pabrik pengolahan dan pengemasan teh yang didukung oleh VOC di Nusantara.
Setelah berakhirnya pemerintahan Inggris di Nusantara, pemerintah Hindia Belanda mendirikan Kebun Raya Bogor sebagai kebun botani pada tahun 1817. Pada tahun 1826 tanaman teh melengkapi koleksi Kebun Raya, diikuti pada tahun 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Dari sini dicoba penanaman teh dalam skala luas di daerah Wanayasa kabupaten Purwakarta dan lereng Gunung Raung di Banyuwangi.
Pada tahun 1828 di Jawa mulailah dibangun perkebunan skala besar yang dipelopori oleh Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, seorang ahli teh di jawa. Ini terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal van den Bosch. Teh pun menjadi salah satu tanaman yang terlibat dalam Cultuurstelsel.
ADVERTISEMENT
Teh kering olahan dari Jawa tercatat pertama kali diterima di Amsterdam pada tahun 1835, Setahun berikutnya, dilakukan swastanisasi perkebunan teh.
Teh jenis assamica mulai masuk ke Indonesia di Jawa didatangkan dari Sri Lanka Ceylon pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat ang sekarang menjadi lokasi Pusat Penelitian Teh dan Kina. Karena sangat cocok dan produksinya lebih tinggi, secara berangsur pertanaman teh sinensis diganti dengan teh assamica, dan sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas. Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh pertama di luar Jawa, yaitu di daerah Simalungun daerah Sidamanik, Sumatera Utara.